Sakit Hati Kok Dipelihara, Awas Inilah 5 Bahaya Memendam Sakit Hati!
Adakah di antara pembaca blog ini yang memiliki hobi “memendam sakit hati?” Wah, ini hobi mengerikan. Bukan sekadar memendam, tetapi kadang juga menikmati, dan tak pernah punya keinginan untuk mengobati. Bahkan, sakit hati menjadi semacam motivasi tersendiri dalam melakukan aktivitasnya.
Setiap manusia, pasti memiliki masa lalu. Ada kenangan yang
menggembirakan dan selalu menghadirkan senyum. Juga ada kenangan buruk yang
membuat tak sekadar air mata berderai, tetapi juga diiringi perasaan geram dan
dendam yang berkepanjangan. Kadang, pengalaman buruk itu benar-benar sangat
membekas dan memicu diri untuk selalu membalas.
Hal ini terjadi karena kita merasa diperlakukan tidak adil,
seperti dikhianati, dizalimi, dirampas kebahagiaannya dan sebagainya. Sungguh
sangat wajar, jika dendam nan berkepanjangan selalu membayang-bayangi hari
kita.
Meski begitu, memelihara dendam bukan suatu hal yang
dianjurkan. Dalam ajaran agama, kita dianjurkan untuk banyak memaafkan dan
menahan amarah. Sementara, dari sisi kesehatan pun, ada beberapa bahaya terus
menerus memendam sakit hati dan tidak mau saling memaafkan.
Menyebabkan Sakit Jantung
Ternyata, terus-menerus memendam perasaan sakit hati, akan
membahayakan jantung kita. Menurut webmd.com (29/9/2010), perasaan kecewa dan
sakit hati, membuat detak jantung melambat sesaat, bahkan lebih lama.
Sedangkan dikutip dari kompas.com (14/12/2017) patah hati
dan tekanan emosional bisa memicu serangan jantung dan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan kerusakan jantung. Tentu ini sangat merugikan kita, bukan? Sebab,
serangan jantung merupakan salah satu penyakit yang sangat mematikan.
Sistem Pencernaan Terganggu
Dilansir dari webmd.com (29/9/2010), patah hati juga bisa
mengganggu sistem saraf otonom yang mengontrol sistem pencernaan. Jika sakit
hati terus dipelihara, maka akan terjadi kerusakan sistem pencernaan, seperti
sakit lambung dan sebagainya. Apalagi, ditambah dengan munculnya depresi yang
biasanya memicu perasaan tidak nafsu makan.
Depresi Berkepanjangan dan Bunuh Diri
Saat patah hati, menurut hellosehat.com (6/9/3027), hormon
dopamin dan oxytocin menurun, dan hormon stres alias kortisol naik. Akibatnya,
kita akan dicekam perasaan depresi yang menyakitkan, hingga dapat memicu
tindakan ekstrim seperti menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Hipertensi
Saat patah hati, biasanya tekanan darah juga akan naik, yang
bisa berimplikasi pada penyakit-penyakit lain seperti stroke, serangan jantung
atau gagal ginjal.
Gangguan Psikologis
Banyak orang mengalami masalah kejiwaan disebabkan karena
patah hati yang terus-menerus dipelihara, dan tidak ada motivasi untuk
menyembuhkannya. Menurut situs psychologytoday.com (23/5/2015), patah hati
adalah suatu hal yang tak terhindarkan. Secara psikologis, patah hati bisa
menimbulkan gangguan kejiwaan, akan tetapi, jika diresapi dan dinikmati, patah
hati justru sarana menuju kedewasaan.
Sakit hati tidak boleh dipelihara. Akibatnya sangat
berbahaya. Maka, mumpung masih di momen lebaran, mari kita buka pintu hati
masing-masing untuk bisa memaafkan dan tidak gengsi meminta maaf.
Posting Komentar untuk "Sakit Hati Kok Dipelihara, Awas Inilah 5 Bahaya Memendam Sakit Hati!"
Posting Komentar
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!