Munajat - Sebuah Syair
Saat itu, suasana begitu hening. Jemari saya bergetar, lalu, tertulislah syair sederhana ini. Syair seorang perantau yang kehausan, dan seperti menemukan berteguk-teguk air segar.
[Munajat]
Oleh Afifah Afra
Kutemukan seteguk
Haus pun tunduk
Tapi tak cukup
Aku ingin seteguk lagi
Lalu seteguk lagi
Dan terus
Hingga lenyap
Dahaga ini
Haus ini sungguh bengis
Jiwaku terkikis
Kerontang dan berbau amis
Jiwa liar mengembara
Lalu bertemu kumparan durjana
Aku remuk, rencah, dan tak berdaya
Rabbku
Tetiba aku rindu
Suasana hening di malam sendu
Saat sajadahku, basah oleh air mata taubat kepadaMu
Duhai Rabbku
Jadikan aku mengalir
Terus mengalir
Seperti sungai penuh air di musim penghujan
Sampaikan jiwaku yang penuh kotoran
Menuju muara Ar Rahman
Tenggelam di Samudera Ar Rahiim
Duhai Al Waduud
Jadikan aku air
Wujudku cair
Lesap hasrat kelu
Tuju jalan tawadhu
Duhai Rabbku
Seteguk tak cukup
Aku mohon
Gelas yang lebih besar
Dalam jiwaku
Untuk menampung
Segala hidayah-Mu
Solo 9062020
Tidak ada komentar untuk "Munajat - Sebuah Syair"
Posting Komentar
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!