In Memorium Dr. Ramadhan Al-Buthi

 

Pengantar penulis: banyak reaksi yang cukup keras, baik di komentar blog maupun lewat media lain, membuat saya harus mengedit dan melengkapi postingan ini. Posisi saya di sini benar-benar netral. Bukan sebagai pembela Syaikh Al-Buthi, tetapi saya juga berusaha agar tidak melakukan hal-hal yang membuat hak beliau sebagai sesama muslim tercederai.  Bagaimanapun, umat berhutang budi kepada beliau, yang telah ikut memberikan pencerahan kepada ummat lewat dakwah-dakwahnya. Silakan membaca!


Selalu ada rasa pedih menusuk hati, jika mendengar kabar wafatnya seorang ulama. Kehilangan seorang ulama, bukan hanya kehilangan sebuah jiwa.  Lepas dari berbagai kontroversi tentang beliau, bagi saya tetaplah beliau ini merupakan salah satu ulama yang sangat luas ilmu pengetahuannya. Kehilangan sosok-sosok yang memegang kunci-kunci ilmu,  bisa menjadi salah satu sebab dicabutnya ilmu dari muka bumi ini.  Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan diwafatkannya para ulama, sehingga apabila ulama tidak tersisa lagi, orang-orang akan mengambil pemimpin-pemimpin (agama) yang bodoh, mereka ditanyai lalu berfatwa dengan tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan”. (HR Bukhari dan Muslim).


Ya, karena mereka itulah sejatinya para pewaris nabi. Al ‘ulama waratsatul anbiya! Karena merekalah, kita mendapatkan terang benderangnya jalan keselamatan selama di dunia.
Dari Abu Darda r.a., dia berkata: ”Sesungguhnya Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,  siapa yang menempuh jalan yang di sana ia mencari ilmu Allah mudahkan jalan ke surga-Nya. Sesungguhnya malaikat  meletakkan sayap-sayapnya sebagai tanda dukungannya kepada pencari ilmu. Sesungguhnya mahkluk Allah yang ada di langit  dan di bumi, hingga ikan paus di laut pun memanjatkan ampunan bagi pencari ilmu. Sesungguhnya keutamaan seorang berpengetahuan atas seorang tukang ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh benda bercahaya di langit. Sesungguhnya ulama itu para pewaris para nabi dan para nabi itu tidak mewarisi (uang) dinar dirham mereka hanya mewariskan ilmu siapa  yang mengambil ilmu ulama dia telah mendapat bagian yang banyak” (HR Ibnu Majah).

Nama Syaikh Sa’id Ramadhan Al-Buthy, guru besar Fakultas Syariah Universitas Damaskus, Syiria ini, bukan lagi nama yang asing buat kita semua. Di Indonesia, buku beliau yang paling terkenal barangkali adalah Sirah Nabawiyah. Beberapa buku beliau, juga dibahas di pesantren-pesantren negeri ini.
Cukup dramatis, karena beliau meninggal saat tengah menyampaikan ceramah kepada murid-muridnya. Syaikh Dr. Muhammad Said Ramadhan Al Buti dibunuh dengan bom bunuh diri di masjid Al Iman di distrik Al Mazra'ah Damaskus. Beliau syahid saat menyampaikan pelajaran untuk para muridnya di Masjid Al Iman, demikian lansir Al-Watan dan Mahaththah Al Akhbar Suria (22/3/2012). Informasi awal menyebutkan bahwa 14 murid Syeikh Al Buty yang juga sedang menghadiri mejelis itu terbunuh dan 40 lainnya menderita luka-luka.[i]

SIAPA BELIAU?
Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy adalah salah satu ulama terpandang, yang sering menjadi ikon ulama suni sedunia yang bermazhab Syafi’i. Beliau memiliki nama lengkap Muhammad Sa’id ibn Mula Ramadhan ibn Umar al-Buthy. Beliau lahir di Buthan (Turki) pada tahun 1929, dari sebuah keluarga yang cerdas dan taat beragama. Putera dari Syekh Mula Ramadhan, seorang ulama besar di Turki. Usai peristiwa kudeta Kemal Attatruk, Sa’id ikut keluarganya pindah ke Syiria. Guru pertama baginya adalah ayahnya sendiri. Ayahnya pula yang memulai menanamkan pendidikan yang bermanfaat dan membesarkannya dengan wawasan keilmuan yang tinggi. Dengan segala kecerdasannya, Sa’id sendiri haus akan ilmu dan memiliki ingatan yang mengagumkan.

Sa’id juga menempuh pendidikan di Ma’had at-Taujih al-Islamy Damaskus, di bawah pengawasan Al-‘Allamah Syekh Hasan Habannakeh –rahimahullah. Syekh Hasan mengetahui pada diri Sa’id terdapat kecerdasan yang menonjol, karena itulah ia amat memperhatikannya dan menjadikannya fokus pengawasan, hingga Sa’id dapat menamatkan pendidikan Ma’had-nya dan menggondol Ijazah Tsanawiyah Syar’iyyah.

Selanjutnya, Sa’id menuju Cairo dan meneruskan studinya dengan spesialisasi ilmu Syariah hingga memperoleh Ijazah Licence. Pendidikan Diploma-nya (setingkat S2) ia ikuti di Fakultas Bahasa Arab. Pada tahun 1965, Sa’id Ramadhan menyelesaikan program Doktornya di Universitas Al-Azhar dengan predikat Mumtaz Syaf  ‘Ula. Disertasi yang ia tulis dan berjudul “Dlawabit al-Mashlahah fi asy-Syari’at al-Islamiyyah,” mendapatkan rekomendasi Jami’ah al-Azhar sebagai “Karya Tulis yang Layak Dipublikasikan.”

