Perempuan Memang Cerewet! Dengarkan, Tapi Tak Harus Selalu Diladeni
Hal yang paling dihindari Raden saat sedang ada masalah di
kantornya adalah pulang ke rumah dengan segera. Pasalnya, sampai di rumah,
boro-boro mendapat ketenangan, yang ada justru mitraliyur dari mulut Rinta, sang
istri yang akan menghujaninya dengan rentetan peluru tanpa henti. Kupingnya tak
sekadar risih, tetapi juga perih.
Jika Anda seorang perempuan, silakan merasa risih dengan
sikap Raden. Tetapi, ada baiknya kita mencoba memahami sikap Raden. Coba tarik
posisi kita sebagai pengamat yang adil dalam melakukan sebuah analisis.
Pernahkah melihat perempuan terus berbicara tanpa henti,
sementara pasangannya menyimak dengan enggan, malas dan bahkan tertidur di
sampingnya? Sepertinya sering. Lelaki-lelaki muda yang baru saja menikah,
sering curhat, “betapa mengerikan” istrinya yang begitu cerewet, dengan
perbendaharaan kata yang tak habis-habisnya mengucur dari mulutnya.
Para suami, seperti Raden, yang seharian telah lelah
bekerja, merasa tertekan dan bising ketika pulang kerja ternyata langsung
dibombardir istri. Bahkan jika bombardirnya adalah sesuatu yang sebenarnya ‘baik-baik’
saja.
“Papah, capek ya, sini ngobrol sama Mamah. Mamah masak
makanan kesukaan Papah, lho. Eh, tahu nggak Pah, itu si Rere, ternyata suaminya
selingkuh, sudah tiga hari mereka berantem. Papah nggak boleh begitu ya. Nah,
si puss y, tadi beranak tiga, lucu-lucu. Tikus-tikus di sini bakal takut karena
ada empat kucing. Eh, siapa yang ayah anak-anak kucing itu, hehe. Pah, pembantu
tetangga sebelah kita….”
Apalagi jika bombardirnya adalah keluhan, tuntutan, bahkan
juga kemarahan. “Papah sih nggak tahu, betapa sulitnya mengurusi anak. Baru
dimandiin, eh sudah main lumpur. Baru saja karpet dicuci, eh ditumpahin susun.
Makanya, bla-bla-bla.”
Aaaaw… dieeeem! Mungkin sebenarnya hal itu yang ingin
diteriakkan oleh sang suami. Tetapi, tentu banyak di antara mereka yang tidak
tega membentak istri yang “tak tahu diri” itu. Maka, mereka pun akhirnya memilih
mengunci mulut dengan cemberut.
Ops, sebenarnya, istri itu bukannya tidak tahu diri, tetapi
memang begitulah perempuan. Menurut para pakar, perempuan memang makhluk yang talkative (banyak bicara). Michael
Guriaan dalam bukunya What Could He Be Thinking, kumpulan saraf yang
menghubungkan otak kiri-kanan atau corpus collosum otak laki-laki lebih kecil
dibanding otak perempuan. Jika pria hanya menggunakan satu belahan otak,
perempuan bisa memaksimalkan keduanya. Itulah mengapa perempuan lebih banyak
bicara ketimbang pria. Dalam sebuah penelitian disebutkan, perempuan
menggunakan sekitar 20.000 kata per hari, sementara pria hanya 7.000 kata,
hampir tiga kali lipat, Sahabat!
Secara lebih mendetail, saya sudah membahas permasalahan ini
di tulisan saya: Otak Pria vs Otak Wanita, Si Mekanis vs Si Verbal? Silakan dibaca,
ya!
Coba, bedakan ketika kita bertanya kepada seorang perempuan
dan seorang lelaki dengan pertanyaan yang sama, “Mau kemana?”
Sang lelaki akan menjawab singkat, sesuai kebutuhan.
“Pasar.”
Tetapi sang perempuan akan menjawab panjang lebar, bahkan
juga menerangkan apa yang tidak ditanyakan, misalnya, “Mau ke pasar, soalnya
sudah beberapa hari ini kulkas kosong. Mau belanja di mall, tapi dagingnya
kurang segar. Enak di pasar tradisional, lebih murah lagi. Meski becek, sih.
Eh, nanti saya mau masak rendang, lho. Keluarga mertua mau datang…
bla-bla-bla.”
Bagi perempuan, berkata-kata panjang lebar bisa jadi
merupakan salah satu bentuk perhatian untuk lawan bicara. Tetapi, jika lawan
bicaranya adalah lelaki, maksud hati ingin menyenangkan, hasilnya justru
menyebalkan.
Nah, para suami, pahami istri Anda dengan “berkorban” memasang
telinga untuk mendengarkannya. Dengarkan saja, meski memang tak harus selalu
diladeni. Semakin cerewet sang istri, kadar kesabaran sang suami semakin harus
diuji. Kalau lolos ujian, saya akan acung jempol: Anda keren!
Dan para istri, pahami suami Anda dengan “berkorban” menahan
bicara Anda. Lelaki, seringkali lebih senang meredakan keletihan dan stress
dengan diam, merenung, atau masuk ke dalam “goa” yang hanya dia sendiri di
sana. Diamnya lelaki, seringkali bukan soal cuek atau tidak perhatian, tetapi
karena dia ingin beristirahat. Biarkan untuk sementara, nanti kalau sudah reda,
dia akan kembali seperti semula.
Posting Komentar untuk "Perempuan Memang Cerewet! Dengarkan, Tapi Tak Harus Selalu Diladeni"
Posting Komentar
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!