Widget HTML #1

Menyibak Sederet Informasi Sesat Tentang Palestina

Perang antara Zionis Israel melawan Pejuang Palestina (foto: Al-Jazeera)

Gencatan senjata sudah dilakukan. Berbagai provokasi terus dilakukan oleh penjajah zionis, tetapi warga Palestina tidak terpancing. Meski kemerdekaan Palestina masih panjang, setidaknya warga Palestina, khususnya Gaza bisa bernapas lega dan sejenak terhindar dari bombardir militer penjajah zionis Israel.

Namun begitu, perdebatan tentang Palestina terus saja terjadi. Di dalam negeri pun, berbagai misleading information (informasi sesat) yang diduga keras merupakan bagian dari propaganda zionis, terus saja dilancarkan. Apakah ini semua ada kaitan dengan temuan seorang Peneliti Oxford yang cukup mengejutkan? Sebagaimana dilansir dari kompas.com (5/10/2019), peneliti Oxford mengungkapkan bahwa dana buzzer di Israel bisa mencapai 100 juta dollar AS, atau sekitar Rp 1,4 trilyun. Luar biasa! Mereka benar-benar totalitas dalam melakukan propaganda melalui para pendengung alias buzzer. (Link berita baca sini).
Jika menyimak berbagai percakapan virtual di media sosial, saya menangkap setidaknya ada 4 misleading info, yang tujuannya melemahkan, menggembosi bahkan menghancurkan upaya pembebasan Al Aqsha. Berbagai info sesat ini ditiupkan melalui jalur dan target yang berbeda-beda. Apa saja?
1. Donasi Tak Sampai, Donasi Diembat, Donasi Harus Diaudit!
Orang Indonesia memang dikenal sangat dermawan. Dana mengalir deras ke Palestina. Lazismu misalnya, lembaga zakat milik Muhammadiyah ini menyebutkan telah mengumpulkan dana lebih dari Rp 10 milyar! Dilansir dari situs sindonews.com (24/5/2021) akumulasi dana Palestina dari masyarakat Indonesia terkumpul Rp 64 milyar lebih.

Besarnya dana yang mengalir ini, di satu sisi ternyata membuat banyak kalangan justru seperti kebakaran jenggot. Tak peduli bahwa dana sebenarnya lebih banyak untuk bantuan kemanusiaan, dihembuskanlah isu bahwa donasi diembat lembaga sosial, alias tidak sampai ke Palestina. Terdengar suara yang lantang menyerukan, agar donasi-donasi Palestina harus diaudit.

Sempat pula beredar rekaman seorang pejabat otoritas Palestina yang mengatakan bahwa selama ini mereka tidak pernah menerima dana dari para demonstran di Indonesia. Tentu suara-suara tersebut tidak salah. Tak perlu kita membalas suara nyinyir itu dengan balasan nyinyir pula. Tapi, dengan bukti. Transparasi memang harus diwujudkan dalam bentuk apapun, termasuk dana Palestina. Untungnya, NGO-NGO yang selama ini berkonsentrasi mengelola dana Palestina segera tanggap. Mereka menjawab dengan bukti penyaluran donasi langsung ke sasaran.

Berikut ini adalah salah satu video penyaluran bantuan kemanusiaan Palestina yang dilakukan oleh Rumah Zakat. Silakan tonton di video ini ya... Kenapa saya mencontohkan Rumah Zakat? Karena selama ini, saya memang banyak berinteraksi dengan Rumah Zakat. Saat Ramadan kemarin, saya menjadi salah satu duta Ziswaf Rumah Zakat, dan berhasil mengumpulkan dana lumayan besar, salah satunya untuk Donasi Palestina.


Saya sangat percaya dengan Rumah Zakat, lembaga yang baru-baru ini meraih penghargaan penghargaan Global Good Governance Award 2021 (link baca di sini). Rumah Zakat juga berhasil meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), predikat laporan keuangan tertinggi, untuk yang ke-15 kalinya secara berturut-turut (link berita baca di sini).