Selain fakih di bidangnya, Syaikh Al-Buthy juga menguasai berbagai disiplin ilmu. Ia menekuni sastra, Di dan mempelajari filsafat dan ilmu ‘debat’ untuk menghadapi pemikiran para atheis dan ahli bid’ah. Berbagai dialog yang menghadirkannya membuktikan bahwa Sa’id adalah tipikal ulama pemikir yang tenang, memiliki ketajaman analisis dan kedalaman pandangan.

KARYA-KARYA BELIAU
Syaikh Al-Buthy adalah seorang penulis yang fenomenal dan sangat produktif. Karya-Karya  beliau antara lain:

  1. Muhadhorot Fil Fiqhil Muqharin Ma’a Muqaddimati Fi Bayani Asbabi Ikhtilafi al-Fuqaha’ Wa Ahammiyyati Dirasatil Fiqhil Muqarin (Problematika Dalam Fiqh Muqarin, Sebab Terjadinya Perbedaan Fuqaha’, Dan Pentingnya Mempelajari Fiqh Muqarin)
  2. Al-Islam Maladz Kulli Mujtama’at Insaniyyah; Limadza Wa Kaifa? (Islam Tempat Berlindung Seluruh Masyarakat Sosial; Mengapa dan Bagaimana?)
  3. Al Jihad Fil Islam; Kaifa Nafhamuhu ? Wa Kaifa Numarisuhu? (Jihad dalam Islam; Bagaimana Kita Memahami dan Melaksanakannya?
  4. Salafiyyah; Marhalah Zamaniyyah Mubarakah La Madzhab Islami
  5. al-Tanaqhudhu Bainaha Wa Baina Ma Yusamma Bithobi’ihal ‘Ashri
  6. Hurriyatul Insan Fi Dhilli ‘Ubudiyyahatihi Lillah (Kebebasan Manusia Dalam Beribadah)
  7. Difa’ ‘An Islam Wa Tarikh (Belaan Terhadap Islam dan sejarah)
  8. Al Islam Wa ‘Asru; Tahaddiyat Wa ‘Afaq (Islam dan Modernisme; Sebuah Tantangan dan Harapan)
  9. Al Aqidah Al Islamiyyah wa Al Fikr al Mu’asirah
  10. Al La Madzhabiyyah Akhtaru Bid’atin Tuhaddidu as Syari’ah Al Islamiyyah
  11. Al Mazdhab al Iqtishady Baina Syuyu’iyyah Wal Islam
  12. Dhawabitu Al Maslahat Fi As Syariah al Islamiyyah
  13. Fi Sabilillahi Wa Al Haq
  14. Fiqhus Sirah
  15. Hiwar Haula Musykilati Hadhariyyah
  16. Kubra Yaqiniyyati al Kauniyyah
  17. Mbahitsul Kitab Wa As Sunnah min ‘Ilmi Ushulil Fiqhi
  18. Mamuzain, Qishatu Hubbub Nabati Fi Al Ardhi wa Aina’u fi As Sama’, Mutarjamah
  19. Manhaj Al Hadharah al Insaniyyah Al Jadaliyyah
  20. Manhaj Al ‘Audah Ilal Islam
  21. Masalatu Tahdidi an Nashli Wiqayatn wa ‘Ilajan
  22. Min Al fikri wa Al Qalbi
  23. Min Rawaiyl Qur’an
  24. Naqdul Auhami Al Maddiyah Al Jadaliyah
  25. Tajribatut Tarbiyah Al Islamiyyah Fi Mizan Al Bahts
  26. Al insan Wa Adatullahi Fi Al Ardli
  27. Al islamu Wa Muskilatus sabab
  28. Bathinul Ismi al Khatar Fi Hayatl Muslimin
  29. Hakadza Fal Nad’u al Islam
  30. Ila Kulli fatatin Tu’minu Billah
  31. Man Huwa Sayyidu al Qadri fi Hayatil Insan
  32. Minal Mas’ul ‘An Takhallufi Al Muslimin
  33. Min Asrari Alk Manhaj Al Islami

SEPUTAR KONTROVERSI
Beberapa tahun terakhir, Syaikh Al-Buthi membuat 'kejutan' yang mengundang kontroversi di antara ummat muslim sedunia. Beliau melakukan pembelaan kepada Rezim Basyar al-Asad yang dikenal ditaktor dan memiliki permusuhan sangat kuat dengan kaum muslim Sunni. Beliau juga dituduh telah 'dibeli' oleh rezim Basyar al-Asad. Oleh karena itu, saat beliau wafat, pendapat umat Islam terpecah menjadi dua. Ada yang menganggap beliau syahid, namun sebaliknya, ada yang justru mensyukuri wafatnya beliau.

Terkait dengan kontroversi tersebut, saya tak ingin mengomentari lebih lanjut, karena itu bukanlah kapasitas saya. Keawaman saya tak memungkinkan untuk menelisik, apa sebenarnya yang terjadi dengan beliau.

Akan tetapi, saya perlu menambahkan beberapa pendapat ulama yang mendudukkan perkara ini pada titik tengah.


PERNYATAAN PERSATUAN ULAMA SURIAH
"Rezim penjahat Bashar Al Asad melakukan ini untuk membingungkan warga dan memecah belah barisan pejuang, dan untuk menyebarkan fitnah di antara masyarkat Suriah. Yaitu dengan membunuh seorang ulama pendukung revolusi pada hari pertama, dan membunuh ulama pendukung rezim pada hari keduanya.

Oleh karena itu, kami nasehatkan kepada para pejuang pembebasan Suriah (FSA) yang mulia: Hendaklah kalian menjahui hal-hal yang mengakibatkan perselisihan dan perpecahan, syaikh Al Buthi telah menghadap Robnya yang maha mengadili dengan seadil-adilnya dan maha menghukumi dengan sebaik-baiknya, sedangkan rezim Suriah masih terus melakukan kejahatan dan kesemena-menaan, oleh karen itu marilah kita waspada terhadap trik-trik dan tipu daya yang dilakukan Bashar Al Asad, kita kuatkan barisan kita, dan kita harus meruju’ kepada ulama-ulama yang terpercaya dan meninggalkan perkataan yang tidak berdasar, dan marilah kita senantiasa jaga persatuan rakyat dan tanah air."

