Jangan Kau Kosongkan Gelasmu Sekaligus!


Anda mungkin pernah melihat, saat seorang anak kecil mendadak menangis keras-keras, berguling-guling, dan sepertinya belum mau berhenti sebelum semua kegusaran dia ekspresikan. Kursi-kursi yang dibanting, buku-buku yang berantakan, mainan yang bertebaran, bahkan mungkin baju yang digunting-gunting.

Anda juga pernah melihat seorang penggemar yang begitu histeris bertemu sosok yang dikaguminya. Lalu dia berteriak-teriak, mengejar-ngejar, meminta tanda-tangan, dan bahkan 'men-dor' si sosok tatkala dia merasakan patah hati yang dalam karena si sosok ternyata tak membalas amukan gelombang cintanya yang ekstrim. Beberapa artis mengalami kematian tragis semacam itu, ditembak fansnya, seperti Selena Perez yang dihabisi oleh ketua fans-club-nya sendiri, Yolanda Saldivar. Juga John Lennon yang ditembak Mark Chapman, yang tak lain juga penggemar setia The Beatles.
Atau, mungkin pernah melihat seorang ibu yang mendadak 'demam' saat di tangannya tergenggam segepok uang berbau bank yang resmi menjadi miliknya. Demam itu terekspresikan dengan mendatangi pusat perbelanjaan dan memborong semuanya sekaligus hingga duit ludes tak tersisa.

Dalam dosis yang tak terlalu berat, kita semua sama-sama pernah memperhatikan--bahkan juga mengalami ^_^--tatkala kita merasakan 'kotak sampah' dalam diri kita begitu penuh, lalu kita semburkan sejadi-jadinya di ruang publik, seperti media sosial.

* * *

Sebenarnya, saya mau ngobrol soal apa sih? Kok spektrum pembahasannya begitu melebar, mulai dari anak yang tantrum hingga pembunuhan sadis para selebritis.

Eit, meski melebar, coba tarik ke satu garis yang menjadi benang merah obrolan saya: PENUANGAN. Iya, penuangan, serius! Penuangan, kalau diintip ke kbbi.web.id berarti proses/cara perbuatan menuang. Kata dasarnya TUANG, artinya curah atau tumpah. Penuangan adalah proses cara perbuatan menumpahkan atau mencurahkan.

Apa yang kita tuang di sini? Emosi, energi, perhatian, cinta, ide, bahkan juga uang. Percayakah, bahwa seni menuang, kepintaran mencurahkan, ternyata berbanding lurus dengan tingkat kedewasaan. Karena itu, dalam kedewasaan finansial misalnya, kita menemukan bahwa orang yang dewasa dalam bidang ini adalah orang yang benar-benar mampu membedakan apa itu kebutuhan, dan apa itu keinginan. Dia tidak menuangkan sekaligus apa yang dia punya, tetapi hanya untuk sesuatu yang dibutuhkan. Karena dia tahu, hidup itu panjang!

Pelari maraton yang ahli, dia tak akan menumpahkan seluruh energinya untuk memenangkan pertandingan pada seratus meter pertama dengan berlari sekencang-kencangnya. Karena dia tahu, bahwa jika itu dia lakukan, itu sama dengan bunuh diri. Dia memahami, medan yang dia tempuh sangat panjang, dan untuk itu dia harus berhemat dengan energi.

Para pecinta yang tangguh pun tak akan terlalu ekspresif dan gila-gilaan dalam mencintai. Karena dia menyadari, segala sesuatu itu ada batasnya. Cinta akan mudah berubah menjadi benci ketika pelakunya mencintai seseorang sebagaimana air bah yang menggelegak dengan segenap kekuatannya, serta limpahan yang melebihi kapasitas sungai yang harus dialirinya.

Sosok yang dewasa pun tak akan sudi mencurahkan kemarahan dengan dahsyat, karena energi untuk marah semarah-marahnya itu akan membajak amunisi yang mestinya bisa dia manfaatkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Jadi, percayakah Anda, bahwa kedewasaan itu, salah satu poinnya adalah bagaimana Anda terampil dalam menuang? Menuang apapun, bahkan juga menuang kopi atau teh ke dalam gelas Anda, dan menuang minuman itu ke mulut kita. Jangan pernah kosongkan gelas sekaligus!

Keterangan: gambar dari shutterstock.com

9 komentar untuk "Jangan Kau Kosongkan Gelasmu Sekaligus!"

Comment Author Avatar
"Sosok yang dewasa pun tak akan sudi mencurahkan kemarahan dengan dahsyat, karena energi untuk marah semarah-marahnya itu akan membajak amunisi yang mestinya bisa dia manfaatkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat."

^ Setuju ama kutipan ini. Soalnya marah itu capek.... >.< Akhir-akhir ini saya juga berusaha buat keliatan kayak orang gak punya emosi di sosmed. Abisnya kesian yang liat status saya kalo pagi-pagi saya udah mengeluh, curhat galau, dll.... :D
Comment Author Avatar
Kan yang penting nggak dituang habis, Okta? hehehe
Comment Author Avatar
Permisi mbak, minumnya sudah? Gelasnya mau saya bereskan :D :D :D
Comment Author Avatar
Belum, masih ingin menikmati tetes terakhir :-p
Comment Author Avatar
Adduh, saya masuk kategori apa ya dari caraku menuang? *berpikir ;p
Comment Author Avatar
Saya tak perlu menjawab komentar ini, kan? :-D
Comment Author Avatar
Memilih untuk menuangkannya pada yang terpercaya *gelar sajadah

Karena, menggalau di sosmed itu seperti lagi dadah-dadah dan teriak minta duit segepok sama pilot pesawat yang lagi lewat *kutipan kitab sakti :D

Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!