Menulislah Seperti Kau Belajar Berenang atau Memasak Donat!
Suatu hari, saya bertemu dengan seorang ibu yang mengeluh, karena selama bertahun-tahun belajar berenang, ternyata dia tak juga bisa berenang. Dia takjub kepada seorang teman, yang baru setahun latihan nyebur di kolam renang, ternyata sudah selincah ikan (ini mah hiperbolik ya, Sob!). Maksudnya, baru berlatih sebentar, sudah langsung pintar.
Saya memang tidak terlalu mahir berenang. Tetapi, karena sejak kecil saya biasa nyebur air, karena rumah saya dekat sungai dan hampir tiap hari mandi-mandi (istilahnya lumban) sampai 'bundas" (rambut merah pecah-pecah, karena lumbannya di siang bolong habis sekolah, minimal saya bisa meluncur di permukaan air. Tak tenggelam. Gerakan saya masih tidak efektif, tetapi setidaknya, saya bisa melewati permukaan air hingga puluhan meter tanpa menjejak dasar kolam, hehe.
Saya tak tahu teori-teori renang, tetapi karena sering nyebur, ya dikit-dikit bisa. Kawan saya yang setahun nyebur, dia serius berlatih. Rajin nyebur, belajar teori, dan ada guru. Sementara, ibu yang mengeluh, bertahun-tahun belajar teori, tetapi jarang nyebur kolam. Sekali nyebur, dominan rasa takut, sehingga baru sebentar, sudah menepi dan tidak berani lagi.
Sebenarnya, menulis itu mirip berenang. Kalau tak pernah mencoba menyebur, mana mungkin bisa. Meski tiap hari dijejali teori, tak akan bisa terampil tanpa praktik berenang di kolam renang.
Menulis juga mirip seperti bikin donat. Sampai sekarang, kalau bikin donat, saya belum bisa sempurna. Pasti ada bagian yang peyang, penjol, atau malah bantat. Belum masalah pembuatan topping-nya. Lebih banyak gagal daripada berhasil. Kata anak-anak sih, donat saya enak. "Tapi tidak layak jual," ujar mereka, jujur, haha.
Ini berbeda dengan kakak saya yang sulung. Tiap hari, beliau berkutat di dapur. Hobinya memasak. Salah satu masakan favoritnya adalah donat. Pantas, kalau bikin donat, hasilnya selalu bagus. Toppingnya menarik. Layak jual! Memang, beliau sering menerima pesanan aneka makanan, tak hanya donat, tetapi juga menu lainnya.
Karena sering terjun di dapur, praktik memasak donat, mbak saya bisa dikatakan "ahli donat". Kalau pun belum sampai ahli, minimal beliau punya ketrampilan.
Menulis itu juga sebuah ketrampilan. Ilmu alat. Mirip kayak matematika. Dulu saya kuliah di Fakultas MIPA, sekarang namanya berganti Fakultas Sains dan Matematika. Ini adalah fakultas yang cukup bikin puyeng, karena yang dipelajari ilmu-ilmu eksakta. Meski saya di jurusan Biologi, saya berteman dengan mahasiswa jurusan lain sefakultas, termasuk jurusan Matematika. Nah, anak-anak Matematika ini crazy betul gaya belajarnya. Banyak di antara mereka tidur habis isya, lalu bangun jam 11 malam sampai pagi. Belajar! Otak-atik soal matematika dengan asyik. Lama-lama mereka terampil.
Ada juga yang memilih begadang, lembur sampai malam, baru tidur. Persis kids zaman now. Cuma kalau mereka begadang karena belajar, sebagian (hanya sebagian, cateeeet) sekarang pada begadang karena main Mobile Legend wkkk....
Kita juga bisa melihat, para pemain bola profesional, luar biasa berlatihnya. Kalau dalam seminggu mereka tampil 2 kali 90 menit, latihannya bisa berpuluh-puluh jam. Kalau pekerja kantoran tiap hari kerja di kantor, mereka tiap hari berlatih fisik, strategi, kerjasama, ketahanan tubuh dan sebagainya.
Karena menulis adalah sebuah ketrampilan, maka latihan sangat perlu. Kalau kata Malcolm Gladwell, butuh 10.000 jam terbang untuk bisa jadi ahli di bidang apapun. Jadi, coba hitung, kalau kita mau jadi pakar dalam kepenulisan, dan sehari cuma mengalokasikan 1 jam latihan, berapa lama 10 rb jam terbang kita raih?
Jika alokasi kita berlatih hanya sejam sehari, berarti setahun kita berlatih hanya 365 jam. Untuk mendapatkan 10.000 jam terbang, kita butuh waktu 27 tahun! Lama bingiiit!
Oke, sehari 2 jam! Kita butuh 13,5 tahun!
Hal yang terberat untuk menjadi ahli memang butuh konsistensi luar biasa. Yuk, belajar konsisten. Menulislah seperti kau berenang atau memasak donat. Latihan, latihan dan terus latihan!
4 komentar untuk "Menulislah Seperti Kau Belajar Berenang atau Memasak Donat!"
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!