Waspadai Tsunami!



Beberapa Tsunami Besar dalam Sejarah
Berdasarkan peninggalan dan jejak yang ditemukan, kira-kira 65 juta tahun yang lalu, di akhir masa Cretaceous, telah terjadi tumbukan meteorit besar di daerah Yucatan Peninsula, Meksiko. Jejak yang ditinggalkan kira-kira sepanjang teluk Meksiko dan AS. Oleh karena itu meteorit mungkin boleh jadi seluas Washington DC!

Lantas, pada 479 SM, Herodotus, sejarawan Yunani Kuno melaporkan bahwa telah terjadi tsunami di Potidaea, Yunani. Thucydides juga melaporkan, bahwa pada 426 SM, terjadi tsunami di Maliakos, Yunani. Pada abad terakhir ini, kira-kira telah terjadi 25 tsunami yang cukup besar. Karena energi yang dilepas dari gelombang tsunami ini sangat kuat, maka kerusakan yang terjadi pun biasanya sangat parah. Korban yang ditimbulkan pun biasanya sangat besar. Beberapa musibah tsunami yang paling terkenal antara lain sebagai berikut:

1.      1498: Meiō Nankai, Japan: 30-40 ribu korban meninggal

2.      1707: Hōei, Japan: sekitar 40 ribu korban meninggal

3.      1755: Lisbon, Portugal: sekitar 60 ribu – 100 ribu korban meninggal, yakni sekitar 1/3 penduduk Lisbon.

4.      1883 : Krakatau, Indonesia (26 Agustus 1883). Tsunami ini terjadi akibat letusan Gunung Krakatau. Krakatau dulunya merupakan pulau vulkanik di selat Sunda. Letusan gunung ini menimbulkan bencana yang luar biasa. Letusannya diperkirakan setara dengan 200 megaton TNT sehingga sebagian pulau hancur, bahkan lenyap dari permukaan laut. Tsunami yang terjadi diperkiran sangat dasyat dengan tinggi gelombang lebih dari 40 meter. korban tewas akibat letusan ini sekitar 36 ribu jiwa, tapi yang tewas akibat tsunaminya tidak diketahui. Tsunami yang terjadi menjalar sampai ke daratan Jawa dan Sumatra, bahkan mencapai wilayah samudra hindia, Pasifik, Amerika Utara, pesisir barat AS, serta terusan Inggris.
5.      1896 : Tsunami menghantam Sanriku, Jepang. Menewaskan sekitar 20.000 jiwa. Pada 1933, Sanriku kembali dihantam tsunami, menewaskan 3.008 orang. Jepang memang sering terkena tsunami.
6.      12 Desember 1992 di Flores. Gelombang besar ini mengakibatkan 2.100 nyawa melayang.
7.      26 Desember 2004. Tsunami menghantam pantai di Aceh, Sumatera Utara, Thailand, Malaysia, dan Srilanka. 
8.   11 Maret 2011. Tsunami melanda Jepang baru-baru ini. Prefektur Fukushima, Miyagi dan Iwate menjadi daerah terparah. Lebih dari 10.000 nyawa manusia meninggal dan dinyatakan hilang. Yang mengerikan, reaktor nuklir di Fukushima mengalami kegagalan sistem pendinginan, sehingga muncul ancaman radiasi nuklir yang hebat.

Tsunami Early Warning System (TEWS)
Saat ini, di negara-negara yang rawan tsunami, seperti Jepang, sudah dipasang TEWS. Sebuah sistem peringatan dini tsunami. Di Indonesia, TEWS juga sudah diberlakukan. Ada dua komponen utama dalam TEWS.
Upstream, yaitu dimulai dari pencatatan gempa oleh seismograf. Jika terjadi gempa, seismograf akan merekam gelombang gempa. Informasi gempa kemudian dikirim ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Di BMKG, akan dianalisis, apakah gempa tersebut berpotensi tsunami atau tidak.  Kemudian, dari BMKG, melalui peralatan komunikasi yang canggih, akan disampaikan ke berbagai pihak. Kegiatan upstream ini sangat sarat teknologi, mulai dari pemantauan gempa bumi, permukaan laut, sistem telekomunikasi, pengiriman dan pengolahan data, dan sistem komunikasi informasi.
Downstream, merupakan bagian lain dari TEWS yang mengatur biar peringatan itu sampai kepada pihak yang berwenang dan masyarakat. Soalnya, percuma aja ada teknologi tinggi jika nggak diketahui masyarakat kan? Dalam proses penyampaian peringatan ini kudu ada kesiapan semua pihak dalam menindaklanjutinya. 

Bagaimana Kalau Terjadi Tsunami?

Jika tsunami datang, apa yang bisa kita lakukan?

1.    Tetap tenang, jangan panik. Keadaan akan kacau jika kita malah teriak-teriak ketakutan dll.
2.    Ketika pasca gempa air laut surut dari batas normal, kemungkinan besar akan ada tsunami. Segera melarikan diri, mencari tempat yang tinggi. Jangan menjadikan gelombang tsunami sebagai tontonan. Apabila gelombang tsunami dapat dilihat, berarti kita berada di kawasan yang berbahaya. Tetaplah di tempat sampai air laut benar-benar turun kembali seperti keadaa normal.
3.    Kalau sebelum tsunami pernah dilakukan simulasi, jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan. Jika situasi tidak memungkinkan carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3). Jangan pakai lift, karena kalau gempa, biasanya lift mati.
4.    Ketika tsunami reda, jangan memasuki wilayah yang rusak, kecuali setelah dinyatakan aman. Hindari instalasi listrik. Datangi posko bencana, untuk mendapatkan informasi dari pihak yang berkompeten.


Posting Komentar untuk "Waspadai Tsunami!"