Lagu 'Nina Bobo' Itu Bohong!
Maaf, judul di atas itu bukan pernyataan saya, lho. Itu pernyataan seorang anak kecil yang bulan Oktober kemarin baru genap berusia 5 tahun. Anak itu bernama Ramadhan Faidlurrahman, atau biasa dipanggil Rama. Yap, dia anak saya yang kedua.
Saya terkaget-kaget ketika suatu hari dia berkata, "Lagu Nina Bobo itu salah, itu bohong!" cetusnya, lantang. Saat itu, kami dalam perjalanan menuju Purbalingga, silaturahim ke rumah orang tua saya. Sepanjang jalan, kami menyetel lagu anak-anak. Nah, saat tiba lagu Nina Bobo, komentar itu tergelontor.
"Kenapa salah, Nak?" tanyaku pada Rama.
Dengan berapi-api, Rama menjelaskan. Kemampuan komunikasi anak ini memang bagus. Sejak usia 3 tahun, ia sudah bisa merangkai kata-kata dengan baik dan vokal yang jelas. "Masak 'kalau tidak bobo digigit nyamuk'. Kalau tidak pakai aut*n, ya meskipun bobo tetap digigit nyamuk, kan, Mi! Itu salah lagunya!" jelas Rama, berapi-api. "Rama juga sering digigit nyamuk saat bobo. Jadi, lagu itu salah. Bohong itu!"
Aku tersenyum, takjub sekaligus bangga. Anak ini, daya nalar dan logikanya melesat di atas anak-anak se usianya. Aku sendiri, saat masih 5 tahun, mana sempat berpikir tentang logika sebuah lagu.
Nah, inilah yang terkadang disepelekan oleh para manusia dewasa! Sampai usia 5 tahun, sesungguhnya seorang anak telah melampaui periode pertumbuhan otak yang luar biasa. Otak tumbuh sampai 90% kapasitas dewasanya. Pada 5 tahun pertama, bisa dikatakan inilah periode pertumbuhan otak yang sangat pesat, yang oleh para pakar sering disebut sebagai golden age.
Anak yang pada masa golden age telah mengalami proses stimulasi yang optimal, maka ia memiliki potensi untuk menjadi 90% secerdas saat dewasanya. Maka, tak heran, kita pernah mendengar ada anak usia 5 tahun dari Iran yang hafal dan mengerti isi Al Quran dengan baik.
Jadi, orang tua harus sangat berhati-hati saat memberikan logika kepada anak. Jangan tipu anak-anak dengan hal-hal yang tidak bisa dinalar. Atau justru sesuatu yang bersifat 'bohong'. Misalnya, dulu ada seorang anak yang bertanya kepada ibunya, "Bu, saya itu lahirnya darimana sih?"
Karena kaget, si ibu menjawab sekenanya, "lewat kuping ibu ini loh!"
Tentu saja, itu jawaban yang menyesatkan. Sebaliknya, berilah jawaban yang benar, tetapi tetap dengan memperhatikan usia si anak. Misalnya, "Dari sebuah lobang di bawah perut ibu ini, Nak!"
Ya, anak itu karunia Allah, sebagai orang tua, kita harus asah kemampuan kita untuk bisa memberikan pendidikan yang benar.
Yang saya sesalkan, kadang sebagai orang dewasa, kita malah mengerdilkan hal tersebut dengan memberikan hal-hal yang tak mendukung perkembangan mental mereka. Selain lagu Nina Bobo, lagu Balonku Ada Lima juga saya kira memiliki syair yang kurang pas untuk anak.
Meletus balon hijau dor!
Hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat
Kupegang erat-erat...
Masak hanya karena balon meletus, hati sudah sangat kacau? Saya sepakat dengan seorang guru di TK anak saya yang merubah syairnya demikian.
Meletus balon hijau, dor!
Kuucap innalillah
Balonku masih empat
Kuucap alhamdulillah
Betapa bedanya dua lirik lagu di atas. Lirik pertama, akan menimbulkan karakter apatisme, sedangkan kedua, akan memunculkan sikap optimistis sekaligus terus menerus bersyukur.
Anda sepakat? (@afifahafra79).
_______________________________________
_______________________________________
10 komentar untuk "Lagu 'Nina Bobo' Itu Bohong!"
Rama Lucu mbak... :)
@Fahrie Sadah: walhamdulillah
semoga Rama menjadi anak yang sholeh, cerdas berguna bagi nusa, bangsa serta agama.
izin share ya mb..
jazakillah.
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!