Bagaimana Mereka Bertemu Belahan Jiwa? #1
Cerita bagaimana seseorang bertemu dengan
belahan jiwa alias istri atau suami itu sangat unik. Pernah saya tulis dalam
satu buku saya, “Sayap-Sayap Sakinah”, bahwa jika semua kisah perjodohan setiap
Bani Adam di muka bumi ini ditulis, maka akan jadi sebuah kitab megatebal
dengan kisah yang nyaris semua menawan kalbu.
Nah, bagaimana dengan kisah bertemunya
orang-orang hebat, para Nabi dan Rasul, sahabat, tabi’in dan para ulama dengan
belahan hatinya? Saya akan mencoba mengupas beberapa di sini.
Nabi Adam
dan Bunda Hawa
Sebagaimana penciptaannya yang istimewa,
yaitu langsung dengan “tangan” Allah SWT, perjodohan mereka juga istimewa,
karena langsung diperjodohkan oleh-Nya.
Ya, dalam kesepiannya di Surga, setelah Iblis
diusir dari Surga, Nabi Adam memohon agar Allah memberinya teman untuk mengurai
kesenyapan. Maka, diciptakanlah Hawa dari tulang rusuk Adam. Atas kehendak-Nya,
Adam pun tertidur pulas. Begitu bangun, beliau tertegun, karena di sampingnya
telah duduk seorang wanita yang cantik jelita. Ya, menurut As-Suhaili, Hawa
adalah wanita paling cantik di dunia, dan tidak ada wanita yang menyerupai Siti
Hawa dalam soal kejelitaan kecuali Sarah, istri Nabi Ibrahim (Kisah Para Nabi,
hal: 281).
Al-Sadi menjelaskan, dari Abu Shalih dan Abu
Malik, dari Ibnu Abbas, dari Murah, dari Ibnu Mas’ud dari beberapa orang
sahabat, dimana mereka pernah mengatakan, “Allah Ta’ala mengeluarkan Iblis dari
surga dan menempatkan Adam ke dalamnya. Di dalam (surga) Adam berjalan
sendirian tanpa istri yang menemaninya. Lalu ia tertidur sejenak hingga
akhirnya terbangun, tiba-tiba di sampingnya ada seorang wanita duduk yang diciptakan
Allah Ta’ala dari tulang rusuknya. Kemudian Adam bertanya, ‘Apa jenis
kelaminmu?’ ‘Aku ini seorang wanita,’ jawabnya. Lebih lanjut Adam bertanya,
‘Dan untuk apa engkau diciptakan?’ Ia menjawab, ‘Supaya engkau merasa tenang
denganku.’ Para malaikat pun bertanya kepadanya, ‘Siapa nama wanita itu, hai
Adam?’ ‘Hawa,’ jawabnya. ‘Mengapa bernama Hawa?’ Tanya para malaikat. Adam
menjawab, ‘Karena ia diciptakan dari sesuatu yang hidup.’”
Maka, tinggallah sepasang kekasih yang
langsung diciptakan oleh Allah SWT itu di surga, sampai ujian itu datang.
Mereka melanggar larangan Allah SWT dengan memakan buah terlarang, dan
akibatnya mereka diturunkan dari surga ke bumi. Menurut Al-Imam At-Thabari
dalam Tarikhnya (jilid 1 hlm 121-126), bahwa Mujahid meriwayatkan keterangan
Abdullah bin Abbas bin Abdul Mutthalib yang mengatakan : ''Adam diturunkan dari
surga ke bumi di negeri India.'' Abu Shaleh meriwayatkan juga dari Ibnu Abbas
yang menerangkan bahwa Hawa diturunkan di Jeddah. Selain keterangan ini, ada
beberapa pendapat yang berbeda tentang dimana diturunkannya Adam dan Hawa. Akan
tetapi, ulama bersepakat bahwa mereka bertemu di Jabal Rahmah, setelah ratusan
tahun terpisah.
Setelah bertemu di bumi, mereka pun membangun
sebuah keluarga yang merupakan keluarga pertama di bumi. Hawa melahirkan
sebanyak 120 kali, dan masing-masing adalah anak kembar lelaki-perempuan. Yang
tertua adalah Qabil dan Iqlima, sedangkan yang bungsu Abdul Mughits dan Ummul
Mughits (Modul Tarbiyah Islamiyah: 238).