Selain rumah zakat, tentu saya percaya, bahwa NGO lain pun sangat amanah. Lembaga-lembaga seperti Lazismu, NUCare, ACT, KNRP, Adara, BSMI dan sebagainya, merupakan lembaga yang memiliki kredibilitas tinggi. Meski begitu, tidak bisa dipungkiri, pasti banyak pihak-pihak yang mencoba menggunakan kesempatan ini untuk hal-hal yang tidak tepat. Jadi, tentu kita tetap harus berhati-hati, agar bisa memilih lembaga sosial yang benar-benar bisa diandalkan. Silakan baca ulasan tentang Tips Memilih Lembaga Zakat yang Amanah di sini!

Anehnya, meski sibuk menghembuskan isu donasi masyarakat Indonesia ke Palestina, mereka tak menyoal betapa besarnya dana Amerika Serikat untuk Israel. Menurut situs bbc.com (25/5/2021), Israel mendapatkan gelontoran dana setidaknya US$ 3,8 milyar atau setara Rp 55 trilyun per tahun dari AS. Dana itu digunakan untuk mengembangkan militer, termasuk kubah besi (iron dome) yang kemarin ternyata berhasil ditembus roket Hamas. Link BBC silakan baca sini.

2. Hamas Adalah Masalah
Seorang influencer, mencuit di akun Twitternya, bahwa Palestina itu banyak masalah, salah satunya adalah HAMAS (Harokah Muqowwamah al-Islamiyyah, salah satu faksi perlawanan rakyat Palestina). Pendapat tersebut sejalan dengan isu yang ditiupkan, bahwa Hamas merupakan penyebab perang. Mereka beropini, bahwa Isreal memborbardir Gaza karena Hamas menyerang Tel Aviv dengan roketnya. Karena serangan roket itu, maka Israel pun dengan tanpa ampun membantai rakyat Gaza.

Opini semacam ini terus-menerus dilontarkan. Sepertinya mereka lupa, bahwa roket Hamas sebenarnya merupakan reaksi dari berbagai provokasi yang dilakukan oleh Zionis Israel sebelumnya.

Sheikh Jarrakh merupakan salah satu pemukiman di Jerusalem Timur yang sejak tahun 1956 telah dihuni warga Palestina. Namun, kawasan tersebut kemudian diklaim secara sepihak oleh Zionis, dan warga Palestina pun diusir dari kawasan tersebut. Bentrok terjadi di bulan Ramadhan. Aksi massa Palestina yang menuntut keadilan, ditanggapi dengan represif oleh tentara Zionis. Dilansir dari Dilansir dari kompas.com (11/5/2021), bentrokan kembali terjadi saat zionis Israel menyerang ribuan jamaah yang sedang shalat tarawih di Masjidil Aqsha. Ratusan warga Palestina luka-luka terkena peluru logam berlapis karet yang dipakai polisi Israel. (Link berita baca di sini).

Juga jangan dilupakan, bahwa pendudukan Israel sudah lebih dari 7 dekade. Menurut website npc.or.id, sejak Targedi Nahbah 1948, sekitar 100.000 warga Palestina telah wafat di tangan Zionis Israel. Pada tragedi Nakbah, sekitar 800.000 warga Palestina diusir dari negerinya secara paksa.

Lihatlah peta ini secara seksama! Lihatlah betapa wilayah Palestina semakin hari semakin sempit, dan barangkali akan hilang, jika kita semua diam.




Benarkah roket Hamas merupakan masalah, sementara masalah pendudukan Israel sudah sejak 1948? Padahal, Hamas sendiri baru berdiri pada tahun 1987? Hamas juga hanya terdapat di Gaza, sementara, selama 11 hari di bulan Mei 2021 kemarin, semua wilayah Palestina bergolak melawan penjajah Zionis.

Selain menyalahkan Hamas sebagai penyebab perang, sebagian kalangan juga sibuk memfitnah Hamas sebagai syiah, khawarij dan sebagainya. Beredar pula broadcast (BC) melalui WA, yang sempat saya terima, yang mencatut nama seorang ustadz (entah benar atau tidak), bahwa Palestina memang sebenarnya merupakan hak kaum Yahudi. Dalam BC tersebut diungkapkan, bahwa Rasulullah SAW tidak menaklukkan Masjidil Aqsha, baru zaman Khalifah Umar Al-Aqsha ditaklukkan, menunjukkan bahwa Al-Aqsha memang bukan prioritas Umat Islam.

