Strategi Membangun Brand Awareness dengan Inovasi Produk



Pada artikel berjudul Iwan Fals dan Level-Level dalam Brand Awareness yang saya posting beberapa minggu yang lalu, saya sudah membahas apa itu brand awareness

Yup, saya refresh ya, menurut pakar branding kenamaan seantero jagad, David Aaker,  “brand awereness is the ability of a potential buyer to recognize or recall that a brand is member of certain product category.” Brand awareness adalah semacam kemampuan dari calon pembeli potensial untuk “mengenali, menyadari, memahami, mengetahui” dan “mengingat kembali” tentang sebuah brand.

Kemarin, di artikel yang sama, saya juga menyebutkan beberapa level capaian brand awareness seseorang, mulai dari Unware of Brand (sama sekali tak dikenal), Brand Recognition (mulai dikenal publik, tetapi untuk mengenali, seorang customer harus menggunakan semacam “alat bantu pengenalan”, misal iklan), Brand Recall (dikenal tanpa alat bantu) dan Top of Mind (tahap puncak, di mana brand Anda benar-benar menjadi nomor satu yang melekat di benak customer). 


Kemarin, saya menantang Anda untuk melakukan survey kecil-kecilan dengan tiga jenis pertanyaan ini:
1. Sebutkan nama penulis yang pertama kali muncul di benak Anda!
2. Sebutkan nama penulis-penulis lain yang Anda ingat setelah jawaban nomor satu di atas!
3. Apakah Anda mengenal penulis bernama ... (sebutkan nama Anda)?

Apa hasilnya? Anda sudah pada tahap apa?

Dalam proses branding—pembentukan brand, membangun sebuah brand awareness adalah tahapan pertama yang harus ditempuh. Sementara, menurut Kotler dkk (2005: 97), branding sendiri, adalah seni dan batu pertama dalam pemasaran. Kebayang, kan... jika batu pertama saja salah diletakkan dan tidak berfungsi maksimal?


Membangun sebuah brand awareness adalah pekerjaan yang cukup berat, terutama jika Anda bergerak pada sebuah area yang sangat ketat pesaing, dan telah bercokol nama-nama besar di level top of mind. Tetapi, jangan mau menyerah, dong! Toh, buktinya, banyak nama-nama baru di berbagai jenis produk/jasa yang ternyata mampu dengan cepat melejit, mengalahkan para rival yang telah ada sebelumnya.

Bagaimana strateginya?

Strategi Pertama, RANCANGLAH SEBUAH INOVASI PRODUK. Atau, BUATLAH SESUATU YANG BERBEDA. Hal yang beda, seringkali tak terpikirkan oleh pesaing, tetapi sesungguhnya sangat dibutuhkan. Tanpa ada sesuatu yang beda dari produk/jasa kita, jangan harap kita mampu memikat hati masyarakat. Beda itu bisa berawal dari sesuatu yang memang belum pernah digarap, atau penambahan value dari produk/jasa yang kita lemparkan ke pasaran.

Kasus persaingain Yamaha vs Honda mungkin bisa jadi bahan diskusi. Sebelum Yamaha merilis produk sepeda motor berbentuk skuter matic dengan brand MIO, Honda, adalah pemegang top of mind dalam brand awareness (sampai-sampai banyak orang mengidentikkan sepeda motor dengan Honda), alias pemimpin pasar sepeda motor. Honda tak pernah mengira bahwa kaum perempuan ternyata ingin memiliki jenis sepeda motor sendiri dengan gaya yang feminim. Tetapi, dengan risetnya yang canggih, Yamaha ternyata berhasil mendeteksi keinginan tersebut. Maka, mereka pun meluncurkan serangan yang dahsyat kepada sang pemimpin pasar, dengan menciptakan sepeda motor bergaya skuter matik dengan desain yang sangat anggun dan feminim. 

Tak dinyana, Mio melejit dan disambut dengan suka cita oleh customer yang diincar, yakni kaum perempuan. Honda terperangah. Pasar mereka tergerus hebat. Apalagi, ketika para pria pun akhirnya juga memilih menggunakan skuter matic. Mereka pun kemudian mencoba membuat tandingan semacam Honda Beat, Honda Vario, atau Honda Scoopy. Mereka pun mengeluarkan dana promosi gede-gedean, membikin slogan “One Heart” dan menggandeng para selebritis kenamaan semacam Nidji dan Agnes Monica. Akan tetapi, mereka tetap tak mampu menggeser penjualan Honda Mio. Ajaib, kan?

Nah, kita harus bisa berpikir semacam itu. Saat Anda melihat pasar buku dibanjiri novel-novel romance, pikirkan untuk membuat sebuah romance yang berbeda, jangan hanya melulu ikut-ikutan pasar. Jikapun sukses, saya kira hanya dalam penjualan sementara, akibat efek dari tren semata.

5 komentar untuk "Strategi Membangun Brand Awareness dengan Inovasi Produk"

Comment Author Avatar
Ditunggu kelanjutan artikelnya
Comment Author Avatar
Sudah ada kelanjutannya... silakan disimak di posting terbaru
Comment Author Avatar
Terimakasih
Segera meluncur

Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!