Mengubah Anak Bodoh Menjadi Sejenius Einstein atau Edison, Mungkinkah?


Apakah anak Anda dianggap bodoh? Tidak punya prestasi dan sama sekali tidak membanggakan? Memang sedih sih, jika memiliki anak yang dianggap memiliki kemampuan di bawah standard. Setiap menjelang ujian kenaikan kelas, apalagi ujian nasional, emak dan bapaknya yang merasa 'judeg' luar biasa. Panggil guru les ke sana ke mari, ikut pendalaman materi dan sebagainya, tapi tetap sama saja hasilnya.

Jangan khawatir, dahulu, Einstein juga dianggap begitu. Saat kecil, Einstein dikenal bodoh serta aneh, sama sekali jauh dari sosok anak yang kelak akan menjadi salah satu pria tersukses di dunia.

Sebagaimana dilansir dari abcnews.go.com (10/4/2007), Einstein adalah seorang pelajar yang lambat menyerap ilmu pengetahuan serta sangat  suka menyendiri. Bahkan seorang kepala sekolah pernah mengusirnya karena dia dianggap terlalu memberontak.

Sama dengan Einstein, Thomas Alva Edison, penemu bola lampu listrik juga pernah dianggap bodoh. Situs www.cbsnews.com (10/4/2018) menyebutkan bahwa dia "too stupid to learn anything." 

Ternyata, kita dibuat ternganga, ketika di waktu dewasa, Edison tumbuh sebagai sosok jenius yang luar biasa sukses. Menurut tirto.id (18/10/2017), Edison memiliki 1.093 hak paten atas penemuannya, yang membuatnya kaya raya.

Anak Anda mungkin ada peluang menjadi seperti Einstein atau Edison. Ada 3 trik yang harus kita coba sebagai orang tua.

Pertama, kita meyakini bahwa semua orang memiliki kelebihan. Tugas kita sebagai orang tua adalah menyelidiki dan mengeksplorasi, apa sebenarnya kelebihan atau potensi yang dimiliki anak kita. Potensi bisa dikenali dari hobi atau kecenderungannya.

Kedua, arahkan segala sumber daya yang kita miliki untuk mengelola kelebihannya tersebut. Buatlah program pelatihan yang berkelanjutan dan terpadu untuk menajamkan kelebihannya tersebut. Malcolm Gladwell, seorang motivator, sebagaimana dilansir dari businessinsider.com (3/7/2014), menyatakan bahwa untuk menjadi ahli di bidang apapun, seseorang harus menempuh 10 ribu jam terbang.

Jika anak kita bukan tipe orang yang multitasking, sebaiknya kita fokus saja dengan apa yang menjadi kelebihannya. Tak usah malu jika nilai-nilai anak kita jelek, asal dia bisa optimal di bidang yang menjadi spesialisasinya. Jangan pula terlalu membebaninya dengan sesuatu yang bukan kekhasannya.

Ketiga, dampingi anak dengan penuh cinta saat menjalani aktivitas pengasahan potensinya. Meski apa yang dilakukannya adalah kesukaannya, bukan tidak mungkin jika suatu saat ada perasaan bosan atau semangat menjadi down. Kita harus terus memotivasinya dengan cara yang smooth. Dorongan harus cukup kuat agar dia bisa bergerak, tetapi jangan terlalu kuat hingga dia terjengkang dan jatuh.
Jika tiga hal ini kita lakukan, tak mustahil anak kita akan menjadi sosok yang bersinar, tentu bersinar sebagai dirinya sendiri. Menjadi bintang atas kelebihan yang dia miliki.

Memang benar, tidak ada anak bodoh. Yang ada adalah anak yang tidak memiliki kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri.

Sumber foto: theatlantic.com

3 komentar untuk "Mengubah Anak Bodoh Menjadi Sejenius Einstein atau Edison, Mungkinkah?"

Comment Author Avatar
Mba akunyakin dengan itu. Asal anak tetap distimulan yg benar dan didoakan yang baik2 yah.
Comment Author Avatar
Sayangnya masih banyak orang tua yg memaksakan kehendak dlm proses belajar sang anak. Semua les diikutin, belajar sampe tengah malam, bahkan saat libur juga harus belajar menghafal materi yg setumpuk
Comment Author Avatar
Selain asupan gizi, agar anak bisa tumbuh cerdas memang sangat tergantung pada pola didik dan pendampingan dari orang tua ya Mbak. Tapi saya percaya setiap anak itu dilahirkan cerdas, meski jenis kecerdasannya berbeda-beda

Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!