ISTIGHFAR DAN KUNCI KEBAHAGIAAN
Kata orang bijak, hidup itu seperti roda, kadang di atas,
kadang di bawah. Akan tetapi, sebagian dari kita sering mengeluhkan tentang hidup yang selalu dalam kesempitan. Hidup
kita susah, rezeki cupet, suasana gersang, panas, gundah gulana dan serasa senantiasa
bergelimang kesulitan. Rasa tertekan sering membuat kita gamang menghadapi kehidupan.
Oh, jangan berlarut-larut. Kisah ini mungkin akan
menginspirasi Anda. Semoga.
Suatu hari, seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan
Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau mengadu kepada sang ulama.
Jawab Al Hasan, "Beristighfarlah kepada Allah!"
Lalu, seorang yang lain datang dan mengeluhkan tentang
kemiskinan, maka Al-Hasan berkata kepadanya, "Beristighfarlah kepada
Allah!"
Selanjutnya, orang lain datang dan berkata kepadanya,
"Do'akanlah (aku) kepada Allah, agar ia memberiku anak!" Maka beliau
mengatakan kepadanya, "Beristighfarlah kepada Allah!"
Kemudian datanglah lagi yang mengadu tentang kekeringan
kebunnya maka beliau mengatakan kepadanya, "Beristighfarlah kepada
Allah!"
Keempat orang itu akhirnya bertemu dan saling bercerita.
Mereka heran, mengapa Al-Hasan Al-Bashri memberikan jawaban yang sama untuk
empat pertanyaan yang berbeda. Mereka pun kembali ke Al Hasan dan menanyakan
hal tersebut.
Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, "Aku tidak mengatakan
hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat
Nuh, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’"
(Q.S. Nuh: 10-12).
Istighfar adalah pembersih. Hati-hati yang berdebu, bernoda,
bergelimang kotoran, akan terhapus oleh istighfar. Maka, jiwa dengan lidah yang
selalu basah oleh istighfar tulus dari sanubari, ibarat kaca yang saban waktu
dilap dengan pembersih. Cemerlang!
Karena itu, Rasulullah bersabda “Sungguh beruntung seseorang yang mendapati pada catatan amalnya
istighfar yang banyak.” (HR. Ibnu Majah).
Siapa orang yang paling harus kita contoh dalam
beristighfar. Beliau adalah Rasulullah SAW itu sendiri. Yang tak bergeser dari angka
minimal seratus kali dalam sehari, padahal beliau adalah sosok yang telah
dijamin masuk surga dan pribadi yang maksum.
Dari al-Aghar bin Yasar al-Muzani r.a berkata, Rasulullah
Saw bersabda, “Wahai manusia bertaubatlah kamu kepada Allah dan mintalah ampunan
kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari seratus kali. (H.R.
Muslim).
Jadi, mengapa tak segera kita basahi lidah kita dengan
istighfar? Kita bersujud di sepertiga malam terakhir untuk memohonkan
ampunan-Nya?
__________
__________
INFORMASI BUKU-BUKU TERBARU SAYA (TERBIT TAHUN 2015)
1. Nun, Pada Sebuah Cermin. Novel, Terbitan Republika.
2. Akik dan Penghimpun Senja. Novel, Terbitan Indiva Media Kreasi.
3. Sayap-Sayap Mawaddah, Non Fiksi Pernikahan, Terbitan Indiva Media Kreas
Pemesanan Online klik SINI atau SMS/WA: 0878.3538.8493
4 komentar untuk "ISTIGHFAR DAN KUNCI KEBAHAGIAAN"
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!