Melacak Akar Konflik Israel Palestina (2)
![]() |
Foto: Al Jazeera |
Lanjutan dari Melacak Akar Konflik Israel Palestina (1)
Konsekuensi Berdirinya Israel Raya
Permasalahannya, di tanah yang dipilih menjadi negara Israel Raya, sejak ribuan tahun lamanya telah dihuni oleh bangsa Arab Palestina dalam keadaan damai. Mereka memiliki sistem sosial tersendiri. Maka, ketika mendadak terjadi migrasi besar-besaran dari bangsa Yahudi di seluruh penjuru dunia, jelas timbul perlawanan dari Bangsa Arab Palestina. Ini mirip dengan keadaan bangsa Indonesia saat munculnya penjajah Belanda. Orang Belanda mencaplok negeri yang telah turun temurun dihuni bangsa pribumi. Jika akhirnya kaum pribumi bergejolak, ini semata-mata karena penjajahan di seluruh muka bumi memang harus dihapuskan.
Permasalahan di Palestina semakin runyam dengan melekat kuatnya mitos ‘bangsa terpilih’ pada kaum Yahudi. Rabi Cohen, dalam Le Talmud (Paris: Payot, 1986 dalam Garaudy, 2000) mengatakan, “Penduduk dunia dapat dibagi antara Israel dan bangsa lain yang dianggap satu. Israel adalah bangsa yang terpilih: dogma pangkal.”
Dengan semangat superior, orang Yahudi memasuki tanah Palestina, mendirikan negara dan menganggap para pribumi—yakni bangsa Arab—sebagai subordinat. Sebagai pecundang. Persis seperti ketika orang Belanda memasuki negeri kita dengan congkak dan menyebut tuan rumah sebagai inlander.
Jadi, apa yang dilakukan oleh kaum Zionisme di Palestina adalah ‘resmi’ penjajahan. Maka, jika orang Palestina kemudian mengajukan perlawanan, itu adalah hal yang sangat lazim. Apalagi, secara psikologis, bangsa Arab adalah bangsa yang bebas merdeka. Buktinya, dari berbagai peradaban besar yang menguasai dunia, mulai dari Romawi, India, China ataupun Yunani, tak ada yang mampu menguasai tanah Arab secara mutlak. Jika pun ada peradaban besar yang berkuasa, maka itu adalah peradaban orang Arab sendiri, seperti Mesopotamia dan Mesir.
Sebagai solidaritas, maka seluruh bangsa Arab pun bergolak. Tercatat bahwa Mesir berkali-kali mengirimkan pasukannya untuk berperang melawan Israel. Demikian juga dengan Libanon dan Yordania. Hanya saja, kekuatan lobi zionis mampu meyakinkan Amerika Serikat untuk mendukungnya. Dan dengan pengaruh ekonomi yang sangat kuat di Tanah Arab, khususnya pada eksploitasi ladang-ladang minyak di Arab, Amerika Serikat memainkan perannya. Sebagian bangsa Arab yang begitu tergantung pada minyak, mendadak bungkam melihat negeri tetangganya belum juga mendapatkan kedaulatannya hingga kini.
Palestina dan Masalah Kaum Muslimin
Doktor Yusuf Qardhawi, berkali-kali mengatakan, bahwa masalah Palestina sesungguhnya bukan masalah bangsa itu sendiri, namun juga masalah seluruh kaum Muslimin di dunia. Mengapa begitu? Jika kita melihat tarikh (sejarah) Islam, maka kita akan melihat bahwa Palestina—khususnya Masjidil Aqsha—merupakan tempat yang sangat bersejarah. Ketika menerima perintah shalat saat Isra’ Mi’raj, dari Masjidil Haram Rasulullah saw., singgah ke Masjidil Aqsha untuk kemudian menuju Sidratul Muntaha.
Bahkan, sebelum ditetapkannya Ka’bah sebagai kiblat shalat, kaum Muslimin shalat menghadap Masjidil Aqsha. Rasulullah menetapkan bahwa Masjidil Aqsha adalah tanah suci kaum Muslimin setelah Mekah dan Madinah. Bahkan sebagian ulama mengatakan, bahwa selain mengunjungi Mekah dan Madinah, mestinya kaum Muslimin juga berziarah ke Masjidil Aqsha saat berhaji.
Saat ini, tanah suci umat Islam dicaplok Yahudi. Seandainya masalah Palestina adalah penjajahan an-sich, maka kita pun harus melontar solidaritas. Indonesia bisa merdeka, selain dari perjuangan para pahlawan, juga tak lepas dari dukungan luar negeri. Sikap pemerintah yang tidak mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel perlu kita hargai dalam hal ini.
Akan tetapi, masalah Palestina lebih dari itu. Masalah Palestina adalah masalah harga diri, masalah izzah. Maka jika kaum Muslimin merasa tak terusik harga dirinya saat tanah sucinya dikotori, jelas ada sesuatu yang harus dibenahi dari kaum Muslimin itu sendiri.
Tidak ada komentar untuk "Melacak Akar Konflik Israel Palestina (2)"
Posting Komentar
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!