Widget HTML #1

Tips Menulis Gaya Afifah Afra # 4: Jangan Pernah Tinggalkan Alat Pencatat


Setiap hari, ide berseliweran di sekitar kita, dan sebagian mungkin tertangkap oleh ‘jaring ide’ kita dan disimpan dalam otak. Tetapi, ide itu ibarat kecambah. Jika tidak segera ditanam di tanah yang subur, disirami air, diberi pupuk dan sebagainya, kecambah itu akan mudah mati. Demikian pula ide. Jika tidak segera ‘diselamatkan’ ide gampang melayang. Maka, alat pencatat menjadi penting. Paling tidak untuk menghindari agar ide tidak menguap begitu saja.

Alat pencatat bisa berwujud macam-macam. Dulu saya mengandalkan buku notes kecil yang selalu saya masukkan di saku baju. Meskipun saya sedang melakukan pekerjaan yang cukup penting, misalnya praktikum atau penelitian, bahkan sedang menyimak materi yang disampaikan dosen, begitu ide muncul, saya akan segera tuliskan. Tetapi, tentu tidak dengan vulgar mempraktekannya, nanti dosen bisa marah dan menudingkan jemarinya ke arah saya, “Go out!”

Ide memang datangnya sering tak terduga-duga. Ketika sedang memasak, saya juga sering mendapatkan ide, dan saya tuliskan. Jika Anda sudah bersuami dan suami geleng-geleng kepala, cuekin saja! Ide itu sangat mahal harganya, sayang kalau melayang begitu saja. Tapi awas, jangan sampai masakan Anda jadi gosong.

Tak hanya untuk mencatat ide, buku notes itu juga saya pakai untuk mencatat petikan-petikan referensi saat saya berada di perpustakaan. Atau ketika sedang membaca koran, mendengarkan radio, nonton televisi dan saya mendapatkan sesuatu yang menarik, minimal keyword-nya akan saya catat. Kalau butuh informasi lebih detail, bisa browsing di internet menggunakan keyword tersebut.

Saat ini, saya tak lagi memakai buku karena sangat beresiko lupa terbawa jika saya bepergian secara tiba-tiba. Saya lebih sering menggunakan HP saya untuk mencatat ide-ide yang keluar. Memang terasa lebih sulit, karena corat-coret di lembaran kertas pasti lebih terasa enak dilakukan. Namun, jarang sekali saya kelupaan membawa HP, kecuali kalau penyakit pikun sedang bertandang.

Apapun yang terjadi, ayo catat ide-ide kita!

Posting Komentar untuk "Tips Menulis Gaya Afifah Afra # 4: Jangan Pernah Tinggalkan Alat Pencatat"