Silakan baca secara lengkap sikap Persatuan Ulama Suriah menyikapi wafatnya Syaikh Al-Buthi di link ini:
http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/pernyataan-resmi-persatuan-ulama-suriah-atas-terbunuhnya-said-ramadhan-al-buthi.htm#.UU0btxcqyE0

PERNYATAAN SYAIKH YUSUF QARDHAWI
"Saya percaya Syaikh Al Buthi dibunuh oleh tentara Bashar sendiri dengan penuh perencanaan, sebab masjid tempat Syaikh Al Buthi mengajar merupakan masjid yang paling ketat kawalan keselamatannya. Dan mengapa hanya sedikit bekas yang terbakar, kalaupun apa yang terjadi dalam masjid adalah serangan bom bunuh diri?” kata Syaikh Qardhawi dalam khutbah Jum’atnya (22/3).
http://www.bersamadakwah.com/2013/03/bagaimana-syaikh-said-ramadhan-al-buthi.html

Ini juga kutipan kutbah Syaikh Qardhawi yang diterjemahkan dalam bahasa Malaysia.
"Walaupun kami menentang pendiriannya menyokong Bashar, kami inginkan kepastian, adakah mayatnya diperiksa sebelum dikebumikan untuk memastikan sama ada tembakan atau bom penyebab kematiannya? Bagaimana? Masjid masih tegak berdiri dan tidak hancur, cermin di masjid itu juga tidak pecah, jadi, bagaimana dia dibunuh? mereka yang didalam masjid itu dibunuh? Sejadah masih tersusun rapi diatas lantai, saya yakin jenayah ini dilakukan rejim Bashar sendiri. Mereka telah menghancirkan lebih 900 masjid tapi FSA tidak pernah mengahancurkan masjid. Kami harap dapat lihat mayatnya sebagaimana mayat2 mereka yang terbunuh didalam masjid itu.

Allah pasti membalas mereka yang melakukan jenayah ini. Mereka membunuh Ulama. Beberapa hari lepas, mereka telah membunuh ulama di Damascus, al Zubi dan Gazi Kana'an. Mereka membunuh sesiapa sahaja yang mereka mahu, tapi saya ingin tahu mengapa mereka membunuh Buti. Ahlu Al Sunnah tidak akan pernah membunuh Buti walaupun kami menentangnya dan saya bersama semua rakyat Syria yang menentangnya, Tapi, tiada pihak mengakui bertanggungjawab melakukan jenayah ini. Kami tidak akan membunuh Ulama, dan mereka yang sedang menunaikan solat, ataupun Muslim yang menentang kami, jadi, persoalannya, siapa yang bertanggungjawab?"

Baca selengkapnya di link ini:
http://www.myquran.org/forum/index.php?topic=85744.0

LINK-LINK LAIN
Curhat Terakhir Syaikh Al-Buthi
http://www.bersamadakwah.com/2013/03/curhat-syeikh-buty-yang-membuat-air.html


Silakan dibaca juga dicermati tulisan dari Ustadz Nandang Burhanudin, Lc berikut ini:
MENGAPA SYAIKH RAMADHAN AL-BUTHI DIBUNUH? http://www.facebook.com/nandang.burhanudin/posts/10200277839381111

Lepas dari pro dan kontra yang terjadi, mari kita serahkan sepenuhnya kepada Allah Azza wa Jalla. Semua kejadian pasti ada ibrahnya. Dan, yang jelas, bukan manusia yang bisa menentukan seseorang masuk surga atau neraka. Wallahu a'lam bishowab.

REFERENSI

[i] http://www.hidayatullah.com/read/27789/22/03/2013/syeikh-al-buti-syahid-saat-sampaikan-ceramah-di-masjid..html
[ii] http://tanbihun.com/sejarah/profil-ulama/biografi-lengkap-dr-said-ramadhan-al-buthi/#.UUulhhcqyE0


34 komentar untuk "In Memorium Dr. Ramadhan Al-Buthi"

Comment Author Avatar
“Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. Al Nisaa: 69)
Comment Author Avatar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Comment Author Avatar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Comment Author Avatar
subhanallah.. selamat jalan. Syaikh yang menulis buku2 kajian di pesantren juga begitu.. sudah ratusan tahun yang lampau meninggal dunia, tapi karyanya tetap dikaji, dicetak dibeli tanpa royalti.. ini pernah saya tulis dalam buku saya KISS, kisah seputar santri.. #eh malah promo.. qiqiqi.. maaf mbak. artikel manfaat, jadi tahu salah satu syaih yang cemerlang.. uswah yang harus diikuti jejaknya ttg menulis yang manfaat.. :)
Comment Author Avatar
semoga nur ilmunya tetap bersinar dan menyinari umat muslim sedunia....,
Comment Author Avatar
Syaikh Al-Buthy adalah pembelah pemeritahan Bashar Al-Assad orang syiah terlaknat yang membantai orang orang sunni di syuriah,,, dia ini ulama munafik,,, pembela kaum syiah,,,,

sunni macam apa kalian ini??? memdukung ulama yang membela syiah yang telah membantai kaum muslimin di syiriah....

contoh kesesatan beliau:
“Seseorang pernah bertanya ke Syaikh Ramadhan Al-Buthi apa hukumnya orang yang diminta sujud menyembah fotonya Assad, jawaban mengejutkan datang dari Syaikh Ramadhan Al-Buthi, beliau menjawab bahwa berdosa jika tidak mematuhi perintah itu karena hal tersebut berarti tidak taat kepada pemimpin,” ujar Syaikh Ghayyats.
Nauzubillah,, ini adalah kesyirikan,,,,

Menurut Syaikh Ghayyats, Syaikh Ramadhan Al-Buthi berbeda dengan ulama-ulama sepuh Suriah lainnya yang masih gagah berani menentang Bashar Al-Assad seperti Syaikh Quraim. Ulama Suriah lainnya bernama Syaikh Usamah Rifai dengan tegas menyatakan dirinya menentang kekejaman Bashar Al-Assad dan mengeluarkan fatwa untuk melawan Assad. Sebagai konsekuensinya salah satu keluarganya yang perempuan ditembak mati oleh rezim thaghut Bashar Al-Assad.

