Catatan Haji 5: Jabal Magnet, Uhud, Baqi Al-Gharqad dan Destinasi Menarik Lainnya di Madinah
Berpose bersama jamaah KBIH Aisyiah di Jabal Magnet |
Oke, lanjut, ya...
Dalam Seri Catatan Haji edisi kelima ini, saya mau melanjutkan catatan tentang beberapa destinasi menarik di kota Madinah dan sekitarnya. Kemarin kita sudah membahas Masjid Quba dan beberapa tempat lain. Sekarang, mari kita bergeser ke beberapa tempat lain, di antaranya Jabat Magnet, Jabal Uhud, Baqi Al-Gharqad dan destinasi lainnya di kota Madinah nan bercahaya.
Jabal Magnet
Para pedagang asal Yaman, menjajakan berbagai hasil bumi seperti kacang Arab, kacang fustuk, kurma dan sebagainya di Jabal Magnet (foto: koleksi pribadi) |
Namun, mencoba mendaki gunung dalam suhu udara yang nyaris 50 derajat Celcius, serta kelembaban udara yang sangat rendah, pasti akan membuat napas ngos-ngosan. Kalau tak percaya, coba saja sendiri, hehe... Eh, tapi, bisa jadi ini hanya berlaku untuk orang Indonesia. Sebab, orang-orang Afrika, khususnya yang tinggal di daerah gurun, yang mungkin terbiasa dengan medan semacam ini, saya lihat mendaki gunung-gunung ini dengan penuh semangat.
Jabal Magnet berjarak sekitar 60 KM dari kota Madinah, gunungnya berisi pasir dan bebatuan. Gunung ini menyimpan satu misteri tersendiri, karena memiliki semacam medan magnet yang bisa menyedot benda-benda yang ada di sekitarnya. Sopir bus kami sempat membuktikannya dengan tidak menekan gas pada bus yang kami naiki saat bus pulang ke arah kota Madinah. MasyaAllah, ternyata bus bisa berjalan sendiri.
Benarkah ada daya magnet raksasa di Jabal Magnet? Nyatanya, sudah banyak yang mencoba mematikan mesin, namun kendaraan tetap bisa berjalan, seperti disedot kekuataan magnet yang berada di dalam perut gunung. Sementara, jika arahnya berkebalikan, bus akan sangat berat melaju, seperti ada beban kekuatan yang menariknya dari arah belakang.
Ada banyak teori yang mencoba menjelaskan fenomena di Jabal Magnet ini. Antara lain karena lava berusia jutaan tahun. Tetapi, ada juga teori yang menjelaskan bahwa ini hanya semacam ilusi optik belaka, seperti yang diungkapkan oleh seorang ahli fisika, Brock Weiss. Mungkin kelak, bisa ada penelitian lebih mendalam yang bisa mengungkap misteri ini, ya. Semoga saja.
Buah Tin, rasanya manis agak masam |
Kacang fustuk yang masih segar dan lezat, bisa dibeli dengan harga per kilogram hanya 30-40 SR, jauh lebih murah daripada di Mekah yang mencapai 50 SR. Kurma, kacang arab, buah tin, kismis, dan sebagainya juga dijual dengan harga di bawah harga pasar. Alhamdulillah, saya membeli cukup banyak barang-barang itu di Jabal Magnet, dan sangat bersyukur setelah tahu bahwa harganya lebih murah.
Menariknya, setelah dengan bahasa Arab superpas-pasan yang saya miliki mencoba berkomunikasi, ternyata mereka bukan asli Saudi, tetapi berasal dari Yaman.
Jabal Uhud
Uhud, sayang saya tak sempat memotret sendiri, jadi pinjam foto @tanzeem5 |
Awalnya, pasukan Muslimin sebenarnya sudah mendapatkan kemenangan, ketika mereka berhasil memukul mundur pasukan Quraisy. Namun, 50 pemanah yang ditempatkan Rasulullah di puncak bukit, ternyata lupa dengan perintah Rasulullah untuk tetap berada di sana apapun yang terjadi. Melihat banyaknya barang milik kaum Quraisy yang ditinggalkan, sebagian besar dari mereka pun turun ke bawah.
Ternyata, mundurnya Pasukan Quraisy itu hanya siasat saja. Saat para pemanah turun dan ikut berebut harta rampasan perang, mereka pun memutari bukit dan memukul pasukan Muslimin. 70 Syudaha wafat pada saat itu, termasuk Hamzah, Paman Rasulullah.
Baqi Al-Gharqad
Baqi Al-Gharqad (foto: designingHUB.net) |
Makam itu sudah ada sejak zaman Rasulullah. Awalnya, seorang sahabat Rasul, Utsman bin Mazh’un, meninggal dunia dan dimakamkan di tempat tersebut. Ketika Ibrahim, putra Rasulullah meninggal, juga dimakamkan tersebut. Lambat laun, pemakaman itu menjadi lebih besar. Rasulullah sendiri, sering datang ke Baqi' dan memohonkan ampun para jenazah yang dimakamkan di sana. Menurut berbagai referensi, ada sekitar 10.000 syuhada, mulai dari sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in dimakamkan di sana.
Sesuai dengan kebijakan pemerintahan Saudi Arabia, kaum perempuan tidak dianjurkan untuk berziarah di sana, sehingga saya pun hanya bisa melihat dari kejauhan. Namun, suami saya, Mas Ahmad, sempat berziarah ke makam para syudaha tersebut.
Destinasi Lain
Masjid Al-Ghamamah (foto: koleksi pribadi) |
Ada juga Al-Ghamamah, lokasinya sangat dekat dengan hotel tempat saya menginap. Masjid ini sudah tidak dipakai, karena dekat dengan Masjid Nabawi, namun masih terlihat ada jamaah yang shalat tahiyatul masjid di sana. Di depan masjid ini banyak sekali burung merpati yang jinak dan sangat friendly dengan para jamaah.
Masjid lainnya yang juga sangat bersejarah adalah Masjid Abu Bakar, Masjid Ali bin Abi Thalib, Masjid Umar dan sebagainya. Ada kelompok masjid di Madinah yang disebut dengan Masjid Sab'ah. Menurut sumber yang saya baca dari sini, ada 7 masjid yang dikenal sebagai penjaga Madinah, sehingga disebut sebagai Masjid Sab'ah. Apa saja? Yaitu Masjid Salman, Masjid Abu Bakr, Masjid Umar, Masjid Usman, Masjid Ali, Masjid Fatimah, dan Masjid Fath.
Namun, masjid-masjid ini sekarang tidak dipakai shalat fardhu berjamaah, karena lokasinya berdekatan dengan Masjid Nabawi. Berdasarkan sumber yang saya dapatkan, sebenarnya Masjid Nabawi saat ini, adalah seluruh kota Madinah di zaman Rasulullah, sedang Masjid Nabawi aslinya adalah yang saat ini di lokasi Raudhah dan Kubah Hijau.
Beberapa masjid ini ketika saya di Madinah, tampak sedang direnovasi. Hal ini menunjukkan bahwa tudingan pemerintah Saudi abai terhadap bangunan bersejarah tak sepenuhnya terbukti.
Bus yang hendak mengantar city tour |
2 komentar untuk "Catatan Haji 5: Jabal Magnet, Uhud, Baqi Al-Gharqad dan Destinasi Menarik Lainnya di Madinah"
Mohon doa saya bisa umroh sekeluarga thn 2019 ya
kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com
Mksh info harga bis tour nya..
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!