Psikologi Pengantin, Buku Pernikahan yang Ilmiah dan Beda
Seakan ingin menguatkan eksistensinya sebagai USTADZAH
CINTA, sekali lagi, Mbak Sinta Yudisia mengeluarkan buku dengan tema cinta.
Apa? Ustadzah Cinta? Ops, ini sebenarnya panggilan privat (yang sangat mungkin
menjadi panggilan publik, hehe). Ceritanya begini, dahulu, ketika baru
menerbitkan buku "Kitab Cinta dan Patah Hati", saya dan kru penerbit
Indiva Media Kreasi iseng-iseng mempelesetkan nama beliau, Sinta, menjadi
Cinta, Mbak Cinta gitu, atau tepatnya: Ustadzah Cinta.
Setelah sebelum ini beliau juga menulis buku tentang cinta
untuk remaja, "Cinta x Cinta = Cinta Kuadrat", kali ini yang beliau
tulis adalah PSIKOLOGI PENGANTIN. Tema yang berat? Hmm, jika segala sesuatu
yang penting kita anggap berat, apakah kita akan melewatkan hal-hal yang penting,
termasuk hal yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari? (Ini
pertanyaan retoris, nggak usah dijawab).
Sekilas memang berat, tetapi cara mbak Sinta menuangkan ilmu
yang beliau miliki membuat buku ini nyaman dibaca, dan jika perlu
diulang-ulang. Apa sih, yang beliau tulis sehingga perlu diulang-ulang? Coba
resapi sinopsis yang terpampang di cover belakang buku ini.
Begitu banyak masalah seputar pernikahan.
Keuangan, karier, hubungan seksual, relasi dengan orang
tua-mertua, anak-anak, juga program masa depan.
Buku ini mengupas masalah pernikahan berdasar penelitian
psikologi dan sosial, serta jalan keluarnya dari segi agama dan dari sisi
ilmiah. Permasalahan yang selama ini tabu dibicarakan seputar kehidupan seksual
seperti honeymoon, visual sexual stimuli, online-offline infidelity, atau
pasangan sexy; dibahas di buku ini. Apakah sesungguhnya permasalahan suami
istri di 5 tahun pernikahan serta pada tahun-tahun selanjutnya? Benarkah money
management adalah penyebab tertinggi pertengkaran? Apa yang harus dilakukan
bila berselisih paham dengan pasangan? Dan oh, betapa menyedihkan bahwa hormon
kortisol yang berfungsi sebagai euforia cinta hanya bertahan paling lama dua
belas bulan
Ada temuan-temuan baru yang mengejutkan, bahwa pasangan
suami istri –baik baru menikah ataupun lama- mengabaikan hal-hal penting yang
sesungguhnya sangat krusial sekaligus sensitif untuk dibicarakan!
Begitu banyak masalah seputar pernikahan? Ya, sangat banyak.
Sekitar 3 tahun terakhir ini, khususnya setelah menerbitkan seri buku Sayap
Sakinah dan mengelola sayapsakinah.com, dan juga mengisi rubrik Harmoni
Keluarga di radio MH FM Solo, biidznillah, saya cukup banyak berinteraksi dalam
masalah ini. Mayoritas, kaum muda memasuki jenjang pernikahan dengan semangat
tinggi, namun nyaris minim bekal pernikahan. Maka, ibarat seseorang yang
memasuki rimba raya, mereka akan terkaget-kaget ketika melihat betapa medan
yang mereka tempuh ternyata sangat jauh dari bayangan.
Keuangan, karier, hubungan seksual, relasi dengan orang
tua-mertua, anak-anak, juga program masa depan.
Itu bagian dari segudang masalah. Banyak rumah tangga
terancam bubar, karena secara finansial ada problem krusial. Demikian juga,
permasalahan karier, terkadang malah jadi batu sandungan. Pun hubungan seksual,
relasi dengan keluarga besar, anak-anak dan juga masa depan. Jika tidak
diantisipasi, berbagai macam problematika itu berpotensi menjadi anak macan
yang membesar dan suatu saat menerkam kita. Memporak-porandakan bangunan rumah
tangga yang telah terbina.
Terkait dengan pembahasan soal seksologi, saya punya cerita
sendiri soal buku ini. Saat buku ini masih berupa manuskrip dan dalam proses
editing, mbak Sinta mengirim pesan via WA ke saya. "Mbak Afra (saya tidak
tahu mengapa beliau memanggil saya 'mbak', padahal saya lebih muda dari
beliau), apa yang mengedit naskah Psikologi Pengantin ini sudah menikah?"
"Belum mbak," jawab saya.
"Waduh. Buku saya ini ada beberapa hal yang
blak-blakan, Mbak."
"No problem, mbak... mereka sudah 17 tahun ke
atas," gurau saya.
Dan benar, dalam proses editing, Rida, sang editor memang
beberapa kali berkonsultasi. "Ini masak begini, mbak... ini bagaimana
mbak?" tanyanya, dengan muka memerah.
Vulgar? Begitu kesan yang terbaca dari buku ini? Tidak...
ilmu memang butuh kejelasan. Begitu juga ilmu pernikahan. Termasuk di dalamnya
soal... hmm... seks.
Permasalahan yang selama ini tabu dibicarakan seputar
kehidupan seksual seperti honeymoon, visual sexual stimuli, online-offline
infidelity, atau pasangan sexy; dibahas di buku ini.
Baiklah, saya jarang merekomendasikan buku, kecuali yang
benar-benar saya acungi jempol. Maka, untuk Psikologi Pengantin ini, saya
sempatkan menulis sedikit review di blog saya. Intinya, Mbak Sinta Yudisia
telah menunjukkan kelasnya sebagai penulis nasional sekaligus psikolog di buku
keren ini. Buku yang langsung cetak ulang meski belum ada sebulan edar.
Buku ini tidak hanya saya rekomendasikan untuk calon
pengantin dan pengantin baru... tetapi juga pengantin lama. Ini buku pernikahan
yang ilmiah dan BEDA. Silakan hunting buku ini di toko-toko buku terdekat,
ya...
Judul Buku : Psikologi Pengantin
Penulis : Sinta
Yudisia
Penerbit : Indiva Media Kreasi
ISBN :
978-602-1614-98-3
5 komentar untuk "Psikologi Pengantin, Buku Pernikahan yang Ilmiah dan Beda "
Ditunggu infonya jika sudah kelar cetak ulang.
Mari kampanyekan buku baik
#OneCoupleOneBook
http://yusniaagussaputri.blogspot.co.id/2016/11/lima-kata-kunci-sakinah.html
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!