Memanen Buah Keutamaan Ramadhan
Ramadhan
ibarat kebun yang sangat luas, subur dan penuh dengan tanaman yang hijau segar
dan aneka buah yang tengah ranum-ranumnya. Kita tinggal memasukinya, lalu
memetik buah-buahan manfaat itu sesuka kita, sebanyak-banyaknya. Mari siapkan
keranjang yang besar untuk menampungnya, tenaga untuk memetiknya, dan yang
paling penting, meluangkan waktu seluang-luangnya. Singkirkan hal-hal yang
kurang penting. Mari panen!
Apa
saja yang akan dipanen? Buah-buahan yang besar dengan banyak gizi pasti sudah
kita tahu, dan sudah kita amalkan. Ya, insyaAllah sobat semua yang beragama
Islam sudah menjalankan shaum ramadhan, sudah rutin shalat tarawih, dan rajin
membaca Al-Quran. Kita juga sama-sama berupaya mengejar keutamaan Lailatul
Qodar.
Sekarang,
saya ingin menuliskan beberapa amalan yang dipandang biasa, namun sesungguhnya
memiliki keutamaan besar dan bisa menyempurnakan ibadah puasa kita. Yuk, simak!
Meraih
Keutamaan Dalam Berbuka
Jadilah orang yang
tercepat dalam berbuka. Eh, kok kayak balapan ya... pakai acara cepat-cepatan. Bukannya
maruk, tapi ini memang anjuran, lho! Rasulullah
SAW bersabda, “Manusia senantiasa dalam
kebaikan selama menyegerakan berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dalam haditst lain, dari
Abu Darda’ r.a., Rasul bersabda, “Tiga
perkara yang merupakan akhlak para Nabi: menyegerakan berbuka, mengakhirkan
sahur dan meletakkan tangan (kanan) di atas tangan kiri dalam shalat.” (HR. Thabrani).
Tuntutan menyegerakan
berbuka ini menunjukkan sifat insaniyah (manusiawi) dari Islam. Setelah kita
berpuasa, maka kita dianjurkan untuk segera memulihkan kondisi badan dengan
segera berbuka. Lalu, apa hidangan apa yang sebaiknya kita santap saat berbuka?
Dari Anas bin Malik r.a.,
ia berkata, “Adalah Rasulullah SAW berbuka dengan korma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan korma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu
Khuzaimah, dan Tirmidzi dengan dua jalan dari Anas, sanadnya shahih). Jadi,
sebaiknya kita membeli kurma basah, kurma kering atau paling tidak senantiasa
menjadikan air putih sebagai hidangan pembuka.
Jangan lupakan pula,
bahwa saat berbuka puasa adalah saat ijabah untuk berdoa. Selain doa yang
lazim, kita bisa menambahkan doa-doa lain, misal doa minta segera mendapat
jodoh (bagi yang masih jomblo), doa mendapatkan anak (bagi yang belum memiliki
keturunan), rezeki, kesuksesan, menang lomba, dan yang terpenting adalah doa
agar amal ibadahnya diterima dan diampuni segala dosanya.
“Tiga
orang yang tidak akan ditolak doanya: orang yang puasa ketika berbuka, Imam
yang adil dan doa orang yang didhalimi” (HR. Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ibnu Hibban).
Mengakhirkan
Sahur dan Meraih Keberkahan Sahur
Waktu sahur juga penuh
dengan berbagai keutamaan. Dan salah satu keutamaannya adalah mengakhirkwan
waktu sahur hingga menjelang adzan.
Zaid bin Tsabit
berkata, “Kami sahur bersama Nabi Saw,
kemudian beliau bangkit menuju shalat. Aku bertanya, ‘Berapa jarak waktu antara
adzan dan sahur?’ Maka beliau menjawab, ‘Kira-kira lima puluh ayat.” (HR.
al-Bukhari).
Sedangkan dalam hadist
lain dari Abu Darda’ r.a., “Tiga perkara yang
merupakan akhlak para Nabi: menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur dan
meletakkan tangan (kanan) di atas tangan kiri dalam shalat” (HR. Thabrani).
