Bagaimana Sih, Persalinan Normal Itu?

Anda pernah hamil? Suatu hari, saat kehamilan sudah memasuki bulan ke-9, mungkin tiba-tiba saja Anda merasakan rahim Anda berkontraksi. Jangan terlalu tegang dulu. Amati kontraksi yang terjadi pada Anda. Jika kontraksi itu tidak disertai rasa nyeri yang semakin bertambah, berasal dari perut bagian bawah (bukan punggung bagian bawah), kontraksi berkurang jika Anda berjalan atau berubah posisi, durasinya tidak tetap, dan kemudian menghilang, bisa jadi itu kontraksi palsu (Braxton Hicks). Kontraksi itu bukan merupakan tanda-tanda persalinan, hanya semacam ‘kontraksi latihan’ dari rahim saja, dengan amplitudo kurang dari 40 mm Hg dan biasanya mulai kerap terjadi sejak kehamilan berusia 30 minggu.

Persalinan yang seluruhnya berlangsung dengan kekuatan sendiri sering disebut sebagai persalinan spontan, orang umum lebih mengenal sebagai persalinan normal. Secara alamiah, ketika usia kehamilan memang telah cukup, tubuh seorang wanita telah mempersiapkan serangkaian proses yang mendukung persalinan. Akan tetapi, terkadang pada sebagian wanita, ada yang proses persalinannya harus dibantu dengan induksi, vakum, forsep, dan bahkan dilakukan bedah cesar. 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Persalinan antara satu orang dengan orang lainnya bisa berbeda-beda. Ada ibu yang melahirkan dengan proses yang begitu cepat. Baru masuk taksi, turun ke ruang persalinan di rumah sakit, tak ada beberapa menit langsung melahirkan. Sementara, ketika saya melahirkan pertama kali, kontraksi dimulai sekitar jam 12 siang, dan baru melahirkan jam 10-an esok harinya. Ada juga yang  fase persalinannya membutuhkan waktu berhari-hari.

Apa saja faktor yang mempengaruhi?

Faktor Pertama, yaitu power, atau kekuatan-kekuatan yang ada pada sang ibu, seperti kekuatan kontraksi (his) dan kekuatan dalam mengejan. His membuat serviks membuka dan mendorong janin ke bawah, dan kekuatan mengejan dari sang ibu membantu janin terdorong keluar. Kekuatan tersebut tentunya dipengaruhi juga oleh asupan nutrisi kita. Jadi, ketika hendak bersalin, sebaiknya konsumsilah makanan yang cukup. Sangat baik jika di sela-sela kontraksi, suami menyuapi Anda dengan madu atau sari kurma yang sangat baik untuk menambah energi Anda. Senam hamil yang teratur juga akan membuat otot-otot Anda kuat, dan memudahkan proses persalinan.

Faktor Kedua, adalah keadaan jalan lahir. Sebagaimana telah kita bahas di atas, untuk bisa keluar dari rahim, janin harus melewati jalan lahir dari rongga panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina. Agar janin dan plasenta bisa keluar dengan baik tanpa melewati rintangan, jalan lahir tersebut harus normal. 

Faktor Ketiga, adalah kondisi janin. Besar ukuran kepala, sangat berpengaruh terhadap sulit atau mudahnya proses melahirkan. Demikian juga dengan posisi kepala. Bahkan, jika posisi kepala tidak berada di bawah, dan juga belum memasuki rongga pinggul, seringkali dokter menyarankan untuk operasi cesar. 

