Widget HTML #1

BE A BRILLIANT WRITER - Kita Sukses Menjadi Pendekar Pena



Gairah menjadi penulis, benar-benar tengah membuncah. Tak hanya orang dewasa, bahkan anak-anak pun mulai menyukai kegiatan tulis-menulis. Hal ini mungkin dipicu faktor banyaknya penulis yang sukses: bukunya terjual hingga ratusan ribu eksemplar, naskahnya difilmkan—dan juga box office

Sayangnya, keinginan untuk menjadi penulis, terkadang terbentur, bukan karena soal eksternal, tetapi justru karena faktor internal penulis itu sendiri. Misalnya, semangat yang padam, tak ada gairah, malas, dan mudah menyerah. Selain itu, banyak juga yang masih meraba-raba, sebenarnya, sebuah dunia macam apa sih, kepenulisan? Apakah dengan menjadi penulis, kita bisa 'benar-benar hidup'? Apakah dengan menjadi penulis, kita bisa memenuhi hirarki kebutuhan menurut teori Maslow, dari jenjang yang paling rendah, yakni kebutuhan fisiologi, hingga yang paling tinggi: aktualisasi diri?

Tegasnya, apakah--meminjam istilah dari Rene Descartes 'cogito ergo sum'--menulis itu bisa membuat kita ADA? 

Saya mencoba menjawab pernyataan tersebut, dari sudut pandang seorang praktisi. Menulis tak sekadar membuat kita ADA. Menulis membuat kita mampu bercita-cita dan menjadikan kita tak sekadar ADA, namun membuat orang lain pun berpikir bahwa mereka itu ADA. Menulis adalah menawarkan gagasan dan cita-cita. Menulis itu menebar virus. Jika virus kita adalah kebaikan, akan ada wabah kesejahteraan.

Ya, saya memang bukan seorang ahli teori. Saya praktisi. Dan alhamdulillah, sekitar 40 judul buku lebih, buku saya sudah 'dipinang' penerbit dan mejeng di toko buku. Meskipun belum ada yang meledak (emangnya bom) sedahsyat buku-buku Kang Abik atau Andrea Hirata, penjualannya juga tak mengecewakan. Sebagian laris, sebagian lumayan, dan lagi-lagi alhamdulillah, sangat sedikit yang gagal di pasaran. Tentu, bukan karena saya bisa meramal selera pembaca. Saya hanya mencoba memasuki jiwa pembaca, dan mencoba menyelami, apa yang mereka inginkan. Lantas, saya coba tengok ke dalam jiwa saya, bisakah saya menjawab kebutuhan mereka?

Dan, dalam buku ini, saya akan berusaha membagi apa yang saya miliki. Mulai dari motivasi yang senantiasa memicu saya untuk terus lesat berkarya, hingga teknik menulis: cerpen, artikel, esai, buku non fiksi, hingga novel. Tak lengkap jika hanya berbagi soal kepenulisan, karena saya juga menjadi praktisi perbukuan sejak tahun 2002. Maka, saya pun mencoba berbagi kiat mempublikasikan, menerbitkan, bahkan juga berwirausaha dalam bidang perbukuan.

Sebenarnya, embrio buku ini adalah buku How Tobe A Smart Writer, yang pernah terbit dalam 2 ukuran. Pertama, buku ukuran saku, kedua ukuran A5. Saya memutuskan untuk merevisi total buku tersebut, hingga ketebalannya nyaris 2 kali dari manuskrip buku tersebut. 

Ah, malah mungkin bukan revisi, tapi menulis sesuatu yang baru, dengan buku lama sebagai salah satu bahan baku. Ada beberapa argumen yang mudah-mudahan bisa Anda terima.

Pertama, edisi asli HTBSW saya tulis kira-kira 6 tahun yang lalu. Di era global village ini—meminjam istilah John Naisbitt—dipicu perkembangan IT yang luar biasa cepat, membuat dunia yang seakan tak lagi punya sekat (borderless world) ini, seperti terjun dalam pusaran air. Segala sesuatu menjadi cepat sekali basi alias terkena stempel bauhela. Kira-kira 8 tahun yang lalu, HP nokia tipe 8210 yang pernah saya miliki, rasanya sudah lumayan keren. Baru beberapa tahun berselang, sudah serasa HP manusia purba. Ketika dijual pun, hanya laku tak sampai seratus ribu rupiah. Tanpa direvisi, jika penerbit tetap nekad mencetak ulang buku ini, tampaknya sama halnya menghadirkan barang usang kepada para pembeli.

Kedua, terkait dengan hal yang pertama tadi, karena manuskrip ditulis kira-kira 6 tahun yang lalu, maka pengalaman yang saya bagi dalam buku tersebut pun tak menampung begitu banyak hal yang tercerap di batok kepala saya, 6 tahun kemudian. Padahal, jika diibaratkan pertumbuhan otak bayi, periode 6 tahun terakhir ini, laksana 2nd golden age dalam perjalanan hidup saya. Ada lesatan yang—menurut saya—sangat cepat, yang sangat disayangkan jika tidak dibagi kepada Anda, Pembaca nan budiman. Ya, salah satu misi hidup saya adalah menyajikan yang terbaik. Lepas dari berbagai tujuan menulis buku yang tak sekedar provit atawa royalty oriented, toh saya harus jujur, Anda mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli buku ini. Maka—dengan segala keterbatasan yang melekat pada saya—saya ingin para pembaca merasa puas dengan transaksi perniagaan yang mudah-mudahan tertoreh sebagai perniagaan yang penuh barokah.

