Pentingnya Pengorganisasian Dalam Bisnis
Suatu hari, kacamata saya rusak,
sehingga saya harus mendatangi salah satu optik langganan saya. Satu jam
menunggu proses perbaikan, saya memilih duduk-duduk sembari memandangi koleksi
kaca mata yang ada. Pada saat itu, seorang lelaki setengah baya datang, dan
berbicara pada kasir optik. Kasir tersebut buru-buru membuka laci, menghitung
segepok uang, dan disetorkan ke si bapak. Setelah bapak itu pergi, saya
bertanya ke kasir, siapa bapak itu? Si bos, kata kasir. Owner dari optik tersebut.
“Jadi,
bapak itu sendiri yang menarik uang hasil penjualan kacamata di optik-optiknya?”
tanya saya, agak kaget. Si kasir mengangguk. Katanya, si bapak setiap hari akan
berkeliling ke optic-optiknya, mengambil hasil penjualannya. Lumayan, pikir saya.
Optik si bapak jumlahnya puluhan. Namun, diam-diam saya geleng-geleng kepala.
Taruhlah jumlah optik milik si bapak ada 30, dan masing-masing punya 3
karyawan, berarti ada 90 karyawan. Dan, dia melakukan sendiri aktivitas yang
sedemikian teknisnya. Efesienkah? Efektifkah?
* * *
Apa yang salah dari kasus tersebut?
Nggak ada! Suka-suka si bapak, dong, mau memimpin usahanya dengan cara seperti
apa. But, ingat ya… dalam sebuah
organisasi/perusahaan, kita mengenal apa yang disebut dengan 6M, yakni man, money, method, material, machine dan market. Akan tetapi, dalam usaha
pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi oleh manajemen bukan
hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin, uang dan lingkungan
saja. Sumber Daya Manusia memegang peranan penting dalam mengendalikan
aspek-aspek lainnya. Dan, makin besar sebuah perusahaan, makin banyak karyawan
yang bekerja di dalamnya, sehingga permasalahan manusianya pun semakin banyak
dan kompleks (Rivai & Sagala, 2013: 1). Karena itu, pengelolaan SDM
sehingga bisa berfungsi secara produktif, efektif dan efisien sangatlah
penting.
Dalam manajemen, SDM perlu digerakkan
lewat sebuah organisasi. Akan tetapi, organisasi sendiri adalah sebuah alat
atau wadah yang statis, sehingga perlu digerakkan dengan mekanisme
pengorganisasian, yang oleh Hasibuan (2006: 118) didefinisikan sebagai “suatu
proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan berbagai macam aktivitas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap
aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang
secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut.”
Kita mengenal berbagai tipe organisasi
berdasarkan struktur organisasinya, antara lain:
1.
Organisasi Lini, yakni organisasi di mana manajer
puncaknya dianggap sebagai sumber semua wewenang. Semua keputusan dan tanggung
jawab berada pada satu tangan, dan tiap anggota hanya mengenal satu pimpinan
langsung yang membawahinya (Saydam, 1993:92).
2.
Organisasi Staf, merupakan salah satu bentuk
organisasi yang tidak mempunyai garis komando ke bawah. Para karyawan hanya
berfungsi sebagai pemberi bantuan kepada
pimpinan puncak untuk kelancaran tugas. Organisasi bentuk staf merupakan
organisasi sederhana. (Saydam, 1993:94).
3.
Organisasi Lini dan Staf, merupakan organisasi
yang menggabungkan antara lini dan staf. Disebut organisasi garis dan staf
disebabkan karena disamping adanya otoritas garis yang menjadi saluran
perintah, ada juga otoritas staf. (Sukarna, 1992:70).
4.
Organisasi Fungsional, menurut Hardjito
(2001:35) organisasi fungsional adalah suatu bentuk organisasi yang di dalamnya
terdapat hubungan yang tidak terlalu menekankan kepada hierarki struktural,
akan tetapi lebih banyak didasarkan pada sifat dan jenis pekerjaan yang akan
dilakasanakan. Pada organisasi ini, menurut Hasibuan (2001: 156) pembagian
kerja merupakan masalah yang mendapatkan
perhatian yang sungguh-sungguh, karena didasarkan pada spesialisasi
masing-masing orang dalam organisasi.
5.
Organisasi Lini, Staf dan Fungsional. Organisasi
memadukan tiga jenis organisasi sekaligus, yakni lini, staf dan fungsional. Hasibuan
(1996:73) mengatakan bahwa gabungan dari ketiga jenis organisasi ini
mengakibatkan struktur organisasi menjadi kompleks dan banyak dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan besar. Selain susunan hirarki yang tegas, pembagian tugas
yang baik dan bantuan staf sangat penting diterapkan dalam perusahaan tipe ini.