Faktor Keempat, adalah faktor-faktor lain seperti kondisi kejiwaan si ibu dan juga kesigapan si penolong, baik bidan maupun dokter. Keadaan yang tenang, rileks, apalagi mungkin sudah berpengalaman, biasanya akan mempermudah proses kelahiran. Penting bagi ibu yang hendak melahirkan untuk memperbanyak zikir, melakukan relaksasi, melakukan olahraga yang ringan, sehingga bisa mendapatkan suasana psikologis yang tenang, fun, enjoy, dan sebagainya. Demikian juga, kecakapan, ketenangan, juga pengalaman penolong persalinan, akan sangat membantu proses persalinan. Oleh karena itu, tak ada salahnya, ketika Anda hendak memilih dokter atau bidan yang membantu persalinan, Anda mencari informasi terlebih dahulu, bagaimana track record mereka, bagaimana karakternya, bagaimana cara ia berinteraksi dengan pasien, dan sebagainya.

Tanda-tanda Hendak Bersalin
Lalu, apa saja tanda-tanda seorang ibu hamil saat memasuki persalinan? Banyak sekali para ibu, khususnya pada kehamilan pertama, terlalu cepat datang ke rumah sakit. Karena mereka sebenarnya baru memasuki fase awal persalinan, mereka akan cukup lama berada di rumah sakit, yang terkadang merupakan sebuah ‘siksaan’ psikologis tersendiri. Apalagi, pasien yang hendak melahirkan, biasanya langsung masuk ke VK (verlos kamer, ruang bersalin). Jika di VK sudah ada pasien yang telah memasuki fase aktif (9 dari 10 ibu biasanya tak kuat menahan rasa sakit, sehingga berteriak-teriak), ini akan memicu perasaan ‘horor’ tersendiri.

Hal tersebut bisa diatasi, jika kita mengenal betul, beberapa gejala pra-persalinan seperti ini:
  1. Menurunnya janin ke rongga pinggul, dengan posisi kepala normalnya di bawah. Hal ini terjadi sekitar 2-4 minggu sebelum persalinan. 
  2. Turunnya janin itu membuat Anda mungkin merasakan tekanan pada pinggul dan lubang anus yang bertambah. Punggung bagian bawah terasa sakit dan pegal-pegal.
  3. Merasa sangat letih dan kenaikan berat badan mungkin melambat.
  4. Pengeluaran cairan dari vagina yang bertambah banyak dan lebih kental.
  5. Munculnya lendir di vagina, terkadang disertai bercak darah.
  6. Bertambahnya kontraksi Braxton Hicks, yang semakin kuat dan kadang terasa semakin nyeri, meski tak senyeri kontraksi sebenarnya.
Gejala pra-persalinan ini terasa ketika kehamilan memasuki bulan ke-9. Tetapi, ini belum merupakan tanda-tanda bahwa Anda hendak menjalani persalinan yang sebenarnya. Adapun tanda-tanda persalinan normal yang sebenarnya adalah sebagai berikut:
  1. Kontraksi semakin kuat, tidak mereda, pun jika Anda melakukan kegiatan semacam berjalan atau berubah posisi. Kontraksi pun biasanya terjadi secara teratur, mulai dari per-10 menit, per-5 menit, per-3 menit dengan tingkat nyeri yang semakin bertambah, durasi kontraksi yang semakin lama dan semakin kuat.
  2. Nyeri yang kuat pada bagian bawah punggung dan menyebar ke bagian bawah perut.
  3. Keluarnya darah dari vagina, terkadang berbentuk semacam lendir bersemu darah (bloody show) atau benang darah. Lendir ini berasal dari kanalis servikalis karena serviks yang mulai membuka, sedangkan darahnya berasal dari pembuluh darah di kanalis servikalis yang pecah saat serviks membuka.
  4. Terkadang (sekitar 15% dari persalinan), ditandai dengan pecahnya ketuban, baik berupa tetesan maupun semburan. Namun rata-rata ketuban akan pecah saat pembukaan sudah hampir lengkap atau telah lengkap. Jika ketuban pecah sebelum pembukaan 5 cm, sering disebut sebagai Ketuban Pecah Dini (KPD). Sering juga terjadi, saat pembukaan sudah hampir lengkap atau telah lengkap dan ketuban belum pecah, sehingga harus dipecahkan oleh dokter atau bidan.
Fase-fase Persalinan
Agar Anda bisa lebih tenang saat menjalani persalinan, sangat penting Anda memahami fase-fase yang terjadi salam sebuah proses persalinan. Persalinan yang normal terbagi atas 4 periode. Mari kita bahas satu persatu.