Al-Buthi adalah ulama MUNAFIIKKKKK!!!!! pepmbela kaum syiah yang membantai kaum muslimin sunni suriah,,,,
Comment Author Avatar
Baca ini, dan semoga Allah tidak balik melaknat Anda:

Mengapa Syaikh Ramadhan Al-Buthi Dibunuh?
(Part I)
By: Nandang Burhanudin
****

Mengapa Al-Buthi Bersikap Manis dengan Rezim Asad?

Banyak tuduhan yang terlontar terhadap ‘Allamah Al-Buthi. Salah satunya yang menuduh beliau sebagai mucikari, muftin (penebar fitnah), hingga pengawal setia rezim Asad. Bagi kita yang hidup jauh dan tidak mengalami –atau malah mencermati prahara dan tekanan politik di era 60an hingga 80-an, maka pasti akan berkesimpulan seperti di atas. Namun jika kita mau sedikit bijak, maka sikap Al-Buthi itu sangat sah dan dibenarkan syariat.

Di antara landasan Al-Buthi membuka dialog dengan Rezim Asad adalah:
1. Hubungan gerakan Islam yang dimotori oleh Ikhwanul Muslimin di pelbagai Negara Arab, tengah berada di titik nadir. Tindakan represif rejim-rejim dunia Arab, dari mulai Maroko hingga Teluk, Mesir hingga Syam tengah marak. Bahkan terbukti, tindakan Hafez Asad yang membumihanguskan provinsi Homs dan membunuh seluruh penduduknya yang mendukung gerakan IM, tercatat sejarah sebagai hubungan kelam antara penguasa dan jamaah IM.
2. Al-Buthi memandang, rezim Asad dari ayah hingga anaknya Basyar Asad, sangat kuat dipengaruhi sekte Syi’ah Rafidhah yang cenderung membumihanguskan Muslim Sunni, seperti yang terjadi di Iran-Iraq. Perlu diperhatikan, Hafez Al-Asad naik tahta seiring dengan maraknya revolusi Khumaeni yang puncaknya terjadi tahun 1979. Al-Buthi memiliki komitmen, untuk menyelamatkan entitas Muslim Sunni di Syiria.
3. Tindakan represif Asad bukan hanya pada gerakan perlawanan secara fisik, namun juga mengarah pada non fisik. Di era Hafez Al-Asad, pengajian-majlis taklim-dan perkumpulan di atas 3 orang bukan hanya tidak diizinkan, tapi akan dijebloskan ke penjara tanpa pengadilan. Jika pun ada, yang berlaku adalah pengadilan militer. Hingga banyak gerakan-gerakan Islam yang memilih jalan dakwah dengan gerakan Shufi, yang berkumpul di masjid dan berdzikir ratusan ribu kali sembari berjingkrak-jingkrak. Saya pernah mengalami itu di salah satu masjid di Manbej, salah satu kabupaten di wilayah Aleppo. Jelas, selain majlis taklim dilarang, maka penerbitan buku-buku Islam dibatasi.
Comment Author Avatar
Ini lanjutannya

Hasil Nasihat Al-Buthi

Usaha Al-Buthi untuk menasihati penguasa berbuah di tataran nyata. Tentu dengan pengorbanan tak sedikit, salah satunya, Al-Buthi dituduh tutup mata dengan tindakan Asad. Di antara hasilnya adalah:

1. Al-Buthi pernah diundang selama 7 jam, berdialog dengan Hafez Asad. Al-Buthi lebih banyak menyimak curhatan Asad, hingga akhirnya Al-Buthi menyarankan Hafez Asad untuk membebaskan tokoh-tokoh dan tawanan politik dari Jamaah Ikhwanul Muslimin. Rentang beberapa minggu kemudian, para tapol IM dibebaskan.
2. Saya memprediksi, kesediaan Asad untuk membuka Syiria bagi para pengungsi Palestina setelah peristiwa Pembantaian Sabra dan Shatila terjadi pada September 1982, di Beirut, Lebanon, yang saat itu diduduki oleh Israel adalah hasil dari nasihat yang diberikan oleh Al-Buthi. Bahkan Syiria membuka diri kepada HAMAS untuk membuka satus-satunya kantor Perwakilan HAMAS.
3. Penerbitan buku-buku Islam Sunni termasuk Al-Qur’an, sangat digalakkan. Bahkan saat saya mengunjungi toko-toko buku di Syiria, penerbit-penerbit Syiria sukses menjadi penerbit-penerbit buku Islam terkemuka hingga di Mesir. Beberapa penerbit di Mesir, malah justru dimiliki orang-orang Syiria. Termasuk maraknya majlis-majlis Taklim di Damaskus yang didukung penguasa Asad, semisal: Kajian Hadis Bukhari oleh Syaikh Musthafa Bugha, Kajian Fiqh dan Syariah oleh Syaikh Wahbah Az-Zuhaily, Kajian Sirah oleh Al-Buthi, hingga kajian dan Kuliah Singkat di Mujamma’ Abun Nur Al-Islamy yang dipimpin oleh Syaikh Kaftaro. Dimana kurang lebih ada 25 orang mahasiswa/i Indonesia yang turut menikmati pendidikan di sekolah-sekolah tersebut.
4. Hafez Asad sebelum wafatnya, mengundang Al-Buthi ke kediamannya. Ia berpesan agar saat wafat, Al-Buthi sukahati menjadi imam. Al-Buthi pun menunaikan pesan Asad. Hingga peran ini, banyak yang berpendapat, Hafez Asad telah melunak dari paham Syi’ah Rafidhah-nya. Dan terbukti, dukungan Syiria terhadap Libanon melawan Israel semakin menguat.
Comment Author Avatar
Bagian selanjutnya ...
Al-Buthi dan Basyar Al-Asad

