Widget HTML #1

Sebuah Catatan Tentang Pingkan 2: Seperti Daisy di Musim Semi

Judul: Serial Pingkan 2, Seperti Daisy di Musim Semi
Penulis: Muthmainnah
Penerbit: Gizone Book (Imprint Indiva)
ISBN: 978-602-8277-42-6
Harga: Rp 30.000

Biar nyambung sama komentar saya, berikut saya kopaskan sinopsis Pingkan 2, seperti yang terdapat di halaman belakang buku tersebut!

Beth bangkit mendekati Pingkan. “Come.” Dia membuka tangannya. Seperti orang buta Pingkan menyuruk dalam rengkuhan Beth. Ada isak yang terlepas dari bibirnya. Kerongkongan Beth tersekat. Beth mengerti Pingkan baru saja mengalahkan badai perasaan yang yang meluluhlantakkan.
Pingkan berusaha memenangkan kepatutan daripada perasaan. Bagi Pingkan yang cuek, tomboy, dan manja, ini prestasi luar biasa. Beth tahu ada kesedihan yang teramat sangat di dalam diri Pingkan. Ah, Pingkan yang tercerabut dari dunia remaja dan dipaksa tiba-tiba menjadi milik seseorang yang asing.
“I am proud of you, Sweetie. Really proud of you,” bisiknya serak. Matanya basah. 



*** 
Setelah di edisi pertama Pingkan mendapat sambutan yang fantastis dengan terjual lebih dari 40.000 eks, Pingkan kembali menyapa penggemarnya. Kini Pingkan sudah lebih dewasa. Pingkan yang cerdas, cantik, humoris, berkarakter, telah menemukan jalan gilang gemilangnya. Ia tetap bintang Universitas Murdoch, Perth, Australia! Hanya saja, kebintangan itu ternyata mendapatkan ujian: kasus Sister Khalda, Reni, hingga badai perasaan yang dihembuskan lelaki bernama Rizal! Pingkan seakan lenyap dilumat realitas. Tapi Pingkan harus mengalahkan badai itu, agar tetap bersinar sebagai bintang! Inilah kisah Pingkan yang mengharu biru, sekaligus kocak, menyentuh, juga membuat pipi memerah jambu

Catatan Saya

Setelah di edisi pertama Pingkan mendapat sambutan yang fantastis dengan terjual lebih dari 40.000 eks, Pingkan kembali menyapa penggemarnya. Kini Pingkan sudah lebih dewasa. Pingkan yang cerdas, cantik, humoris, berkarakter, telah menemukan jalan gilang gemilangnya. Ia tetap bintang Universitas Murdoch, Perth, Australia! Hanya saja, kebintangan itu ternyata mendapatkan ujian: kasus Sister Khalda, Reni, hingga badai perasaan yang dihembuskan lelaki bernama Rizal! Pingkan seakan lenyap dilumat realitas. Tapi Pingkan harus mengalahkan badai itu, agar tetap bersinar sebagai bintang! Inilah kisah Pingkan yang mengharu biru, sekaligus kocak, menyentuh, juga membuat pipi memerah jambu.
Akhirnya, kelanjutan buku favorit saya ini terbit juga. Seperti di buku pertama, Muthmainnah mencoba menawarkan ide-ide tentang sosok muslimah ideal, dalam balutan kekocakan, keharuan, sentilan-sentilan meremaja yang cukup mampu menyamarkan gaya menggurui. Asyiklah, membaca novel ini. Ada penyegaran, tapi enggak kerasa tengah disegarkan.

Ada juga soal cinta. Si Rizal, 'ikhwan tua' yang pernah disinggung di Pingkan 1, yang oleh keluarga--khususnya Uni Lis--sangat diharapkan menikah dengan Pingkan, kembali datang! Dan cukup menempati porsi lumayan banyak di buku kedua ini. So, lumayan juga denting-denting hati bermain di sini.

Gaya bahasa Muthmainnah yang lugas, pendek-pendek dan to the point, jujur membuat saya yang senang dengan bahasa yang panjang dan 'mendayu-dayu' merasa harus 'sport jantung'. Mirip saat sedang OPSPEK di kampus. Biasa makan minimal 15 menit, dipaksa 5 menit harus sudah tanda itu piring.

Akan tetapi, senang juga baca buku ini. Banyak memberikan asupan semangat. Selamat buat Teh Muthmainnah alias Maimon Herawati.

1 komentar untuk "Sebuah Catatan Tentang Pingkan 2: Seperti Daisy di Musim Semi"

Comment Author Avatar
salam buat penulisnya ya mba.. saya termasuk penggemar pingkan jaman SMA (16 tahun lalu ya?), sampai-sampai teman yang non muslim pun suka baca novel ini.

Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!