Makan sahur, bagi
sebagian kaum muslimin memang sangat memberatkan. Bayangkan, dalam kondisi
mengantuk, kita dianjurkan untuk makan. So, makanan seperti apapun, seringkali
terasa kurang nikmat. Namun, mari kita paksakan diri untuk sahur.
“Makan
sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (Muttafaqun
‘alaih).
Menurut Ustadz
Fakruddin Nur Syam, Lc., dalam makan sehari-hari, di setiap piring nasi,
berkahnya hanya terdapat dalam beberapa butir saja. Namun, saat makan sahur,
setiap butirnya terdapat berkah.
Apa itu berkah? Menurut
Imam Nawawi berkah memiliki dua arti: (1) tumbuh, berkembang, atau bertambah;
dan (2) kebaikan yang berkesinambungan. Menurut Imam Nawawi, asal makna berkah
ialah “kebaikan yang banyak dan abadi”. Nah, seru kan, mencari berkah di setiap
butir nasi yang kita santap saat sahur? Jadi, jangan sisakan hidangan sahurmu,
meski hanya sebutir nasi.
Banyak
Memohon Ampun
Banyak memohon ampun merupakan
amalan yang sebaiknya banyak kita lalukan setiap saat, terutama Ramadhan. Saat
pintu-pintu ampunan dibuka kian lebar. Saat 10 hari terakhir, kita dianjurkan
untuk banyak berdoa seperti ini:
ALLAHUMMA INNAKA
‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII
(Ya Allah, sesungguhnya
Engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku).
Doa tersebut didasarkan
dari sebuah hadist dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau bertanya kepada Nabi SAW,
“Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam merupakan lailatul qadar, apa
yang harus aku ucapkan di malam itu? Beliau menjawab, Ucapkanlah: “ALLAHUMMA
INNAKA ‘AFUWWUN…” (HR. Ahmad 25384, At-Turmudzi 3513, Ibn Majah 3850, An-Nasai
dalam Amal Al-yaum wa lailah, dan Al-Baihaqi).
Banyak
Berdzikir
Banyak berdzikir akan membuat hati
tenteram sekaligus lembut. Terlebih di bulan Ramadhan. Dari Abu Hurairah, Nabi SAW
bersabda: “Ada dua kalimat yang dicintai oleh Allah, ringan di lisan, dan berat
ditimbangan: (yaitu bacaan) subhaanallaahi wa bihamdihi subhaanallaahil ‘adzim (Mahasuci
Allah dan dengan memuji-Nya, Mahasuci Allah Yang Mahaagung)” (HR. Al Bukhari).
Banyak
Bersedekah
Sedekah tentu tak hanya
dianjurkan saat Ramadhan, namun setiap saat. Sabda Rasul, “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR.
Tirmidzi). Akan tetapi, saat Ramadhan, teladan kita Rasulullah telah memberi
contoh sebagai insan dermawan.
“Nabi
Shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih
dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan
padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu
membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika
ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Sedekah tentu semampu
kita. Jika kita hanya mampu memasukkan seribu rupiah di kotak infak, ya
lakukanlah. Syukur-syukur dompet kita tebal. Mudah kan, tinggal membuka dompet,
dan ambil beberapa lembar uang untuk disedekahkan.
Memberi
Buka, Meski Hanya Sebutir Kurma
Biasakan untuk bersiaga
memberi buka puasa, khususnya kepada orang-orang yang mengalami kesulitan saat
berbuka. “Siapa memberi makan orang yang
berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa
mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”( HR. Tirmidzi
no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192).
Menurut Syaik Al Munawi
dalam Kitab Faidhul Qodir, menjelaskan bahwa memberi makan buka puasa di sini
boleh jadi dengan makan malam, atau dengan kurma. Jika tidak bisa dengan itu,
maka bisa pula dengan seteguk air.
Nah, hal-hal di atas
insyaAllah mudah kan diamalkannya? Tetapi, berat lho, di timbangan amal. Jadi,
mari kita biasakan!
Posting Komentar untuk "Memanen Buah Keutamaan Ramadhan "
Posting Komentar
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!