Widget HTML #1

Mengatasi “Morning Sickness” Saat Hamil Muda

Link gambar: silakan klik sini!
Morning Sickness, adalah istilah yang sering dipakai untuk menyebutkan gejala nausea (mual), emesis gravidarium  (muntah-muntah karena kehamilan), atau biasa kita sebut dengan mabuk, masa ngidam atau teler saat hamil muda.

Morning sickness memang biasanya terjadi pada trimester pertama. Namun banyak pula yang berlanjut hingga trimestes kedua, bahkan sepanjang masa kehamilannya. Disebut morning sickness, karena lazimnya “penyakit” ini menyerang pada pagi hari. Pada praktiknya, ada yang mengalami morning sickness di siang, sore, malam atau sepanjang hari. Konon, 60 hingga 80 % perempuan yang mengalami kehamilan pertama, dan sekitar 40-60% perempuan yang hamil kedua, ketiga dan seterusnya mengalami serangan ini. Hanya saja, masing-masing perempuan mungkin mengalami level morning sickness yang berbeda-beda. Ada yang sangat berat sampai-sampai harus dirawat di rumah sakit, sedang, hingga ringan.

Mengapa bisa demikian? Saat hamil muda, perempuan memang mengalami perubahan hormonal yang drastis, yang menyebabkan terjadi perubahan metabolisme pada tubuh. Naiknya kadar hormon estrogen dan hCG, akan menyebabkan perubahan peristaltik yang membuat asam lambung meningkat. Nah, gejala yang paling sering terjadi adalah kembung, konstipasi (susah buang air besar), lebih sering lapar atau nafsu makan meningkat, menginginkan makanan tertentu (mengidam), mual (nausea) dan muntah-muntah (emesis).

Saya sendiri, dari empat kehamilan, juga tak luput dari serangan morning sickness. Namun, alhamdulillah kehamilan saya termasuk “baik-baik” saja. Bahkan, saat hamil muda anak ketiga, saya sempat melancong ke Lampung Timur menggunakan bus dan menyeberangi Selat Sunda dengan Fery selama total perjalanan sekitar 20 jam, dan ditambah 20 jam saat perjalanan pulang ke Solo. Saat kehamilan keempat (saat ini tengah saya jalani), saya juga enjoy saja bepergian ke luar kota, bahkan lintas provinsi, dengan frekuensi yang cukup kerap. No problem. Iya sih, tetap mual dan muntah, tetapi semua bisa diatasi dengan baik.

Morning sickness memang peristiwa yang lazim terjadi. Akan tetapi, sesungguhnya kita bisa meminimalisir serangan ini. Berikut ini adalah trik yang saya lakukan untuk menghadapi serangan morning sickness.
1.      Hindari rasa lapar. Jangan sampai kita terserang lapar, apalagi sampai lapar yang parah. Konsumsilah makanan dengan porsi yang sedikit, tetapi sering. Kita boleh makan 4 hingga 5 kali sehari, dengan jumlah yang lebih sedikit dari biasanya. Sediakan selalu camilan di tempat terdekat kita, misal biskuit. Memang, awal-awalnya terasa sangat tidak enak, tetapi jika makanan dipaksa masuk, kondisi tubuh akan lebih baik. Tak ada salahnya jika kita mencoba mencari makanan yang saat itu memang kita inginkan.
2.      Kurangi lemak, perbanyak karbohidrat dan protein. Lemak seringkali membuat kondisi semakin buruk. Maka, saat hamil muda, biasanya saya menghindari gorengan. Lebih senang makanan yang direbus atau dibakar, misal ketela atau kentang rebus.
3.      Makan segera setelah muntah. Jika Anda memang merasakan mual dan ingin muntah, muntahkan saja dengan tuntas. Setelah itu, segera makan. Dengan alasan tubuh lemas, seusai muntah jangan langsung tiduran atau justru menghindari makan, karena lambung yang kosong justru akan semakin membuat mual itu kian menjadi-jadi.
4.      Mengonsumsi banyak sayur, buah dan air putih. Konstipasi adalah kondisi yang memperparah keadaan, karena kita akan semakin mual. Oleh karena itu, banyaklah mengonsumsi sayur dan buah. Bayam, kangkung, kenikir, selada dan sebagainya, biasanya cukup saya rebus sebentar dan saya makan dengan sambal. Awas, sambalnya jangan terlalu pedas! Saya juga sangat senang ‘ngemil’ buah.
5.      Menjauhi kopi dan teh. Saya termasuk pecinta kopi dan teh. Tetapi, saat hamil muda, saya usahakan lepas 100% dari kopi dan teh. Kafein pada kopi dan teh akan berefek buruk terhadap lambung, selain menyebabkan kita lebih banyak memproduksi urine (kencing).
6.      Berpikir positif dan menyibukkan diri dalam berbagai aktivitas. Para senior sering menasihati, bahwa ‘teler’ saat hamil muda bisa dilawan dengan ‘sugesti’. Setelah saya praktikkan, ternyata sangat jitu. Dari awal, saya kuatkan tekad bahwa meski hamil saya tetap sehat, saya bisa menjalani dengan baik, dan tetap beraktivitas seperti biasa, meski tentu saja tak seberat saat kondisi normal. Ruhiyah yang baik, akan sangat membantu keadaan. Pernah saat dalam kondisi benar-benar mabuk, saya obati dengan membaca Al-Quran, ternyata rasa tak keruan yang menyerang saya bisa sembuh. Kondisi kejiwaan yang tenang, bahagia, dan damai memang berefek sangat positif untuk perkembangan janin dan kondisi tubuh kita.
7.      Olahraga ringan. Tubuh yang kuat, sehat dan segar, tentu akan sangat membantu kondisi. Lakukan olahraga ringan yang bisa ditolerir oleh perubahan yang terjadi dalam tubuh kita. Bukan olahraga berat yang membahayakan. Misal, jalan-jalan ringan sekitar komplek rumah setelah subuh.
8.      Banyak menghirup udara segar. Udara yang pengap, apalagi penuh polusi akan membuat kondisi menjadi lebih buruk. Hindari jalan yang penuh asap, meski mungkin harus menempuh perjalanan lebih jauh. Bukalah jendela rumah, dan bersihkan rumah dari debu, sehingga udara terasa lebih segar.
9.      Cukup istirahat. Jangan memaksa tubuh bekerja keras. Jika terasa lelah, segeralah beristirahat. Sekadar berbaring-baring atau tidur siang. Kita bisa meminta tolong kepada partner kita—misal suami, untuk lebih banyak membantu pekerjaan rumah, sehingga kita bisa lebih santai dan rileks.

Demikian sembilan trik yang telah saya praktikkan. Buat yang belum berpengalaman hamil, jangan takut dengan morning sickness. Persiapkan segalanya dari sekarang, okay?! (@afifahafra79).

Artikel Tentang Kehamilan:
SILAKAN BACA


Posting Komentar untuk "Mengatasi “Morning Sickness” Saat Hamil Muda"