Hubungan manis Al-Buthi dengan rejim Asad, berlanjut hingga kekuasaan Syiria berpindah kepada Basyar Asad. Singkat kata, hingga menjelang demonstrasi yang mengakibatkan revolusi dan perlawanan senjata, Al-Buthi telah menjalankan fungsinya sebagai penasihat utama rezim Asad.

Al-Buthi bersama rombongan ulama Sunni, mendatangi Asad dan menuntut beberapa hal:
1. Asad membuka diri bagi tuntutan reformasi. Hal ini disanggupi Asad dengan melakukan perubahan birokrasi, mengubah menteri di 6 kementrian, dan memecat PM.
2. Asad diminta untuk tidak menggunakan tindakan represif. Asad menyanggupi, asalkan demonstrasi anti dirinya dihentikan.

Namun mengapa Asad mengajukan sebuah dokumen kepada Al-Buthi, bahwa pihak demonstran telah disusupi anasir-anasir Wahabi yang didukung oleh Saudi Arabia, yang justru didukung oleh AS-Barat. Di sini kembali harus bijak dalam bersikap. Dalam benak Al-Buthi, kesatuan rakyat Syiria lebih diutamakan. Maka dalam pelbagai khutbah Jumat, Al-Buthi menyerukan persatuan dan kesatuan itu. Al-Buthi ingin memahamkan kepada semua elemen termasuk jamaah Ikhwanul Muslimin, di awal-awal demonstrasi untuk menahan diri. Karena demonstrasi dan revolusi sudah ditunggangi. Tak ada yang mengambil manfaat dari kisruh Syiria, kecuali Israel. Bahkan di salah satu khutbahnya, Al-Buthi mengungkapkan hadis shahih tentang keharusan taat kepada pemimpin (amir), terlepas pemimpin itu baik atau jahat, saking pentingnya persatuan dan kesatuan serta stabilitas.
Hadis-hadis yang disampaikan Al-Buthi, adalah hadis-hadis yang digunakan oleh rejim Al-Sa’ud di Saudi Arabia, rejim Al-Nihyan di UAE, atau Al-Khalifah di Qatar, dll. Sebaiknya kita tengok tanggal dan waktu kapan Al-Buthi menyampaikan khutbah, selain kita pun harus mendengar khutbah tersebut harus utuh, tidak sepotong-sepotong.
Comment Author Avatar
Mengapa Al-Buthi Dibunuh?

Peristiwa di Masjid Al-Iman, tempat pengajian Moursi kemarin (22/3/13) sangat tidak masuk akal. Hal ini berdasarkan alasan-alasan berikut:

1. Sejak lama, Al-Buthi dikelilingi pengawal dari militer Asad. Kemanapun Al-Buthi pergi, maka puluhan pengawal dan intel, memenuhi setiap langkah Al-Buthi. Asad frustasi dengan semakin banyaknya pejabat-pejabat (termasuk Menhan) yang membelot ke pejuang Syiria. Al-Buthi dikhawatirkan membelot. Bahkan saksi mata mengatakan, bahwa masjid sudah dikepung dari empat penjuru.

2. Melihat TKP, ledakan bom dilakukan jauh dari area masjid. Sedangkan di masjid, yang terjadi bukan ledakan tapi penembakan dan pembantaian. Pihak intelejen Asad, langsung datang melakukan pembersihan dan mengangkut seluruh mayat -termasuk korban jamaah yang terluka- ke tempat yang Asad dan intelejen yang mengetahuinya.

3. Dari sejak perjuangan melawan Asad digelorakan, Front Pembebasan Syiria sudah bersepakat tidak menyerang ulama-masjid-tempat ibadat- bahkan para pejuang memiliki etika untuk tidak melakukan serangan kecuali setelah pukul 10 malam hari.
Comment Author Avatar
Pertanyaannya, mengapa Al-Buthi dibunuh? Menarik analisa Samer Muhsin, seorang pemerhati pergerakan Islam yang mengemukakan alasan-alasan dibunuh:

1. Al-Buthi adalah kaatimus sirri (penutup rahasia), pemegang kartu truf rezim Asad. Karena Al-Buthi lama menjadi nasihat Hafez Asad. Ketika Al-Buthi membelot, maka Asad khawatir segala aib dirinya terbongkar. Termasuk membongkar pelbagai kebijakan Asad yang berdamai dengan Israel, risywah, korupsi, dan pembantaian.
2. Al-Buthi paham betul tokoh-tokoh yang berbaju ulama, tapi memiliki rencana busuk untuk menghancurkan kaum Sunni di Syam.
3. Al-Buthi dijadikan alat oleh Asad untuk meraih simpati dari kalangan Sunni, untuk digunakan sebagai propaganda memecah belah kesatuan Front Pembebasan Syiria yang semakin hari semakin banyak menuai sukses.
4. Al-Buthi dijadikan "maf'ul bih" dan "maf'ul liajlih" maksudnya: sinyal bahwa siapapun yang melawan Asad akan dibantai, termasuk orang terdekat sekalipun.
5. Asad melempar 2 burung dengan 1 batu. Maksudnya, mengorbankan Al-Buthi agar rakyat Syiria -terutama Sunni- antipati terhadap para pejuang Front Pembebasan Syiria.
Comment Author Avatar
Kesimpulan
Saya yang sempat beberapa kali menghadiri taklim beliau, sangat yakin akan ketulusan, keikhlasan, dan muruah yang dimiliki Syaikh Al-Buthi. Bahkan saya mendengar, Al-Buthi tidak mengambil royalty dari buku-buku yang diterbitkan. Selain berwasiat untuk menginfakkannya di jalan Allah. Termasuk buku-buku yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Sebagai orang yang dekat dengan kekuasaan, Al-Buthi jauh dari kata borju atau memperkaya diri. Hal ini dilatarbelakangi oleh keadaan beliau sejak kecil hidup susah.

