Tufan Al-Aqsa 1: Kejutan Hamas dan Murka Israel
Merkava yang terbakar |
Sejak pecah peristiwa Tufan Al Aqsa, 7 Oktober 2023, hingga saat ini, fokus perhatian masyarakat sedunia terbetot ke arah Timur Tengah, khususnya Gaza. Sejak beberapa hari yang lalu, kota ini dihujani bom, dengan intensitas jauh lebih dahsyat dibandingkan bombardir Israel sebelumnya. Hingga tulisan ini dibuat, bombardir terus dilakukan Israel, mengakibatkan seribu lebih warga Gaza meninggal, serta ratusan ribu rumah rusak parah.
Rumah Sakit Indonesia yang didirikan masyarakat Indonesia di Gaza pun tak luput dari pengeboman. Gaza porak-poranda dan rusak parah karena bombardir tersebut. Tak hanya dibombardir, Gaza juga diblokade total oleh Israel, tanpa air, tanpa listrik, dan tanpa bahan bakar. Gaza gelap gulita. Bantuan yang mengalir dipersulit, karena Israel mengancam akan mengebom truk-truk berisi bahan bantuan kemanusiaan yang berangkat dari perbatasan Refah, Mesir. Serangan ini bukan gertak sambal, karena hingga 11 Oktober, menurut info dari Al-Jazeera dan AFP, 3 kali perbatasan Mesir ini diserang dengan rudal Israel. Saat ini, kabarnya perbatasan Mesir pun ditutup. Warga Gaza tak mampu pergi meninggalkan penjara raksasa yang dijuluki sebagai neraka dunia!
Tufan Al Aqsa, 7 Oktober 2023
Israel murka, karena mereka kecolongan pada 7 Oktober 2023. Pada hari itu, secara mengejutkan, Hamas menyerbu Israel, menjebol pagar dari beton dan kawat, melintasi udara dengan paralayang bermotor, serta menembus jalur laut menggunakan perahu motor. Dengan kecepatan tinggi, mereka memasuki wilayah Israel di perbatasan bagian selatan. Serangan ini disebut sebagai Tufan Al-Aqsa, atau Operasi Badai Al-Aqsa. Pada Operasi Badai Al-Aqsa ini, 5000 roket Hamas ditembakkan, yang berhasil melumpuhkan iron dome dan sistem pertahanan super canggih yang dimiliki Zionis Israel. Operasi ini berhasil membunuh ratusan warga Israel.
Banyak kalangan terkejut dengan aksi Tufan Al-Aqsa ini. Pasukan Hamas, dengan keterbatasan alat yang dimiliki, telah berhasil mengacaukan sistem pertahanan Israel yang dikenal nomor satu atau paling tangguh di dunia. Salah satu yang paling ikonik adalah iron dome, atau kubah besi. Namanya kubah besi, memang sistem pertahanan ini membentuk kubah tak kasat mata yang akan menghalau semua serangan rudal maupun roket dari luar kubah tersebut. Iron dome, yang harganya satu unit mencapai US $100 juta atau sekitar 1,5 trilyun rupiah, berhasil dipecundangi roket-roket Hamas yang diperkirakan harganya hanya sekitar $US 300 atau hanya Rp 4,5 juta rupiah. Selain lumpuhnya iron dome oleh roket Hamas, Tank-tank Merkava, atau Main Battle Tank (MBT) Merkava Mk4M yang merupakan tank terbaik di dunia, pun terbakar oleh granat Hamas.
Tufan Al-Aqsa merupakan operasi penyerangan Hamas yang menggunakan cara dan strategi sangat berbeda dengan serangan sebelum-sebelumnya. Bukan hanya berbeda, tetapi juga sangat kilat, terampil dan presisi. Biasanya, Hamas menyerang dari bawah tanah, tentu saja melalui terowongan. Roket-roket Hamas diluncurkan dari sana. Namun, kali ini, Hamas menyerbu di permukaan tanah. Serangan dilakukan melalui darat, laut dan udara. Sebanyak 700 orang Israel dikabarkan tewas dalam serbuan ini.
Lantas... bisa Sobat rasakan, betapa seluruh dunia mendadak terbelalak. Terpana, kaget. Kok bisa? Selama ini, jika terjadi perang Israel - Palestina, korban Israel sangat sedikit. Data ini bisa kita cermati! Sejak tahun 2008-2020, jumlah korban meninggal di pihak Palestina sebesar 5.590 jiwa, sementara Israel 251 jiwa. Itu belum data yang terluka dan mengalami cacat, yang jumlahnya sangat besar. Tetapi, di Tufan Al-Aqsa, dalam sehari 700an korban meninggal jatuh di pihak Israel.
Israel jelas murka, Amerika dan sekutunya juga. Mereka membalas dengan luar biasa. Gaza diblokade total 24 jam. Saluran air ditutup, begitupun listrik dan asupan bahan bakar. Bombardir tiada henti, dengan intensitas sangat gencar melebihi yang sebelum-sebelumnya.
* * *
Perang Propaganda dan Berita Palsu
Tufan Al Aqsa tak hanya memicu peperanan di dunia nyata, tetapi juga perang propaganda yang sangat dahsyat dengan menggunakan media, baik media mainstrem maupun media sosial. Pasca serangan Hamas yang sangat mengejutkan itu, lini media sosial saya dipenuhi berita yang membuat kening saya pun berkerut.
