Modus-Modus Kejahatan Terkini Yang Harus Kita Waspadai dan Cara Menangkalnya
Pernah menjadi korban kejahatan baik secara online maupun offline? Saya pernah. Rasanya menyesakkan. Modus-modus kejahatan saat ini semakin canggih dan semakin memperdaya. Jika tak berhati-hati, kita akan menjadi santapan empuk orang-orang tak bertanggung jawab yang ingin memperkaya diri dari jalan yang tak halal.
Hidup semakin hari semakin keras, begitu perkataan seorang sahabat, saat membaca kabar tentang kejahatan di sebuah media. Sahabat saya tersebut benar. Angka kejahatan yang semakin tinggi, dengan aneka modus yang kian beragam, memang sering membuat kita merasa resah. Akan tetapi, tentu kita tidak boleh pasrah begitu saja. Kita harus benar-benar waspada, dan tak hanya mengandalkan pada aparat keamanan semata.
Berikut ini beberapa jenis modus kejahatan
yang saya himpun dari pengalaman pribadi maupun pengalaman dari teman-teman.
Semoga dengan mempelajari modus-modus ini, kita menjadi lebih waspada terhadap
ancaman kejahatan yang terjadi sewaktu-waktu.
Berpura-pura
Hendak Mengukur Rumah
Peristiwa ini terjadi sekitar 3 tahun silam.
Saat itu, saya dan suami sedang tidak di rumah, hanya ada salah seorang kerabat
yang memang bertugas menjaga rumah. Ketika kami pergi, dua orang lelaki datang
dengan simpatik, memakai baju rapi plus kartu nama.
“Kami mau mengukur rumah, sudah janjian sama
Bapak,” ujar salah satu dari mereka. Kerabat saya mengiyakan saja. Lelaki itu
kemudian masuk dan mengukur rumah dengan alat khusus. Kerabat saya mengikuti
dari belakang tanpa curiga. Ternyata, ketika satu lelaki mengukur, lelaki yang
lain dengan cepat beraksi. Sebuah laptop dan satu tablet berhasil dia bawa
pergi, dia sembunyikan di balik jaketnya yang besar.
Kami bahkan baru sadar kehilangan laptop dan
tablet sore harinya, ketika saya hendak menggunakan laptop tersebut.
Menukar
Uang Palsu di ATM
Kejahatan jenis ini terjadi pada kenalan saya.
Ketika itu, dia ada di ruang ATM. Ketika keluar, tiba-tiba ada seseorang
berkata padanya. “Maaf, Mas, ATM saya rusak. Padahal mau transfer ke saudara
saya. Mas bisa minta tolong transferkan ke nomor rekening ini, nanti saya ganti
pakai uang cash.”
Ternyata, uang cash yang diberikan sebagai
pengganti adalah uang palsu.
Mengaku
Utusan Orangtua Menjemput Anak di Sekolah
Suatu hari, sekolah anak teman saya, sebut
saja Dea, dijemput oleh seseorang yang mengaku sebagai utusan ayahnya. “Saya
diutus menjemput Dea,” ujar orang itu. “Yang menyuruh ayah Dea. Dea harus
pulang sekarang, karena ayahnya sakit.”
Untungnya para guru waspada. Diam-diam seorang
guru menghubungi Dea, lalu bertanya, apakah Dea kenal dengan orang tersebut?
Dea menggeleng. Sang guru pun menolak permintaan orang asing tersebut. Setelah
dikonfirmasi, ternyata ayah Dea tidak mengutus siapapun untuk menjemput Dea.
Apa yang hendak dilakukan orang asing
tersebut? Tentu banyak kemungkinan. Bisa saja kasus penculikan dengan tebusan.
Untungnya, kejadian tersebut berhasil dicegah.
Mengabari
Anak Kecelakaan di Sekolah
Peristiwa ini terjadi baru-baru saja. Sebuah
telepon diterima staf kantor saya, mengabari bahwa anak saya kecelakaan di
sekolah, dan butuh uang segera untuk operasi, karena kondisinya gawat. Tentu
saya kaget bukan main. Untungnya, saya masih cukup tenang untuk menelepon balik
sekolah.
“Wah, kejadian seperti itu banyak sekali di
sekolah ini, Bunda,” ujar guru anak saya di sekolah. “Malah ada orang tua yang
sudah transfer uang ke rekening mereka karena tertipu. Hati-hati, ya... anak
Bunda baik-baik saja, kok.”
Saya pun merasa lega, meski ikut prihatin
dengan nasib yang menimpa teman saya.
Menghack
WA dan Akun Medsos, Meminta Dikirim Uang
Dahulu, zaman masih
ramai-ramainya penggunaan Blackberry, BBM suami saya di-hack, dan si hacker meminta ke teman-temannya untuk mengiriminya pulsa.
Ternyata, beberapa orang melayani permintaan pulsa tersebut, sehingga total ada
sekitar satu juta lima ratus ribu rupiah pulsa yang terkirim. Saat ini, setelah marak penggunaan android, hal
yang sama masih sering terjadi, yaitu seseorang yang telah menghack akun kita,
berpura-pura menjadi teman kita dan meminjam sejumlah uang.
Mengirim Link Phising Atau Meminta Kode OTP
Di era android,
kejahatan via ponsel semakin “canggih”, di antaranya pengiriman link-link
phising yang jika diklik bisa menguras tabungan kita. Tak kalah sering adalah
adanya seseorang yang meminta kode OTP kita, padahal di seberang sana dia
sedang siap-siap menjebol uang kita yang bisa diakses secara digital, baik di
rekening bank maupun e-wallet.
Modus COD Palsu
Sangat sering terjadi
adanya modus kejahatan berpura-pura COD dengan meminta uang sekian atas pesanan
yang dilakukan salah satu anggota kita. Dulu saya pernah mengalami pula, ada
orang membawa paket, lalu mengatakan COD dari suami saya senilai sekian ratus
ribu rupiah. Saya langsung percaya dan membayar biaya COD tersebut. Ternyata,
isinya hanya baju murahan yang sangat jauh dari harga yang harus kami bayar.
Lebih menyebalkan lagi, ternyata suami saya tidak merasa memesan barang
tersebut.
Masih ada banyak modus kejahatan, semoga suatu
saat bisa berbagi di artikel lain. Semoga kita semua terhindar dari berbagai modus kejahatan yang semakin hari semakin canggih itu.
Posting Komentar untuk "Modus-Modus Kejahatan Terkini Yang Harus Kita Waspadai dan Cara Menangkalnya"
Posting Komentar
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!