Setelah Hiruk Pikuk Tahun Baru Berlalu, Kita Mau Apa?
Tak terasa, hiruk pikuk tahun baru sudah berlalu. 2018 sudah
bergulir lebih dari setengah bulan. Euforia telah limit tanpa sisa. Rentetan
suara petasan, sinar suminar nyala kembang api yang menyengat malam, bocah-bocah
ABG yang begadang semalaman sembari berpesta, konvoi keliling kota naik motor
ceper, atau nonton film hingga larut malam, sudah terlupakan dengan begitu
cepat.
Lalu, kita kembali pada sesuatu yang terus saja menjerat kita dengan begitu kuat: rutinitas!
Rutinitas memang membuat kita sering tak jenak memandang
sesuatu dengan detail. Kita digilas putaran waktu, yang tanpa sadar membuat
kita menua dengan cepat, tanpa kita punya daya untuk sekadar mengisi hari-hari
yang cepat itu dengan sesuatu yang bermanfaat.
Tapi, jangan pernah mau tunduk dengan rutinitas yang
menjemukan. Selakan barang beberapa saat untuk berhenti, duduk di tempat yang
sepi dan hening, mengatur napas dan mencoba melakukan 3 aktivitas penting ini.
Pertama, Kontemplasi
Sebagaimana dikutip dari kbbi.web.id (29/12/2017),
kontemplasi bermakna renungan dan sebagainya dengan kebulatan pikiran atau
perhatian penuh; sedangkan berkontemplasi berarti merenung dan berpikir dengan
sepenuh perhatian. Saat berkontemplasi, kita duduk, diam, mengaitkan satu demi
satu pengalaman hidup yang kita alami.
Dengan kontemplasi, kita belajar membaca diri sendiri,
menganalisis sebuah peristiwa, dan mencoba lebih memahami “mengapa begini” dan
“mengapa begitu”, sehingga akhirnya kita bisa menemukan jawaban atas kelit
kelindan peristiwa yang menimpa kita.
Kontemplasi akan membuat kita menjadi lebih bijaksana.
Bahkan, beberapa teori mencoba menghubungkan hubungan antara kontemplasi dengan
ekstansi. Banyak melakukan kontemplasi akan membuat kita semakin mudah
ber-ekstansi, atau mencerap, menikmati dan merasakan sesuatu yang indah—meski
dari sesuatu yang terlihat simpel dan sederhana.
Akan lebih menarik jika proses kontemplasi ini dilakukan di
tempat-tempat sepi dengan panorama yang menawan. Misal sembari camping di tepi
pantai, atau di puncak gunung. Dijamin proses ekstansi kita akan melesat pada
satu titik yang menakjubkan. Kita akan menyadari bahwa hidup itu ternyata
sangat indah, bahwa nikmat yang diguyurkan Sang Pencipta kepada kita ternyata
sangat berlimpah dan tak mampu kita hitung banyaknya.
Kedua, Evaluasi
Sebagaimana dilansir dari jurnalmanajemen.com (2/11/2017),
evaluasi adalah bagaimana kita menilai secara objektif tentang proses
pencapaian kita pada masa yang lalu. Dari proses evaluasi kita juga akan
mengetahui apa saja kendala-kendala yang kita alami pada masa lalu. Evaluasi
ini sangat penting, sebab bisa menjadi acuan kita untuk menentukan apa-apa saja
yang harus kita lakukan pada periode yang akan datang. Kita tentu ingat dengan salah satu peribahasa
terkenal ini: “keledai tak akan jatuh ke lubang yang sama.”
Tanpa evaluasi kita akan sangat mungkin terperosok kepada
lubang yang itu-itu juga. Jika itu kejadiannya, maka kita bisa disebut lebih
buruk daripada keledai, padahal selama ini keledai dianalogikan sebagai
binatang yang kurang berakal alias bodoh.
Ketiga, Resolusi
Dalam kbbi.web.id (29/12/2017), resolusi bermakna: putusan
atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh
rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan
tentang suatu hal.
Secara mudah, resolusi dimaknasi sebagai niat bulat kita
untuk melakukan sesuatu. Mungkin kita sudah terlalu terlambat berbicara soal
resolusi, karena momen tahun baru sudah berlalu. Tetapi, terlambat lebih baik
daripada tidak melakukan apa-apa. Jadi, segera saja buatlah resolusi tentang
apa yang harus kita lakukan selama satu tahun ke depan. Tentukan juga
targetnya.
Ini salah satu contoh resolusi seorang mahasiswa tingkat
akhir yang punya hobi menulis.
1.
Lulus ujian sarjana dengan IPK cum laude,
syukur-syukur jadi wisudawan terbaik
2.
Diterima kerja di perusahaan bonafid yang
bergerak di bidang sesuai pendidikan
3.
Gaji pertama untuk mengajak ayah dan ibu
berwisata ke tempat idamannya
4.
Berhasil menulis 12 cerpen dan 12 artikel
5.
Berhasil menulis dan menerbitkan buku pertama
Tulis resolusi itu dengan huruf yang besar serta indah dan
tinta yang jelas. Jika perlu, pasang kertas itu di tempat yang setiap hari kamu
saksikan, misal di cermin tempat kita biasa berdandan. Resolusi itu akan
memberikan semacam dorongan psikologis tersendiri, yang membuat kita
bersemangat mencapainya.
Bagaimana? Siap mencoba?
Posting Komentar untuk "Setelah Hiruk Pikuk Tahun Baru Berlalu, Kita Mau Apa?"
Posting Komentar
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!