Adapun sikap beliau yang mendukung penguasa, bagi saya sangat lumrah dan masuk akal:
1. Beliau adalah salah satu saksi sejarah atas tindakan represif Attaturk di Turki yang membantai para ulama, menghancurkan masjid, memupus B. Arab. Hingga ia dan seluruh keluarganya memilih berhijrah ke Syiria. Pengalaman pahit tindakan bengis penguasa ini, tak akan bisa dihapus. Maka sikap beliau yang memilih loyal kepada pemerintah, dipahami sebagai “dakwah” untuk menjaga generasi muda Islam dan alim ulama dari pembantaian rezim Asad.
2. Beliau memiliki alasan yang didukung Al-Qur’an dan Sunnah tentang kewajiban taat kepada pemimpin, karena beliau melihat dan merasakan, hampir tak ada pemimpin Arab yang peduli terhadap Islam selain Raja Faisal. Seluruh pemimpin Negara Arab adalah pemimpin dictator. Ingat Al-Buthi hidup di 5 generasi. Mulai generasi Raja Farouq di Mesir hingga Moursi. Dari generasi Syah Iran-Khumaeni-hingga Ahmadinejad. Beliau paham betul, kepedihan dari praktik zholim penguasa terhadap para ulama dan aktivis gerakan Islam di seluruh negeri Arab. Oleh karena itu, beliau masuk ke dalam lingkaran kekuasaan dalam rangka menasihati, tidak lebih.
3. Sebagai alim dan mujtahid, saya meyakini, apa yang beliau lakukan dengan mendukung rezim penguasa adalah bagian dari ijtihad. Jika salah mendapatkan 1 pahala, dan jika benar mendapatkan dua pahala. Saya yakin beliau adalah sosok terbaik. Bila ada kekurangan, saya meyakini kekurangan atau khilaf adalah hal yang lumrah dari manusia. Namun kekurangan yang sedikit, tidak boleh membuat kita mencaci maki. Terlebih yang mencaci maki hanyalah bau kencur yang tak memiliki karya, amal shalih, hingga pengalaman hidup setinggi beliau.
Wallahu A’lam
Comment Author Avatar
Yang saya posting tadi, makalah dari Ustadz Nandang Burhanuddin, Lc. Ini FB Beliau http://www.facebook.com/nandang.burhanudin
Comment Author Avatar
sy tidak setuju yang menhujat Almarhum....kalau caranya hujat menghujatan, Islam tak akan bersatu bersatu.....kalau masalah dosa urusan Allah
Comment Author Avatar
Ulama munafik pembela syiah alhamdulillah tela tewass,,, dulu dia ini kebanggaan Ikhwanul Muslimin,, tapi kenyataanya dia ini pembela Bashar Al-Assad,,,,!!!!
bahkan ketika di tanya tentang hukum bersujud di foto Bashar Al-Assad ,, maka dia katakan WAAJIBBB,,,
CK,,CK,,CK,,, Dasarrrr
Comment Author Avatar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Comment Author Avatar
Baca ini!!!... rakyat sunni suriah mengucapkan rasa syukur atas tewasnya Syaikh Al-Buthi

DAMASKUS (Arrahmah.com) – Ulama besar yang selama dua tahun masa revolusi rakyat gigih membela rezim Nushairiyah Suriah, Syaikh Sa’id Ramadhan al-Buthi, akhirnya mengakhiri hidupnya dengan tragis. Ia tewas dalam ledakan bom di Damaskus pada Kamis (21/3/2013).

Situs “Revolusi Suriah melawan al-Buthi” menyebutkan berita tembakan artileri pasukan Nushairiyah secara tidak sengaja menghantam masjid di mana Syaikh al-Buthi mengajar, sehingga Syaikh al-Buthi tewas bersama beberapa tentara pengawalnya.

Bersama mufti Suriah, Syaikh Ahmad Hassun, Syaikh Sa’id Ramadhan al-Buthi selama lebih dari 40 tahun sampai ia tewas sangat konsisten membela rezim jagal Bashar Asad. Puluhan ribu muslim sunni yang dibantai oleh Bashar Asad sama sekali tak pernah dilihat oleh Syaikh al-Buthi. Loyalitas mutlak Syaikh Al-Buthi kepada rezim Nushairiyah Suriah menempatkan Syaikh al-Buthi dalam posisi musuh utama rakyat muslim Suriah. Para aktivis revolusi sampai membuat sejumlah situs dan akun bernama “Revolusi Suriah Melawan al-Buthi”.


Karikatur menunjukkan Syaikh Ahmad Hassun (kiri, mufti Bashar Asad) dan Syaikh Sa’id Ramadhan al-Buthi (ulama pro Bashar Asad) menyerukan “Mari berjihad membela Bashar Asad”
Menanggapi tewasnya ulama pembela setia rezim jagal Nushairiyah tersebut, mujahidin Islam Suriah mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah semata.