Kisah perjodohan Adam dan Hawa begitu
spesial, sempurna dan luar biasa, karena Allah langsung menjadi “comblang” atas
pertemuan mereka. Meskipun akhirnya dipisahkan ratusan tahun dengan jarak
ribuan kilometer, mereka tetap berjumpa dan memadu kisah asmara. Jangan pernah
ragu, jika Allah telah berkehendak atas dirimu, segala sesuatu pasti akan
dimudahkannya.
Rasulullah
SAW dan Khadijah binti Khuwailid
Khadijah adalah sosok yang sangat terpandang
di Mekah, sehingga dia dijuluki sebagai Ratu Mekah, alias pemimpin kaum wanita
di Mekah. Beliau sangat cantik, cerdas, terpelajar, dan kaya raya. Dia juga
terkenal menjaga kesuciannya, sehingga Khadijah juga dijuluki sebagai
At-Thohiroh. Ketika beliau menjanda, para lelaki terpandang di Mekah mencoba
meminangnya, tetapi selalu ditolak oleh Khadijah.
Sebagai seorang saudagar kaya, Khadijah
memperkerjakan banyak pegawai, salah satunya adalah Pemuda Muhammad. Adalah
pembantu Khadijah, Maisarah yang awalnya menceritakan tentang Muhammad kepada
Khadijah. Dan melihat sendiri sikap amanah, kejujuran, keuletan, kecerdasan dan
karakter cemerlang pegawainya ini, diam-diam Khadijah memendam perasaan suka.
Maka, suatu hari beliau mengutus sahabatnya, Nafisah binti Muniyyah untuk
menanyakan kesediaan Muhammad untuk menikahi Khadijah.
Muhammad, yang ternyata juga tertarik dengan
majikannya yang mempesona itu, menyambut perkataan Nafisah dengan semangat.
Beliau pun kemudian mendatangi paman Khadijah dan melamar Khadijah. Pernikahan
berlangsung dengan mahar 40 ekor unta muda. Saat itu, beberapa riwayat
menyebutkan bahwa selisih usia mereka 15 tahun. Dari pernikahan tersebut, lahir
2 orang putra (Qasim dan Abdullah, keduanya meninggal saat masih anak-anak),
dan 4 putri (Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah).
Sepanjang waktu, Khadijah adalah istri yang
sangat dicintai Rasulullah SAW. Aisyah
r.a., pernah mengatakan, “Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap istri-istri
Nabi melebihi kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal aku belum pernah
berjumpa dengannya. Biasanya ketika beliau menyembelih kambing, beliau
memerintakan: “bagikanlah daging kambing ini kepada teman-teman Khadijah“.
Suatu hari, kecemburuanku membuat beliau marah. Kataku, “Khadijah?” beliau lalu
mengatakan, “Aku dikaruniai rasa cintah kepadanya” (HR Al Bukhari 3818, Muslim
2435).
Dalam hadist lain disebutkan, Aisyah berkata:
“Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita kecuali Khadijah?”. Nabi menjawab,
“Dia beriman kepadaku ketika semua manusia mengkufuriku, dia membenarkan aku
ketika semua manusia mendustakanku, dia mendukungku dengan hartanya ketika
manusia menahannya dariku, dan Allah memberi rezeki kepadaku berupa anak
darinya ketika aku tidak mendapatkan anak dari istri-istriku yang lain” (HR.
Ahmad).
Ya, ada kalanya perempuan menjadi pihak yang
semestinya proaktif. Mungkin banyak pemuda baik yang sebenarnya ingin
menikahimu, tetapi karena kemuliaan yang kau sandang, dia menjadi kurang
percaya diri. Tetapi, tentulah kau harus memakai cara yang tidak merendahkan
marwahmu sebagai seorang perempuan.
BERSAMBUNG ke Bagaimana Mereka Bertemu Belahan Jiwa #2
topiknya seru :D
BalasHapusMakasih kunjungannya ya...
HapusInsyaAllah artikel ini ada kelanjutannya :-)
Subhanallah, artikel yang indah. Tadi disampaikan pas mengisi siaran Harmonika di MH FM ya, Bunda?
BalasHapus