Kelaparan Ego


Saya pernah dibuat ternganga oleh perilaku seorang kenalan, yang dengan enteng memaki seorang pengemis yang meminta sedekah kepadanya. Bermasa terlewat, saya sibuk mencari jawab, apa sebenarnya yang membuat kenalan saya tersebut ‘kehilangan nurani’nya dan dengan tega mengusir pengemis tersebut. Padahal, tuntutan pengemis itu tidak banyak, hanya sekeping logam 500 rupiah, yang jika dibelikan makanan paling-paling hanya mendapatkan sepotong kerupuk.

Maka, ketika istilah ‘kelaparan ego’ diperkenalkan oleh Less Giblin dalam buku Seni Membina Hubungan dengan Orang Lain (diterbitkan oleh Gramedia), saya dibuat terhenyak. Menurut Less Giblin, ego (konsep diri) juga bisa lapar. Dan orang yang kelaparan egonya, tak akan mungkin mampu berbagi dengan tulus, kepada orang lain. Dengan kata lain, hanya orang yang egonya telah ‘kenyang’lah yang mampu menjalin hubungan mesra, tanpa reserve, dengan orang lain. Orang semacam inilah yang akan mampu membina hubungan baik dengan siapapun, meskipun partner tersebut adalah sosok yang jutek, egois, suka menggosip… yakni orang-orang yang egonya masih lapar.

Penjelasan dari ungkapan Giblin bisa kita komparasikan dengan Teori Kepribadian Sehat dari Carl Rogers. Menurut Rogers,  setiap orang pasti memiliki gambaran diri yang ideal (ideal self), yang pada masing-masing orang berbeda-beda, tergantung ideologi kehidupan yang dianutnya. 

Mungkin kita memiliki gambaran diri sebagai sosok ideal. Kita berharap pada diri kita melekat karakter sosok pejuang tangguh yang kuat dalam masalah spiritualitas, kuat dalam berpikir, kuat badan, kuat ma’isyah (penghasilan), kuat ibadah, kuat segalanya. Sayang, dalam tataran real, kita harus terbentur pada kenyataan akan diri kita yang sebenarnya (real self). Misalnya, sosok kita yang malas beribadah, sakit-sakitan, otak cupet, senantiasa terbentur masalah ekonomi dan sebagainya.

Semakin dekat atau semakin kongruen antara ideal self dengan real self, maka seseorang akan semakin sehat secara kepribadian. Dia semakin mencintai dirinya sendiri. Ia adalah orang yang kenyang egonya. Hanya orang yang secara ego sudah kenyang, bisa berbagi dengan orang lain.

Sedangkan semakin tidak kongruen alias semakin jauh real self dengan ideal self, maka seseorang akan semakin membenci dirinya sendiri. Ia adalah orang yang kelaparan egonya. Yang menginginkan sesuatu yang serba ideal, namun tak berdaya, atau tak kuat usahanya dalam mencapai idealisme tersebut.

Sekali lagi, orang yang mampu ikhlas berbagi, adalah orang yang telah kenyang ego. Dalam ajaran Islam, kita mengenal salah satu hadist Nabi Muhammad SAW dari Anas r.a. yang artinya, “Belum sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari).

Ada persyaratan yang digariskan Nabi, yakni mencintai dirinya sebelum ia mencintai orang lain. Hanya orang yang telah mampu mencintai dirinya yang bisa ikhlas mencintai orang lain. Orang yang mencintai dirinya adalah orang yang telah mengenal siapa dirinya, mengerti apa kekurangan kelebihannya, mengerti hak-hak dan kewajibannya sebagai manusia sebagai hamba Allah. 

Oleh karenanya, pengenalan terhadap diri sendiri merupakan suatu hal yang diwajibkan sebagaimana firman Allah,“dan pada dirimu, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Adz-Dzaariyaat: 21).

Bagaimana dengan yang terjadi pada kenalan saya tersebut? Maaf, bukannya sedang membuka aib. Dia adalah orang yang secara pengamalan agama sangat kurang, pendidikan rendah, bahkan penghasilannya pun pas-pasan. Dari segi apapun, dia adalah orang yang ‘kelaparan.’ Bagaimana bisa orang yang kelaparan berbagai ‘makanan’ dengan orang-orang yang sama-sama kelaparan?

Semoga kita bukan termasuk orang yang lapar egonya.

Wallahu a’lam bish-showwab.


Keterangan

Sumber foto: ed.ac.uk

9 komentar untuk "Kelaparan Ego"

Comment Author Avatar
Oh, begitu ya?! Saya malah enggak ngerti teorinya :-)
Lebih detilnya terdapat di buku apa? saya pengin baca juga
Comment Author Avatar
Dan mengapa orang bisa korupsi? Apakah karena egonya lapar?
Comment Author Avatar
Ya, lapar, kalau tidak, dia tentu tak akan korupsi
Comment Author Avatar
Please let me know if you're looking for a writer for your blog.
You have some really good posts and I believe I would be a good
asset. If you ever want to take some of the load off, I'd love to write some content for your blog in exchange for a link back to mine.
Please blast me an email if interested. Cheers!
Comment Author Avatar
I know this if off topic but I'm looking into starting my own weblog
and was wondering what all is needed to get set up?
I'm assuming having a blog like yours would cost a pretty penny?
I'm not very web smart so I'm not 100% positive. Any
tips or advice would be greatly appreciated. Many thanks
Comment Author Avatar
This is my first time go to see at here and i am really happy
to read everthing at single place.
Comment Author Avatar
Hi, i believe that i noticed you visited my web site
so i came to return the prefer?.I am attempting to find issues to enhance
my site!I guess its adequate to use a few of your ideas!!

Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!