Ketua mujahidin Harakah Ahrar asy-Syam al-Islamiyyah sekaligus ketua Al-Jabhah al-Islamiyyah as-Suriyah, Abu Abdullah al-Hamawi mengatakan kepada kantor berita Islam Haq, “Al-Buthi telah berbuat munafik. Ya Allah, janganlah Engkau menyesatkan kami setelah Engkau memberi kami petunjuk. (QS. Ali Imran [3]: 8) Kepada sisa-sisa barisan munafik, kami katakan kepada mereka: “Ya Allah, kunci matilah hati mereka sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih.” (QS. Yunus [10]: 88)

Abu Abdullah al-Hamawi menambahkan, “Bal’am telah berbuat munafik. Tewasnya al-Buthi dalam keadaan terus-menerus membela taghut dan menyombongkan diri, merupakan pesan bagi setiap orang yang merasa aman dari makar Allah.”

Al-Jabhah al-Islamiyyah as-Suriyah atau Front Islam Suriah adalah aliansi bersama sejumlah kelompok mujahidin Islam dan mujahidin FSA yang bercita-cita menegakkan daulah Islam di Suriah. Front ini antara lain beranggotan Jabhah Nushrah, Brigade Ahrar asy-Syam, Harakat al-Fajr al-Islamiyah dan Brigade Daud FSA.

Situs “Revolusi Suriah melawan al-Buthi” menyebutkan rezim Nushairiyah Suriah akan “menjual belikan” berita kematian ulama pendukung setia Bashar Asad itu sebagaimana rezim Nushairiyah selama 40 tahun ini mempergunakan fatwa-fatwa al-Buthi untuk menindas kaum muslimin Suriah. (muhibalmajdi/arrahmah.com)

- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2013/03/22/ketua-front-islam-suriah-menanggapi-tewasnya-syaikh-al-buthi-di-damaskus.html#sthash.Facqs5Wf.dpuf
Comment Author Avatar
Baca juga link ini:

Ahmed Moaz al-Khatib, presiden Koalisi oposisi Nasional, mengutuk ledakan yang menewaskan ulama Said Ramadhan Al Bouty , ia menduga dan mengatakan, rezim berada di balik serangan itu.

“Ini adalah kejahatan dengan ukuran apapun ini benar-benar tidak bisa dibenarkan,” katanya kepada kantor berita AFP di Kairo melalui telepon.

Kematian Al Bouti merupakan pukulan besar bagi Assad yang diperangi di Suriah, yang sedang berhadapan langsung dengan pejuang pembebasan Suriah untuk memundurkannya sebagai pemimpin Suriah.

Ulama senior Al Bouty , diyakini sudah berada di Suriah sekitar tahun 90-an, ia telah menjadi salah satu ulama pendukung vokal atas rezim Assad , sejak ayahnya Bashar Assad dan pendahulunya,mendiang Presiden Hafez Assad.

Dalam beberapa bulan terakhir, TV rezim Suriah kerap melakukan siaran langsung khotbah Al Bouti dari masjid di Damaskus setiap minggunya . Dia juga menjadi host sebuah program televisi agama.

Al Jazeera Rula Amin, melaporkan dari Beirut, mengatakan: “Kita tahu bahwa dalam beberapa tahun terakhir, dia [Al Bouti] dahulunya menjadi ulama terkemuka gerakan Ikhwanul Muslimin, dan saat ini bagi rezim Assad , kematiannya adalah kerugian yang besar .” – Dz / Al Arabiya

http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/kematian-said-romadhan-al-bouti-adalah-kerugian-besar-bagi-rezim-assad.htm
Comment Author Avatar
Pernyataan resmi ulama syuriah juga diposting di link ini
http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/pernyataan-resmi-persatuan-ulama-suriah-atas-terbunuhnya-said-ramadhan-al-buthi.htm#.UU0btxcqyE0
Comment Author Avatar
dengan berita yang anti share di atas sangat jelaslah bahwa Al Bouti adalah pembela rezim Assad laknatullah,,,

Al Bouti adalah ulama munafiiikkkk!!!!!
Comment Author Avatar
Saya tidak akan mengomentari pendapat Anda lagi. Case closed, oke?
Comment Author Avatar
kenapa?? karna nggk terima ulama jagoannya ternyata pembela pengusa laknat??
Comment Author Avatar
KArena tak ada gunanya berdebat dengan orang yang tak mau memahami duduk permasalahan dengan lebih mendalam. Saya juga pendukung revolusi Suriah. Tetapi, saya tetap menghormati Syaikh Al-Buthi sebagai salah seorang ulama dengan segenap keluasan ilmunya.
Comment Author Avatar
Setuju, mbak Afra. Tak usah dilayani.
Comment Author Avatar
Astaghfirullah, tidak baik menghujat orang yang sudah meninggal dunia. jika memang benar anda(gandi) seorang muslim, seharusnya anda sudah tau tentang hal itu. biarlah, entah dia ulama munafik atau bukan, sesungguhnya hanya Allah yang maha mengetahui.
Comment Author Avatar
Sangat setuju! Apalagi, di postingan ini, mbak Afra juga hanya sekadar menyampaikan biografi Syaikh Al-Buthi dan tak ada puji-pujian yang berlebihan.
Comment Author Avatar
Mbak Afifah membela Syaikh Al Buthi hanya merujuk pada pendapat ustadz Nandang Burhanudin semata. Cobalah cari referensi lain yang langsung berisi statement-statement Al-Buthi tentang pembelaan terhadap rezim Syiah Nushairiyyah (Syarat harus bisa bhs.Arab). Lihat juga video pernyataan ulama-ulama Timur Tengah tentang kesalahan Al-Buthi ini. Dahulu, ketika Syaikh Albani yang berseberangan dengan Al-Buthi memberi Fatwa Palestine beliau dituduh antek-antek yahudi, agen CIA, ulama' palsu dll. Dan hal ini diamini oleh sebagian orang yang mengikuti Al-Buthi dengan membabi buta. Sekarang giliran Al-Buthi dengan nyata dan dapat disaksikan langsung pernyataannya dalam membeli rezim kufur Bashar Al Assad malah berusaha untuk dinafikan dan dibela.