* * *
Dilihat dari tipe organisasi, menurut
Anda, si bapak pemilik optik tersebut masuk dalam kategori apa? Pertama? Ya,
mungkin lebih mirip ke organisasi lini, satu manajer membawahi semua aktivitas
bawahan. Sangat flat. Tetapi, kalau menurut saya, sih, organisasi lini saja
belum. Karena, si bapak masih mengerjakan tugas yang semestinya tak perlu dia
kerjakan hehe. Mungkin, si bapak perlu belajar, bagaimana sih, sebuah
organisasi berjalan.
Untuk mendeskripsikan bagaimana tugas,
kewenangan, dan hubungan kerja dan kontrol terhadap orang di dalamnya dalam
bertindak dan berkoordinasi untuk mencapai tujuan yang dinyatakan, biasanya
organisasi digambarkan dalam sebuah chart yang disebut dengan Struktur
Organisasi (Santoso, dkk., 2013: 23). Struktur organisasi merupakan sebuah
konsep abstrak yang menunjukkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa yang
melakukan tugas tugas yang telah ditentukan dan mekanisme koordinasi formal
serta pola interaksi dalam organisasi.[1]
Pentingnya struktur organisasi yang
berjalan dengan efektif dan efisien telah diterima luas di semua kalangan.
Menurut Gibson dkk. (1997), sejarawan bisnis menyebut bahwa tahun 1980-an
sebagai era reorganisasi. Untuk bisa menjadi bersaing secara efektif dalam
pasar, perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat banyak melakukan
reorganisasi.[2]
Ini menunjukkan bahwa struktur organisasi yang berjalan secara efektif dan
efisien, ternyata sangat berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah organisasi.
Karena, menurut Santoso dkk (2013: 24-25), sebuah organisasi dikatakan efektif
biasanya diukur dari 3 indikator, yaitu kontrol, inovasi dan efisien dalam
mencapai sasaran yang ditargetkan.
Dalam sebuah struktur organisasi, kita
mengenal tingkatan hirarki. Semakin “flat” sebuah hirarki berarti tingkatannya
semakin sedikit, sementara, jika semakin banyak tingkatan, berarti hirarki itu
semakin “tall”. Flat dan tall tentu sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan organisasi tersebut. Akan tetapi, menurut Santoso dkk (2013: 26-27),
terdapat garis korelasi antara jumlah hirarki dengan jumlah tenaga kerja dalam
sebuah perusahaan. Organisasi dengan skala 1.000 karyawan, jumlah hirarki tidak
lebih dari 4 tingkat, yaitu CEO, manajer departemen, supervisor dan tenaga
kerja operasional. Sedang untuk organisasi yang memiliki jumlah 3.000 pegawai,
rata-rata memiliki 6-7 hirarki.
Tentu saja hirarki tak sekadar
tingkatan jabatan, tetapi yang lebih penting lagi adalah pembagian tanggung
jawab atau job. Menurut Santoso dkk (2013: 31-32), hirarki dan tanggungjawab
yang lazim terjadi di sebuah organisasi bisnis adalah sebagai berikut:
Jabatan
|
Tanggungjawab
|
CEO
|
Keuntungan/kerugian sebuah bisnis (yang merupakan
tujuan mendasar dari sebuah organisasi bisnis)
|
First Line Management
|
Strategi bisnis jangka panjang, aktif
berpartisipasi dalam pengembangan kebijakan perusahaan (penasihat CEO)
|
Top Management
|
Implementasi strategi fungsional
|
Middle Management
|
Distribusi aktivitas pekerjaan ke tingkat
manajemen operasional
|
Supervisory
|
Sejenis junior managers yang
bertanggungjawab melakukan pengawasan langsung kepada staf/tenaga kerja
operasional
|
Badrudin (2013: 66), memberikan contoh
salah satu pembagian tugas dalam perencanaan dalam tabel berikut ini:
Rencana
|
Jangka Waktu
|
Pembuat
|
Strategis
|
Panjang (> 5 tahun)
|
Manajemen puncak
|
Taktis
|
Menengah (1-5 tahun)
|
Manajemen puncak dan menengah
|
Operasional
|
Pendek (< 1 tahun)
|
Manajemen menengah dan bawah
|
Bagaimana
dengan kasus bapak tadi? Dengan karyawan sejumlah 90 orang, menurut saya, si
bapak perlu membagi minimal tiga level manajer. Pertama, top management,
mungkin bisa beliau sendiri. Lalu ada level kedua, yang membawahi semua toko,
dibagi minimal 4 fungsi: SDM, keuangan dan administrasi, pemasaran, dan
operasional. Lalu, ada first line,
yaitu supervisor masing-masing optik. Satu optik, ada satu supervisor yang melakukan
aspek manajerial, minimal pengontrolan karyawan.
Posting Komentar untuk "Pentingnya Pengorganisasian Dalam Bisnis"
Posting Komentar
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!