Yuk, Terampil Menulis Artikel #2: Membuat Artikel Kita Menarik

foto: new ventures maine

Bagian pertama dari tulisan ini bisa Anda baca di sini. Dan mari kita lanjutkan pembahasan terampil menulis artikel, dengan tema membuat artikel yang menari.

Apakah anda merupakan salah seorang penulis yang merasa ‘gagal’ karena artikelnya senantiasa ditolak media? Jangan khawatir. Anda belum kalah. Anda masih punya kesempatan berlaga, di mana dalam perlagaan tersebut, anda akan menjadi pemenangnya. Kini, yang harus anda kuasai adalah bagaimana menguasai jurus-jurus menyusun artikel yang baik. 


Ada beberapa hal yang bisa memberatkan bobot sebuah artikel, berita atau reportase, yaitu: 

Consequences (besar kecilnya dampak peristiwa bagi masyarakat). 
Peristiwa yang besar dampaknya terhadap masyarakat, tentu lebih menarik dibandingkan peristiwa yang sehari-hari terjadi pada kita. Berita tsunami Aceh yang menelan korban ratusan ribu jiwa, diberitakan bahkan hingga sekarang, padahal sudah berlangsung 15 tahun silam. 

Human interest (menarik tidaknya dari segi ragam cara hidup manusia). Kadang, suatu yang tampaknya sepele, namun menarik perhatian publik, karena memiliki human interest yang tinggi. Misal, ada kisah sedotan plastik melukai rongga hidung penyu hingga berdarah. Sekilas, peristiwa itu terlihat biasa, namun karena memiliki human interest yang tinggi, terlihat jadi tidak biasa dan viral. Namun, tentu ada kasus besar yang juga memiliki human interest besar, misal Tragedi Rohingya, Palestina dan sebagainya.

Prominence (besar kecilnya ketokohan orang yang terlibat dalam peristiwa itu). Jari Presiden Jokowi berdarah terpatil udang, menjadi berita yang ramai, dan menjadi tema dari berbagai tulisan di media masa. Tentu karena faktor tokoh yang terlibat. 

Proximity (jauh dekatnya lokasi peristiwa dari orang yang mengetahui berita). Ketika tema yang kita angkat dekat dengan keseharian suatu masyarakat, tentu tema itu menjadi menarik untuk masyarakat tersebut. Koran Solopos, salah satu koran terbesar di Solo Raya, menjadi besar karena meliput peristiwa kerusuhan 98 di kota Solo dengan sangat detil. Maka, orang Solo pun merasa tertarik membaca Solopos saat itu, dan berlanjut hingga saat ini.

Timelines (baru / tidaknya, atau penting / tidaknya saat peristiwa itu terjadi). Jika kita mengangkat tulisan dari sebuah tema yang sudah usang, tentu sudah tak lagi menarik. Misal, kasus Vanessa Angel mungkin menarik perhatian publik awal tahun ini. Tetapi, ketika 3 bulan kemudian kita menulis artikel tentang artis yang terduga melakukan prostitusi online ini, sudah tidak menarik lagi, kecuali jika kita mengangkat dari sudut pandang lain.

Tentu tidak semua dari 5 poin itu harus termaktub dalam satu artikel. Kadang, satu poin yang menonjol, bisa mengimbangi poin yang kurang. Misal, kasus Tsunami Aceh, dari segi timeliness jelas sudah lama terjadi, tetapi dari segi human interest dan consequences, membuat sisi timeliness itu tertutup. Kapan saja, sepertinya teman Tsunami Aceh akan tetap menarik dibahas.

Demikian juga, peristiwa yang terjadi di Palestina, meskipun jauh dari Indonesia, tetap menarik, karena faktor cousequences dan mungkin human interest.

BERSAMBUNG KE BAGIAN TIGA.



Posting Komentar untuk "Yuk, Terampil Menulis Artikel #2: Membuat Artikel Kita Menarik"