Saya curiga, pendapat itu lahir dari kalangan yang tampak 'adem-ayem' saja melihat Palestina bergolak. Siapa mereka? Yang sudah tergoda untuk berkhianat dengan melakukan proses normalisasi hubungan dengan Israel. Silakan googling aja deh...

3. Hamas Menggunakan Tameng Anak-Anak dan Perempuan Untuk Melawan Israel

Lagi-lagi Hamas, lagi-lagi Hamas. "Kami bersimpati pada Palestina, tetapi tidak pada Hamas!" begitu saya sering melihat tulisan sejenis itu melintas. Salah satu alasannya, Hamas menggunakan anak-anak dan perempuan sebagai tameng. Sebenarnya, ini adalah konten utama dari propaganda Israel.

Dilansir dari sindonews.com (30/9/2014), Dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB di New York, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebutkan bahwa pihak Hamaslah yang menggunakan warga sipil sebagai tameng mereka, yang menyebabkan banyaknya korban dari warga sipil.


Sekarang, lihat peta Palestina yang makin menciut! Gaza Strip (Jalur Gaza) adalah daerah yang sangat sempit seluas 365 km² yang dihuni oleh sekitar 2,048 juta (2020). Sebagai perbandingan, luas Jakarta adalah 661,5 km². Gaza diblokade sejak 2007, sehingga merupakan penjara raksasa. Perbatasan dengan Mesir ditutup, sementara kalau berani melaut, akan ditembak Israel. Sedangkan sisi darat lainnya, semua berbatasan dengan Israel.

Dalam posisi tersudut semacam itu, tentu akan sulit jika pejuang Palestina di Gaza memisahkan diri dari lingkungan sipil. Ibarat Anda sedang di rumah, lalu ada sekawananan perampok mengambil alih rumah Anda, dan anda dipojokkan bersama anak-anak di dapur. Apa yang akan Anda katakan jika perampok itu menuduh Anda menjadikan anak-anak anda sebagai tameng?

Faktanya, Israel tidak sekadar mengebom warga sipil, mereka juga mengebom rumah sakit. Tak hanya itu, menurut dr. Mueen al-Shurafa Sp.An, dokter di Beit Lahiya, Jalur Gaza, sebagaimana dilansir dari republika.co.id (22/5/2021), banyak ibu hamil yang menjadi korban keganasan bom-bom Israel. Gas yang dikeluarkan dari bom tersebut berdampak pada janin di dalam kandungan para pasien. Mereka mengalami pendarahan hingga keguguran. Tim dokter pun harus melakukan aborsi untuk menyelamatkan nyawa sang ibu. Link berita baca di sini.

Tak hanya menyasar rumah sakit. Gedung Al-Jalaa, gedung berlantai 11 di Gaza yang menjadi kantor media Al-Jazeera dan AP (Associated Press) pun dibom. Memang aslinya mereka ingin menghancurkan dan membersihkan Palestina dari etnik palestina. Qatar, secara resmi, sebagaimana dilansir dari www.aa.com.tr (18/5/2021), menyebutkan bahwa Israel benar-benar sedang melakukan 'ethnic cleansing' of Palestinians.
4. Bahwa Al Aqsha Bukan Urusan Umat Islam
Misleading information tentang Palestina juga ditempuh dengan cara melakukan 'desakralisasi' atau dekonstruksi peran Al-Aqsha dalam keyakinan Umat Islam. Mulai dari sibuk mengulas makna "Israel" dengan perdebatan panjang yang tak substantif; mempertanyakan mengapa baru zaman Umar bin Khattab Al Aqsa ditaklukkan, hingga mencari serangkaian pembenaran bahwa Al Aqsa memang bukan hak umat Islam. Bahwa Al Aqsa hanya "masa lalu".
Kita terus dibuat berdebat dengan 3 hal tersebut. Perdebatan seringkali melebar dan memanas.
Sementara... 1. Peta Palestina terus menciut 2. Penduduk sipil terus dibantai 3. Dana jutaan dolar terus mengalir dari sekutu zionis untuk memperkuat persenjataan
Memang benar: 1,9 milyar umat islam itu hanya statistik! Hanya buih, dan hidangan di meja makan.
Ditulis oleh Afifah Afra.
Silakan copas dan share!

Posting Komentar untuk "Menyibak Sederet Informasi Sesat Tentang Palestina"