Akan tetapi, bukan berarti buku yang terdahulu (cetakan pertama dan kedua) kini telah berstatus usang. Sebagaimana sebuah komputer, ketika sudah ada pentium 4 atau 5, Anda tidak akan dengan mudah membuang komputer lama Anda, bukan? Anda tak harus merasa rugi, karena telah membeli buku cetakan lama, sekaligus juga Anda tak merasa rugi jika harus membeli cetakan ketiga ini, meskipun Anda telah memiliki edisi yang lama.

Beberapa perubahan—atau tambahan—yang paling mendasar adalah pada bab-bab publikasi karya, termasuk penerbitan buku. Saat ini, sarana menerbitkan pemikiran kita telah sedemikian banyaknya. Yang paling ngetrend barangkali adalah blog dan berbagai jejaring sosial seperti facebook, friendsterdan sebagainya, yang juga menyediakan ruang untuk mempublikasikan tulisan-tulisan kita secara instan dan gampang. Ini berkaitan dengan perkembangan dunia web yang telah satu tahap lebih canggih dibanding sebelumnya. Jika dahulu sistem yang dipakai adalah web 1.0, sekarang telah berubah menjadi sistem web 2.0, yang memungkinkan siapa saja bisa secara interaktif berhubungan dengan pembaca. Di wall facebook saya misalnya, hampir setiap hari ada saja yang men-tag cerpen, puisi, artikel, juga foto, lagu bahkan video. Demikian pula, ketika saya membuka kesempatan penulis luar menyumbang naskah ke blog saya, www.afifahafra.net, respon dari mereka terasa luar biasa.

Bagi seorang penulis pemula, memanfaatkan sistem web 2.0 untuk melakukan publikasi atas karya-karyanya adalah metode yang cukup jitu, meski tak selalu efektif. Karena begitu mudahnya mempublikasikan karya, maka terjadi booming karya yang silih berganti memenuhi layar virtual. Terus terang, karena sedemikian banyak ‘pilihan’ bacaan, maka tak semua tulisan yang di tag di wall saya sempat saya dan saya komentari. Akan tetapi, paling tidak akses tulisan-tulisan Anda dibaca orang, akan semakin mudah dengan pemanfaatan system komunikasi semacam itu.

Yang juga cukup mendapatkan ‘sentuhan’ dalam edisi ini adalah trik-trik menerbitkan buku, memasarkan, serta berbagai jenis metode promosi. Jika Anda ingin berprofesi di dunia kepenulisan atau perbukuan secara lebih intensif, mulai dari agen buku, agen literasi, editor lepas, penulis skenario hingga menjadi pemilik sebuah penerbitan, saya juga memberikan gambaran, meski tentu saja tak akan sedetail buku yang khusus membahas permasalahan itu.

Selain itu, menyepakati pendapat rekan saya, Agus M. Irkham, dalam buku “Best Seller Sejak Cetakan Pertama”, bahwa buku-buku tentang kepenulisan sebaiknya lebih mengacu pada motivasi menulis, daripada sekadar teknis bikin ini, teknis bikin itu, maka dua bab pertama dalam buku ini sengaja saya aduk-aduk kembali. Saya masukkan cukup banyak perubahan. Intinya, saya sengaja lebih memperbanyak memotivasi para pembaca sekalian, karena dari trilogi pembangun kebiasaan (habit), yakni pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan hasrat (desire), memang poin ketiga itulah—desire—yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan hidup seseorang.

Alhamdulillah, buku ini pun akhirnya terbit. Berikut ini daftar isinya:

BAG I MOTIVASI
1. Dan Saya pun (Bisa) Menjadi Penulis
2. Jangan Menjadi Penulis, Kecuali...
3. Warming Up Ala Penulis
4. Seribu Ide Dalam Sehari

BAG II RIMBA RAYA KEPENULISAN
1. Mengenal Jenis-Jenis Wacana
2. Diksi, Gaya Bahasa, dan Lokalitas
3. Dunia Cerpen
4. Dunia Novel
5. Dunia Artikel, Esai dan Feature
6. Resensi
7. Jurnalistik
8. Dunia Puisi
9. Mempublikasikan Karya
10. Internet dan Urgensinya Untuk Penulis

BAG III WRITER-PRENEUR
Bikin Penerbitan Sendiri, Why Not?

Tertarik memesan buku ini? Silakan BELI DI SINI. 


4 komentar untuk "BE A BRILLIANT WRITER - Kita Sukses Menjadi Pendekar Pena"

Comment Author Avatar
indah betul, buku itu. membacanya saja udah tertarik, jadi lebih semangat. tapi kok kendur lagi.
salam dari lamongan
Comment Author Avatar
alhamdulillah, insya Allah buku ini selesai cetak awal November. Pemesanan bisa menghubungi 0878 3538 8493. Harga belum ditentukan, tetapi sekitar 30-35 rb.
Comment Author Avatar
buku ini membuat saya jadi pengen terus menulis dan menulis... thanks mbak afra..!! :)
Comment Author Avatar
Buku ini cukup lengkap, bukan hanya berbicara soal teknik secara umum, tapi juga pengalaman pribadi penulis yang membuat saya lebih tersentuh dan bersemangat....

Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!