Periode I
Ketika Anda mulai merasakan kontraksi (his) secara teratur dan disertai lendir darah (bloody show), berarti Anda sudah mulai memasuki Periode I persalinan (partus). Periode ini terbagi atas 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif. 

Pada fase laten, pembukaan pada serviks terjadi sangat lambat, sampai mencapai diameter 3 cm. Rata-rata, fase ini berlangsung sekitar 8 jam, namun pada wanita dengan kehamilan pertama (primigravida), bisa berlangsung lebih lama.

Fase kedua adalah fase aktif, yang terbagi menjadi 3 fase. Pada kehamilan pertama (primigravida) biasanya sebagai berikut:
  • Fase akselerasi, lamanya kira-kira 2 jam. Serviks membuka sampai ukuran diameter 4 cm.
  • Fase dilatasi maksimal, yang berlangsung sangat cepat. Dalam waktu kira-kira dua jam berlangsung pembukaan hingga diameter 9 cm.
  • Fase deselerasi. Ketika diameter serviks telah mencapai 9 cm, pembukaan kembali melambat. Dalam waktu sekitar 2 jam, dari diameter 9 cm menjadi lengkap 10 cm.
Fase aktif pada orang per orang tidak selalu sama persis. Orang yang sudah pernah melahirkan, biasanya fase berlangsung lebih cepat. Ketuban pada sebagian besar wanita hamil akan pecah sendiri ketika pembukaan sudah hampir atau telah lengkap. Jika belum pecah, maka akan dipecah oleh dokter atau bidan yang membantu persalinan Anda. Cairan ketuban akan melancarkan keluarnya janin dari rahim Anda.

Periode II
Periode II berlangsung sangat cepat, dengan kontraksi kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah masuk ke panggul, sehingga Anda akan merasa ingin buang air besar dan adanya tekanan yang kuat pada anus yang juga membuka, menimbulkan rasa ingin mengejan. Labia mulai membuka. Kekuatan Anda saat mengejan, ditambah dengan his, akan membuat janin keluar. Semakin kuat tenaga Anda dalam mengejan, maka bayi akan semakin mudah keluar. Lama dari fase ini rata-rata 1,5 jam untuk primigravida, sedangkan untuk wanita yang sudah pernah melahirkan (multipara) bisa 0,5 jam atau lebih singkat lagi.

Periode III
Janin sudah keluar dari rahim Anda. Tetapi tunggu dulu! Masih ada yang harus dikeluarkan, yaitu plasenta. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 6-15 menit pasca bayi lahir, plasenta akan lepas dan keluar spontan, yang disertai dengan pengeluaran darah. 

Periode IV
Periode ini digunakan untuk mengamati, apakah ada perdarahan pasca melahirkan. 

Demikian, Bunda sekalian... gambaran dari sebuah persalinan spontan/normal. Tak perlu takut menghadapinya, karena hampir semua ibu pernah mengalami peristiwa tersebut, bahkan berkali-kali dalam hidupnya. Rasa sakit, tertekan, cemas, dan sebagainya, memang seringkali campuraduk. Tetapi, di situlah letak 'jihad' seorang wanita.

Tetap semangat, ya!

Gambar diambil dan diedit dari www.dreamstime.com



3 komentar untuk "Bagaimana Sih, Persalinan Normal Itu?"

Comment Author Avatar
Iya bener, pengalaman dj, waktu hamil rajin minum sarikurma, madu dan habbatussauda, plus doa juga, alhamdulillah lancar lahirannya
Comment Author Avatar
Saya juga saat bersalin minum banyak madu dan sarikurma. Alhamdulillah, lancar.
Comment Author Avatar
Artikelnya lengkap dan bermanfaat. Dilanjutkan di persalinan dengan tindakan ya...

Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!