Akan Kuwariskan Buku Mbak Afra Untuk Anak Cucu!


Kebahagiaan terbesar dari seorang penulis adalah ketika karyanya disambut dengan baik oleh para pembaca. Terlebih, ketika para pembaca tersebut merasakan perubahan positif saat atau usai menikmati karya-karnya penulis favoritnya tersebut. Perubahan positif itu bisa bermacam-macam jenisnya. Sebagai contoh, awalnya sedih, menjadi bahagia. Awalnya tak mengerti, jadi lebih memahami. Awalnya kurang care, menjadi lebih peduli, dan sebagainya. Saya sendiri termasuk orang yang banyak mendapatkan insight dari buku-buku yang saya baca, baik fiksi maupun non fiksi. Saat bocah, saya merasa lebih percaya diri dan menjadi pemberani karena membaca buku-buku Enid Blyton. Tahu kan, siapa beliau? Yap, sang penulis Serial Famous Five, atau kalau diterjemahkan dalam buku-buku berbahasa Indonesia menjadi Serial Lima Sekawan: Julian, Dick, George, Anne, dan Timmy, anjing mereka yang setia.

Saya pun banyak terinspirasi untuk memiliki kehidupan yang lebih "hidup", penuh semangat serta kebahagiaan, saat membaca banyak karya tentang psikologi, manajemen, motivasi, sejarah, dan sebagainya. Buku telah menjadi bagian penting dalam hidup saja. 

Nah, karena itulah, saya merasa sangat gembira dan terharu, karena pada akhirnya saya pun berhasil menulis buku. Bukan hanya satu, bahkan hingga kini sampai 68 judul, dan insyaAllah akan terus berlanjut sepanjang usia saya, semoga bisa mencapai 100 judul atau lebih. Lebih terharu lagi, karena buku itu pun akhirnya mampu memberikan inspirasi kepada para pembaca.

Ini adalah testimoni dari seorang pembaca setia saya,  Kiki Masduki, seorang ustadz dari sebuah pesantren di Jawa Barat, yang sungguh membuat saya merasa bahagia: 

Tetralogi yang keren banget ini. Segera miliki, mungpung lagi diskon! Jangan tanya koleksi saya dijual atau tidak ya? Khusus karya2 Mbk Yeni Mulati Afra tidak akan dijual! Diwariskan buat anak cucu. (sumber: Facebook Kiki Masduki).

Bagaimana hati saya tidak "meleleh", coba? Testimoni semacam itu sebenarnya sudah lumayan sering saya dapatkan, hehe. Tapi, meskipun sering, saya tidak bosan. Saya tetap merasa terharu. Tetap saja dukungan dari pembaca adalah suatu hal yang membuat semangat berkarya terus membuncah. Terlebih, saya menyadari, bahwa nyaris tidak ada jarak antara saya dengan pembaca. Mereka, para pembaca, adalah sahabat-sahabat saya. Sebagian besar di antara mereka berinteraksi dengan baik, memberikan saya dukungan, kritikan, tanpa harus dengan puja-puja layaknya seorang pesohor. Wkkk... tahu dirilah awak, belum layak, tidak akan layak, dan tak ada minat pula menjadi seleb.

Menariknya, karena saya berkarya di dunia kepenulisan sejak 20an tahun silam, maka pembaca saya pun kebanyakan sebaya dengan usia saya. Ternyata mereka mengikuti perkembangan pola pikir, selera dan gaya kepenulisan saya. Ketika mereka remaja, saya menulis remaja, ketika mereka berinjak dewasa, saya pun membersamai proses pendewasaan mereka.

Terasa lucu, ketika bertemu dengan pembaca setia yang dahulu curhat soal pernak-pernik dunia remaja, dan sekarang berganti topik curhat soal rumah tangga dan karirnya. 

Ada juga fenomena menarik yang sering saya jumpai. "Mbak, saya pembaca karya-karya Mbak Afra lho," ujar seorang anak muda saat bertemu di sebuah kegiatan. "Tahu nggak, saya membaca buku Mbak Afra dari mana?" dia melanjutkan pertanyaannya. Sebelum saya menjawab, dia langsung berkata, "Dari koleksi ibu saya."

Wah ini!

Saya pernah semobil dengan beberapa mahasiswa, saat hendak mengikuti sebuah acara. Dua mahasiswa usia 20-an tahun di dalam mobil itu bercerita tentang orang tuanya masing-masing yang ternyata mengoleksi karya saya.

Itu tidak terjadi sekali dua kali, tapi sering, menjadi fenomena. Jadi, memang benar ... ada sebagian pembaca saya yang menjaga dengan baik koleksi karya-karya saya, dan mewariskan untuk anak cucunya.

Terimakasih, pembacaaaa....

Posting Komentar untuk "Akan Kuwariskan Buku Mbak Afra Untuk Anak Cucu!"