Barangkali ucapan ustadz Ibnu Luthfie at Tamany ini lebih tepat:

"Harusnya Al-Buthiy ditempatkan sebagai manusia biasa. Tidak perlu digelari ulama kharismatik. Dia bisa salah dan bisa benar. Kesalahan-kesalahan langkah politiknya yang mendukung rezim kafir nushairiyyah sampai mengeluarkan fatwa kebolehan memberangus gerakan revolusi, mengeluarkan kata-kata kufur berkali-kali, kekeliruan-kekeliruan ilmiyahnya, dan juga permusuhannya kepada mazhab salaf dan imam-imam cukuplah menjadikan kita inshaf.

Al-Buthiy melakukan kesalahan-kesalahan fatal. Dan semua ahlul ilmi baik yang salafi dan asy'ariyyah sepakat mengenai kesalahannya. Dengan sebab kesalahan-kesalahannya itu sebagian kalangan seperti jihadis mengkafirkan beliau. Sebagian yang lain seperti Syaikh Ali Ash-Shabuniy memandangnya ulama suu` dan sesat. Bagi orang yang hatinya dalam beribadah kepada Allah Ta'ala selalu berta'alluq dengan pribadi dan tokoh tentu sulit menerima kenyataan penyimpangan dan kesesatan Al-Buthiy. Dan sebagian orang memandangnya dengan timbangan syariah; tidak mengingkari keilmuannya; mengakui kesalahan ijtihad politik dan fatwa-fatwanya berkaitan dengan revolusi; serta tidak mengkafirkannya dikarenakan tidak terpenuhinya mawaani' takfiir--setidaknya hal itu merupakan sikap kebanyakan ulama pasca tewasnya Al-Buthiy.

Orang yang beribadah selama tujuh puluh tahun nonstop pahalanya bisa dikalahkan dengan dosa zina yang dilakukan selama tujuh hari. Ketika ditimbang ternyata lebih berat dosa yang dilakukan dalam hitungan hari dibandingkan ibadah puluhan tahun. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf.

Betul kita tidak mengkafirkan orang yang melakukan maksiat selama tidak menghalalkannya. Namun, kita pun tidak perlu berlebihan memandang ulama yang kita cintai. Apalagi sudah terbukti melakukan kesalahan-kesalahan besar dan fatal bahkan sebagiannya mencapai derajat kufur.

Serahkan saja masalah Al-Buthiy kepada Allah. Dia Maha Mengetahui. Dia Maha Adil dan Bijaksana. Dan Dia adalah Hakim yang paling adil. Juga Tuhan yang paling pengasih.

Sikap terus menerus memuji Al-Buthiy sangat tidak mendidik dan mencerahkan. Harusnya banyak orang bisa mendapatkan nasehat dan pelajaran terutama bagi para ulama dan thullaabul 'ilmi. Bahwa mendekati pintu penguasa sangatlah berbahaya. Umumnya orang tergelincir. Sehingga sirah mereka diakhir hayatnya dipenuhi dengan kejelekan.."
Comment Author Avatar
Saya tak melihat Mbak Afifah memuji-muji Syaikh Al-Buthi. Beliau menempatkan sesuai proporsinya.

Silakan baca pula link ini
http://news.fimadani.com/read/2013/03/22/wahdah-islamiyah-jangan-terlalu-cepat-memvonis-syaikh-al-buthi/
Comment Author Avatar
Saya setuju dengan pendapat Anda. Memang Syaikh Al-Buthi hanya manusia biasa. Bisa khilaf, demikian juga kita. Bahkan, peluang khilaf kita, mungkin jauh lebih besar. Na'udzubillah. Tetapi, saya kira kebaikan-kebaikan beliau tinggalkan, misalkan karya-karyanya, bukan lantas menjadi tak penting untuk kita hargai, bukan? wallahu a'lam.
Comment Author Avatar
Udzkuru ma hasina mautakum (al hadits)
mari introspeksi, tidak usah menjelek-jelekkan orang lain hingga seolah-olah terhapus semua kebaikannya. Kata-kata kasar tetaplah menjadi dosa. Tidak baik pula mengotori hati. Toh siapa yang menjamin kita lebih baik dari yang dibicarakan. Sesungguhnya hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui.
Comment Author Avatar
sbg orang yg tdk mengetahui kondisi disana cukuplah kita berada ditengah, tdk menghujat & tdk membela mati2an tapi kita hargai karya2 beliau yg tlh kita bc sejak awal mengenal pengajian. biasanya pengikut Syaikh Al Bani tdk membaca buku2 karangan ulama2 IM, jd mereka tdk tau apa yg sdh ditinggalkan beliau untuk ummat ini. saya sbg org yg amalannya jauh dr beliau & tdk punya karya yg ditinggalkan utk ummat ini tdk akan berani utk menghujat dg kata2 yg sangat kasar, apalagi beliau sdh meninggal dunia.....wallahu a'lam.
Comment Author Avatar
syeh romdhon albuthi adalah pahlawan sunny syiria, coba anda tengok ketika suriah dikuasai hafyd assad ayah dary basar assadseorang syiah rofidhi banyak terjadi bembantaian dan ulamak dilarang berdakwah disana apalagi mengajarkan islam sunny, kemudian yheh romdhon albuthi menasehati hafid assad ahirnya hafid assad memperbolehkan para ulamak mengaji disana salah satunya syeh yusuf qordhowi dan santri2 indonesiapun boleh belajar disana itu semua berkat siasah syeh romdhon albuthi

Mohon maaf, karena banyak komentar spam, kami memoderasi komentar Anda. Komentar akan muncul setelah melewati proses moderasi. Salam!