Ini Lho, Rahasia Memasak Sup Tulang Kambing Alias Tengkleng Khas Solo
Suatu hari, seorang teman pernah guyon kepada saya, bahwa jika zaman dahulu di Arab ada tengkleng alias sup tulang kambing, mungkin makanan ini akan jadi favorit Rasulullah SAW. Rasulullah memang penggemar daging kambing, dan bagian favorit beliau adalah kaki kambing. Teman saya ini tidak salah, sebab dalam sebuah hadist, disebutkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah disuguhi daging. Bagian kaki (dari daging itu atau paha) diberikan kepada Beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukainya, maka beliau menggigit daging itu”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Anda pernah main ke kota Solo? Salah satu kuliner yang paling
diburu, baik oleh pendatang maupun warga asli adalah tengkleng kambing. Tengkleng ini sejenis sup dari tulang kambing, baik kepala, kaki, maupun bagian lainnya. Tetapi, tentu saja tak hanya tulang saja yang dimasak, tetapi tulang yang masih menyisakan banyak daging. Disebut sup juga sebenarnya tidak terlalu tepat, sebab, sebagian masyarakat kota Solo, sering memasak tengkleng dengan menggunakan santan. Tetapi, ada juga yang tidak. Tergantung selera, begitulah. Kalau suami saya sih, lebih senang tengkleng yang dimasak tanpa santan. Lebih sehat, begitu katanya.
Tengkleng, nama itu terdengar aneh, ya? Dalam bahasa Jawa, tengkleng diucapkan dengan kata thengkleng, 'th' dibaca seperti 'tha' pada aksara Arab. Meski aneh, ketika kita
menyantap hidangan ini, rasanya benar-benar mantap. Beberapa warung sate
kambing di Solo, biasanya menyediakan hidangan ini dengan harga yang tak
terlalu mahal. Harga satu porsi berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 40.000,-
Tak sulit, menemukan makanan ini di Solo.
Nah, kalau kalian ingin memasak sendiri hidangan ini,
khususnya saat kembali ke daerah masing-masing, berikut ini cara memasak
thengkleng kambing menurut Ibu Dinar, owner
dan manajer Dinar Aqiqah yang berlokasi di Kadipiro, Banjarsari, Solo. Dalam
sebulan, Ibu Dinar bisa mengerjakan ratusan paket aqiqah dengan menu utama
hidangan daging kambing. “Biasanya saya memasak tiga jenis hidangan sekaligus,
sate, tongseng, dan thengkleng.
Kadang juga ada yang minta gule.” Karena itu, Ibu Dinar sudah sangat
berpengalaman dalam memasak thengkleng yang superlezat.
Untuk memasak thengkleng,
kita membutuhkan:
Bahan-bahan:
Tulang kambing yang masih
menyisakan daging, dan juga bagian kepala dan santan.
Bumbu:
Kemiri, bawang merah, bawang putih, kunyit, lengkuas,
jahe, merica, ketumbar, gula merah, garam, serai, daun salam, daun jeruk.
“Itu yang standard, ya, tapi kalau saya punya tambahan
resep, yaitu dengan menggunakan kapulaga arab. Jangan lupa, agar aroma semua
bumbu pawon itu keluar, jemur dulu sampai benar-benar kering,” ujar Ibu Dinar.
“Inilah repotnya, kalau pas musim hujan, kadang sulit bikin thengkleng yang
benar-benar maknyus, karena sulit mengeringkan bumbu pawon dengan kadar air
sangat minimal.”
Pawon dalam bahasa Jawa artinya dapur. Bumbu pawon adalah
istilah untuk menyebut bumbu-bumbu tradisional semacam lengkuas, jahe, kunyit
dan kapulaga.
“Langkahnya, pertama rebus tulang kambing sampai empuk. Lalu
tumislah bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan, dan masukkan ke rebusan tulang
tersebut. Kecilkan api, dan biarkan bumbu-bumbu itu meresap ke tulang-tulang
tersebut. Setelah itu, masukkan santan, dan biarkan beberapa saat sampai kuah
agak kental. Lalu, hidangkan dengan taburan bawang goreng.” Tutur Ibu Dinar.
“Oya, sebaiknya, kambing yang mau dimasak jangan dicuci
dulu, nanti bisa sepo (hambar—ed.). Rebus dulu aja dengan air sebentar, lalu
buanglah air rebusan tersebut, dan ganti dengan air bersih lainnya. Selamat
mencoba, ya!”
Yuk, coba aja!
1 komentar untuk "Ini Lho, Rahasia Memasak Sup Tulang Kambing Alias Tengkleng Khas Solo"
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!