Sebuah akun Twitter yang saya ikuti, memposting sosok perempuan telanjang yang diangkut menggunakan mobil oleh Hamas. Saya agak kaget, karena akun tersebut sebenarnya selama ini terbilang akun netral. Akun tersebut menyoroti dengan prihatin dan mengkritik Hamas, karena telah melakukan kekejian yang tak seharusnya dilakukan. Ternyata, peristiwa tersebut diamplifikasi ke seluruh penjuru dunia. Menjadi perbincangan di berbagai kalangan. Hamas pun dihujani kritik di mana-mana.
Hamas memperkosa, Hamas mencincang korban-korbannya, Hamas menelanjangi para wanita. Apakah Hamas senorak itu? Saya terus terang agak terpancing juga untuk melakukan pengkritisan.
Namun, beberapa hari kemudian, saya melihat akun Quds News Network @QudsNen di X (Twitter) pada 11 Oktober 2023 jam 4.56 AM mencuit seperti ini:
New report by @InformeOrwell revealed that the Israeli-German settler, Shani Louk, is alive in a Gazan hospital after Palestinian fighters helped her. According to the report, it is possible that she was shot by Israeli forces. Israeli and Western media have claimed Louk was killed, stripped naked, and paraded by Hamas fighters.
Shani Louk Masih Hidup |
Shani Louk adalah perempuan yang dikabarkan diculik, ditelanjangi, diperkosa dan dibunuh secara keji. Bahkan ada yang mencuit di X bahwa tubuhnya dipotong-potong, entah akun itu mendapatkan info hoax dari mana. Ternyata, Shani tertembak saat terjadi serangan Tufan Al-Aqsha, entah peluru siapa, menurut laporan tersebut justru oleh peluru IDF (tentara Israel) sendiri, dan kemudian dibawa pejuang Hamas ke Rumah Sakit Gaza. Tidak ditelanjangi, karena kostum Shani memang sebelumnya sudah seperti itu.
LA Times yang semula ikut memviralkan pun mencabut tuduhan tersebut. Tetapi, tentunya kabar ini telah tersiar begitu luas.
Screenshot LA Times |
Selain disinformasi yang sempat viral itu, isu penyembelihan 40 bayi Israel oleh Pejuang Hamas juga viral ke seluruh penjuru dunia. Seperti sebelumnya, amplifikasi terjadi di mana-mana, lagi-lagi jemari kritik tertuding kepada Hamas. Ternyata... lagi-lagi itu hanya cerita hoax. Menurut @anadoluagency (11 Oktober 2023): The Israeli army has no information confirming allegations that "Hamas beheaded babies," Israeli army spokesperson unit tells Anadolu.
Menurut Muhammad Shehada, seorang jurnalis Gaza, dalam akunnya @muhammadshehad2 (12 Oktober 2023), desas-desus tentang "Hamas memenggal kepala bayi" itu berasal dari seorang Israel garis keras bernama David Ben Zion. Kata Shehada, "Turns out the source of the "beheaded babies" canard is an extremist Israeli settler leader, David Ben Zion, who "has a history of calls to genocidal violence" & wiping out entire villages! He literally wishes to see Palestinians ethnically cleansed & the media is helping him!"
Meski isu pemenggalan bali ini sudah dibantah sendiri oleh IDF, ternyata beberapa pemimpin, tak terkecuali Netanyahu dan Joe Bidden, masih merefer berita itu. Entah sengaja atau benar-benar tidak tahu. Bahkan, sebuah koran di Inggris pun masih menggunakan narasi tersebut di terbitannya.
Baru-baru ini, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan mengklarifikasi ucapan Joe Biden tersebut sebagai sesuatu yang keliru. Tak ada bukti ditemukan dari cerita pemenggalan bayi oleh Hamas. Hamas sendiri membantah telah melakukan pembunuhan terhadap para bayi tersebut.
Masih ada propaganda lain, misal klaim IDF bahwa mereka telah berhasil membunuh 1500 pejuang Hamas dan mayatnya tergeletak di jalan-jalan. Klaim ini sempat diangkat oleh media-media di Indonesia. Tampaknya ini hanya klaim, jumlah korban total di Gaza saja "hanya" sekitar 1000an, dan kebanyakan terdiri dari warga negara sipil, termasuk anak-anak. Barangkali, IDF ingin mengangkat semangat, karena korban jatuh dari pihak Israel memang sangat besar.
Israel tampaknya sangat berharap agar masyarakat dunia mau mengutuk Hamas dan memberikan dukungan penuh kepada mereka. Israel juga ingin citra positif terbangun, karena sejauh ini, citra Israel di mata dunia, khususnya di Asia dan Afrika, sangat babak belur.
Tunggu, tentu saya tidak sedang bergembira dengan banyaknya korban yang jatuh. Setiap kematian adalah tragedi, dan setiap tragedi pasti ada kesalahan. Saya tidak memuja Hamas sebagai entitas tanpa cacat cela. Tapi, mengharapkan Hamas menjadi malaikat yang tidak membuat kesalahan apapun, sementara lawannya begitu brutal melakukan kejahatan-kejahatan perang termasuk memblokade sebuah tempat dengan 2 juta warga yang sebagian besar sipil, wanita dan anak-anak: tanpa air, tanpa listrik, tanpa bahan bakar, dan terus dihujani bom selama berhari-hari, ini sih naif!
Ada pertanyaan kritis, mengapa Hamas melakukan Tufan Al-Aqsa? Mengapa Hamas mendahului menyerang? Mengapa Hamas mengundang murka bukan saja Israel, tetapi juga "pacar-pacarnya" seperti AS dan para sekutunya?
Tentu ada alasan. Alasannya bahkan sangat logis. Sangat fundamental. Akan kita lanjutnya di bagian kedua tulisan ini.
* * *
1 komentar untuk "Tufan Al-Aqsa 1: Kejutan Hamas dan Murka Israel"
Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!